Kisah Swara dan Ragini terus berlanjut, begitu juga dengan masalah yang terus berlanjut dan sepertinya akan lebih berat. Tetapi ingat, mau bagaimanapun kejahatan merajalela, pada akhirnya kebenaran yang akan menang.
Cerita fanfiksi buatan saya ini...
Di hari ketiga Raglaksh berada di Bali, mereka mengunjungi Desa Wisata Panglipuran. Sangat menakjubkan! Desanya sangat bersih, itulah mengapa desa ini adalah salah satu desa terbersih di Asia bahkan dunia.
Desa ini menyuguhkan kehidupan keseharian penduduk setempat dengan setting fisik lokasi desa, rumah penduduk yang cantik, dan juga integrasi wisatawan sebagai partisipasi aktif seperti kursus tari, mempelajari kebudayaan Bali tempo dulu, kepercayaan, kehidupan sosial, dan masih banyak lagi kegiatan yang bisa dilakukan di desa ini. Penataan dan atraksi desa ini sangat apik sehingga sangat tepat bagi yang ingin meninggalkan penatnya perkotaan dan menyegarkan pikiran.
"Laksh, semenjak kita di Bali kita jadi photographer mendadak ya!" Celetuk Ragini dan dia tertawa singkat. Laksh membalas, "Iya, kau benar! Aku jadi ingin berpindah profesi menjadi photographer."
Raglaksh mengambil foto pemandangan desa ini dan juga mereka foto bersama sebagai kenang-kenangan. Di sana warganya baik dan ramah, beberapa dari mereka ada yang menjual makanan dan souvenir.
Ragini tertarik dengan souvenir yang mereka jual, jadi dia membelinya. Tentu saja dia mengeluarkan uang untuk membelinya. Tetapi mereka tidak membeli makanan karena seperti biasa mereka sudah sarapan di hotel.
Setelah puas berkeliling di Desa Panglipuran, mereka memutuskan untuk berkunjung ke Desa Batubulan yang terkenal akan pusat kesenian patung dan ukiran. Tak hanya menyuguhkan cantiknya ukiran dan pahatan patung, Desa Batubulan juga selalu menjamu para tamunya dengan berbagai pertunjukkan tari khas Bali. Seperti sekarang, saat mereka tiba di sana ada pertunjukkan Tari Legong dan Barong. Sangat mengagumkan!
Setelah pertunjukkan selesai, mereka berkeliling desa. "Laksh, aku ingin membelinya!" Ujar Ragini sambil menunjuk toko dan karya seni yang dia inginkan. "Baiklah, ayo!"
Sejujurnya Ragini tidak tahan melihat galeri dan toko kesenian yang menjual karya seni maupun kerajinan di sepanjang jalan, rasanya dia ingin membeli semuanya. Karyanya pun sangat indah dan mengesankan.
Setelah membeli beberapa karya seni dan kerajinan, Raglaksh mengambil foto keadaan desa di kameranya sambil melanjutkan berkeliling desa. Tidak terasa hari semakin siang sehingga mereka memutuskan untuk makan siang di Batur Sari Kintamani dengan view gunung dan Danau Batur. Pemandangan yang sangat indah!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mereka memilih untuk makan nasi goreng, bubur ketan hitam, dan pisang goreng saus vanilla. Sebelum makan tentu saja mereka mengambil foto pemandangan di sini dan berfoto bersama. Kemudian setelah itu mereka menyantap makanannya sampai habis dengan perasaan sangat senang karena makanannya sangat lezat, apalagi nasi goreng.
"Tuan Laksh dan Nyonya Ragini, di sini, lebih tepatnya di Desa Toya Bungkah ada kolam air panas alami. Kalian bisa berendam di sana jika ingin merasakannya. " Kata tour guide itu menjelaskan.
Tetapi Ragini menolaknya dengan berkata. "Hmm maaf pak, aku sedang tidak ingin berendam di kolam air panas."
"Kenapa, Ragini? Padahal aku ingin merasakannya." Kata Laksh sedikit kecewa. "Aku lebih tertarik mengambil foto pemandangan di sini yang sangat indah, Laksh. Dan tentunya berkeliling sebentar." Kata Ragini. "Baiklah!" Ujar Laksh. Tour guide itu juga mengucapkan kata yang sama seperti Laksh, kemudian pergi meninggalkan Raglaksh.
Ragini merasa lelah karena cukup lama berkeliling untuk mengambil foto. Laksh juga merasakan seperti itu. "Laksh, tiba-tiba aku ingin kembali ke hotel. Aku merasa lelah,"
"Baiklah, ayo kita kembali ke hotel! Hmm berarti kita bisa memulainya dari siang ya?"Laksh tertawa setelah melihat reaksi Ragini yang tersipu malu.
Eng Version
On the third day Raglaksh was in Bali, they visited Panglipuran Tourism Village. Very amazing! The village is very clean, that's why this village is one of the cleanest villages in Asia and even the world.
This village presents the daily life of local residents with a physical setting of village locations, beautiful houses, and also the integration of tourists as active participation such as dance lessons, learning ancient Balinese culture, beliefs, social life, and many other activities that can be done in this village. The arrangement and attractions of this village are very neat, so it is perfect for those who want to leave urban fatigue and refresh their minds.
"Laksh, since we were in Bali we suddenly became photographers!" Ragini chirps and she laughs curtly. Laksh replied, "Yes, you're right! I wanted to change professions to become a photographer."
Raglaksh take a photo of this village view and also they take a photo together as a memento. The people are kind and friendly, some of them sell food and souvenirs.
Ragini is interested in the souvenirs they sell, so she bought it. Of course she spent money to buy it. But they didn't buy food because as usual they had breakfast at the hotel.
After being satisfied touring in Panglipuran Village, they decided to visit Batubulan Village which is famous for its center of sculpture and carving arts. Not only presenting beautiful carvings and sculptures, Batubulan Village also always entertains its guests with various Balinese dance performances. Like now, when they arrived there was a Legong and Barong dance performance. Very impressive!
After the show was over, they toured the village. "Laksh, I wanna buy it!" Ragini said while pointing at the shop and artwork she wanted. "All right, come on!"
To be honest, Ragini can't bear to see galleries and art shops selling arts and crafts along the way, it feels like she wants to buy them all. The work is also very beautiful and impressive.
After buying some arts and crafts, Raglaksh took photos of the village on they camera while continuing to tour the village. Not feel the day getting late so they decided to have lunch at Batur Sari Kintamani with a view of the mountains and Lake Batur. Very beautiful scenery!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
They chose to eat fried rice, black sticky rice porridge, and fried banana in vanilla sauce. Before eating, of course they take pictures of the scenery here and take pictures together. Then after that they ate their food to the end feeling very happy because the food was very delicious, especially fried rice.
"Mr. Laksh and Mrs. Ragini, here, more precisely in Toya Bungkah Village, there is a natural hot spring pool. You can soak there if you want to feel it," said the tour guide explaining.
But Ragini rejects it saying. "Hmm sorry sir, I'm not in the mood to soak in a hot pool."
"Why, Ragini? Even though I want to feel it." Laksh says with a little disappointed. "I'm more interested in taking photos of the scenery here which is very beautiful, Laksh. And of course around for a while." Ragini says. "OK!" Laksh said. The tour guide also said the same words as Laksh, then left Raglaksh.
Ragini is feeling tired because it's been around long enough to take photos. Laksh feels like that too. "Laksh, suddenly I wanna go back to the hotel. I feel tired,"
"Alright, let's go back to the hotel! Hmm that means we can start the game from noon?" Laksh laughed after seeing Ragini's blushing reaction.