Ind Version
Swara, Ragini, Laksh, dan Mischa sudah sampai di rumah. Sepi sekali, sepertinya yang lain ada di ruang kerja.
"Kami berdua akan menyiapkan makan siang, kau menghampiri yang lainnya di ruang kerja ya! Dan Mischa, kau bermain di kamar saja ya!" Perintah Ragini. Mereka mengangguk dan segera melakukan sesuai 'peran' yang sudah disepakati.
"Ayah!" Ujar Laksh. Semuanya menoleh ke arahnya.
"Laksh, bagaimana pemeriksaan Mischa hari ini?" Tanya Anapurna.
Laksh menjawab, "Mischa baik-baik saja, dia diperbolehkan sekolah di sekolah umum." Mereka tersenyum dan bersyukur.
Anapurna dan Sujata pergi ke kamar mereka masing-masing. Sementara Laksh, Durga Prasad, dan Ram tetap berada di ruang kerja karena ingin membicarakan sesuatu mengenai urusan kantor.
Siang ini, Swara dan Ragini membuat malai kofta dan naan untuk makan siang keluarganya. Mereka berbagi tugas, Swara membuat naan dan Ragini membuat malai kofta.
Tiba-tiba Uttara berada di dapur untuk mengambil minum. Tetapi, dia tidak mengubris keberadaan Swara dan Ragini. Swara maupun Ragini tidak mempermasalahkannya. Setelah selesai minum, Uttara kembali ke kamarnya.
"Swara, ada apa?" Tanya Ragini karena melihat Swara yang tiba-tiba kehilangan semangatnya. Swara masih terdiam.
Ragini menghampiri Swara dan memegang bahunya. "Ku harap kau dapat memaklumi Uttara. Dia hanya butuh waktu, aku yakin dia tidak bisa marah padamu terlalu lama."
"Ragini, aku bisa memaklumi Uttara. Saat ini bukan itu yang aku pikirkan. Aku tidak tahu ada apa denganku, aku merasa ada sesuatu yang tidak enak." Kata Swara cemas.
"Tidak ada yang perlu dicemaskan, Swara! Itu hanya perasaanmu saja atau kau sedang kelelahan. Sekarang lebih baik kau istirahat saja di kamar, biarkan aku yang memasak!" Ragini menenangkan Swara. Tetapi, Swara tidak ingin istirahat karena dia tidak merasa mengantuk atau kelelahan. Mereka melanjutkan membuat makanan.
Beberapa menit kemudian, makanan sudah berada di meja makan. Keluarga Maheswari segera duduk di meja makan untuk menyantap makan siang mereka.
"Ahh!"
Teriak Swara. Dia terjatuh karena tidak fokus berjalan dan makanan yang sedang dibawanya juga ikut terjatuh. Semua orang menoleh ke arah Swara, mereka terkejut.
"Swara, kau tidak papa?" Tanya Ragini cemas. Anapurna dan Sujata segera membantu Swara bangun sedangkan Ragini membersihkan makanannya Swara yang terjatuh.
"Swara, ayo duduk! Kau tidak papa, sayang? Perutmu tidak sakit, kan?" Tanya Sujata panik.
Swara menjawab, "Aku tidak papa, Ibu. Lagipula jatuhnya biasa saja dan tidak sakit, aku hanya kaget. Dan semuanya maaf aku telah membuat kalian cemas."
"Ada apa denganku? Aku merasa ada sesuatu yang tidak enak. Semoga tidak terjadi apapun." Batin Swara.
Anapurna dan Sujata membantu Swara duduk di tempatnya juga memberinya minum. Setelah Ragini selesai menaruh makanan di piring setiap keluarganya, mereka semua menyantap makan siang mereka.
Tiba-tiba seorang asisten rumah tangga keluarga Maheswari menghampiri mereka dan memberikan sebuah kotak lumayan besar yang bertuliskan alamat kediaman Maheswari. Dia mendapat kotak itu dari seorang kurir paket.
"Siapa yang memesan kotak ini?" Tanya Laksh. Semuanya menggeleng dan merasa heran.
Laksh mempersilakan Durga Prasad yang membukanya. Ternyata saat dibuka isinya adalah sebuah surat.
Durga Prasad membaca isi surat tersebut. "Nyonya Ragini Maheswari positif ha..mil."
KAMU SEDANG MEMBACA
Swaragini 2
FanfictionKisah Swara dan Ragini terus berlanjut, begitu juga dengan masalah yang terus berlanjut dan sepertinya akan lebih berat. Tetapi ingat, mau bagaimanapun kejahatan merajalela, pada akhirnya kebenaran yang akan menang. Cerita fanfiksi buatan saya ini...