Ind Version
"Janet, kau tidak mau makan?" Tanya Sukma pada putrinya. Janet menoleh sebentar kemudian kembali menatap layar ponselnya tanpa menjawab pertanyaan dari Sukma.
"Jawab ibu, Janet!" Bentak Sukma dengan nada lebih pelan karena dia takut bila terdengar oleh Sanskar.
Akhirnya Janet menjawab, "Aku tidak lapar, Ibu."
"Apa sekarang kau membenci ibumu ini, hum?" Tanya Sukma.
"Ibu, kecewa dan benci adalah dua hal yang berbeda. Aku tidak bisa membencimu, aku hanya kecewa padamu. Ibu, aku mohon saat kita sudah sampai di Kolkata kau lupakan semua rencanamu yang tidak baik itu! Aku mohon agar kau hanya akan mengerjakan pekerjaanmu sebagai tukang cuci, tidak ada maksud tidak baik." Nasihat Janet untuk ibunya dengan nada yang tidak menggurui.
Sukma terdiam sebentar. Kemudian dia membalas, "Kenapa kau masih belum mengerti Janet? Ibu melakukan ini untuk kau agar kau mendapatkan hidup yang lebih baik."
"Terima kasih ibu karena kau menginginkan yang terbaik untukku. Tapi maaf, aku ingin mendapatkan hidup yang lebih baik dengan cara yang baik. Aku tidak ingin menyakiti siapapun. Aku ikut denganmu ke Kolkata hanya agar dapat menjagamu sehingga kau tidak berulah tidak baik di sana." Kata Janet.
Sukma tertegun mendengar kalimat terakhir dari perkataan Janet barusan.
"Kau terlalu baik dan polos, Janet. Baiklah ini adalah tugas ibu untuk mempolesmu sehingga kau dapat menjadi perebut yang terampil." Kata Sukma dalam hatinya.
Janet meninggalkan Sukma yang masih diam. Dia berniat ingin pergi ke toilet kereta untuk mencuci wajahnya. Janet melewati Sanskar yang sedang tertidur di kursinya. Dia menatap Sanskar sebentar dan bergumam, "Maafkan ibuku."
Kemudian Janet melanjutkan langkah kakinya melewati gerbong kelas eksekutif dan pergi ke toilet.
Sesampainya di toilet, Janet segera mencuci wajahnya di westafel. Dia menatap pantulan dirinya di cermin sebentar.
"Tak ada yang aneh." Gumamnya.
Janet keluar dari toilet dan kembali ke tempat duduknya yang berada di sebelah Sukma.
~
Mobil yang dikendarai oleh Shekar berhenti sebentar di sebuah restoran vegetarian.
Shekar ingin sekali makan di restoran ini. Dia sudah lama tidak makan di restoran ini. Terakhir kali dia makan di sini dua tahun yang lalu. Shekar sangat menyukai makanan yang disajikan di restoran ini.
Tentu saja Sharmista dan Swara mengabulkan keinginan Shekar untuk makan di restoran vegetarian ini. Mereka segera masuk ke dalam restoran.
Shekar memilih tempat duduk nomor tujuh yang bersebelahan dengan jendela. Dia dan keluarganya duduk di sana.
Pelayan memberikan buku daftar menu di restoran tersebut. Sharmista dan Shekar segera membaca buku daftar menu itu dan tidak lama kemudian mereka sudah memutuskan apa saja yang akan mereka santap
Sementara Swara terlihat tidak terlalu minat untuk makan. Sharmista menyadarinya. Dia bertanya, "Swara, ada apa?"
Swara menoleh ke arah ibunya dan menggeleng yang memiliki arti 'tidak ada apa-apa'.
"Kau ingin makan apa?" Tanya Sharmista lagi.
"Aku tidak ingin makan sekarang." Jawab Swara dengan singkat.
Shekar berkata, "Swara, ingat kau sedang mengandung! Kau harus memperhatikan kandunganmu!"
"Baik, ayah! Maaf. Aku berjanji tidak akan seperti ini lagi." Kata Swara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Swaragini 2
FanfictionKisah Swara dan Ragini terus berlanjut, begitu juga dengan masalah yang terus berlanjut dan sepertinya akan lebih berat. Tetapi ingat, mau bagaimanapun kejahatan merajalela, pada akhirnya kebenaran yang akan menang. Cerita fanfiksi buatan saya ini...