Ind Version
"Dokter, bagaimana keadaan putriku?" Tanya Sharmista cemas.
Dokter menjawab, "Pasien mengalami shok berat dan juga stres. Jika dibiarkan terus menerus tentu tidak baik untuk dirinya dan kandungannya."
Sharmista dan Shekar saling memandang dengan tatapan cemas. Mereka tidak mungkin membiarkan Swara seperti itu terus menerus.
"Sekarang keadaan pasien semakin membaik, tetapi dia masih belum sadarkan diri. Kalian boleh masuk." Kata dokter kemudian dia pergi meninggalkan mereka.
Sharmista, Shekar, dan Ayus memasuki ruangannya Swara. Mereka menghampiri Swara yang sedang tertidur lemas dengan wajah lumayan pucat. Terdapat alat bantu pernapasan yang membantu Swara agar segera pulih.
"Shekar, aku tidak tega melihat Swara terus-terusan seperti ini." Kata Sharmista. Dia menangis.
"Ya, aku juga." Kata Shekar. Dia melanjutkan. "Sharmista, sebenarnya merencanakan sesuatu."
"Apa yang kau rencanakan? " Tanya Sharmista.
Shekar menjawab, "Banyak kenangannya dengan Sanskar di kota ini, dia tidak akan bisa melupakannya. Aku berencana ingin memindahkan Swara dari kota ini. Bagaimana menurutmu?"
Sharmista terdiam sebentar untuk mempertimbangkan rencananya Shekar. Menurutnya rencana Shekar ada benarnya juga untuk kebaikan Swara dan kandungannya.
"Aku setuju, Shekar! Setelah Swara sudah cukup pulih kita akan membawanya pergi dari kota ini. Menurutku sebaiknya kita tidak memberitahukan di mana Swara akan tinggal pada keluarga Maheswari." Kata Sharmista.
Shekar mengangguk setuju dengan Sharmista. Mereka akan memberitahu pada keluarga Maheswari kalau Swara akan pergi dari kota ini tetapi tidak akan memberitahu di mana Swara tinggal. Bahkan pada Ragini pun mereka tidak akan memberitahukannya.
Sementara itu, di kediaman Maheswari Ragini sedang menyiram tanaman di halaman depan rumah. Tiba-tiba dia teringat dengan Swara yang biasanya menyiram tanaman-tanaman ini. Ragini memutuskan untuk menelpon Swara.
"Halo Swara!"
"Halo Ragini, ini ibu!"
"Ibu? Apakah Swara lupa membawa ponselnya?"
"Tidak, Ragini. Sebenarnya Swara sedang dirawat di rumah sakit."
"Apa?!"
"Iya, itu benar. Kau dan keluargamu bisa datang ke sini bila ingin menjenguk Swara."
"Bagaimana keadaan Swara ibu? Aku dan yang lainnya pasti akan pergi ke sana menjenguk Swara."
"Dia masih belum sadarkan diri, ibu menemukan dia pingsan di kamarnya."
"Baiklah, aku dan yang lainnya akan segera pergi ke sana! Terima kasih ibu."
"Baik, Nak."Ragini memutuskan panggilan. Dia segera masuk ke dalam rumah dan memberitahukan tentang hal ini pada seluruh keluarganya. Kebetulan hari ini adalah hari libur sehingga seluruh keluarga berada di rumah.
"Ya Tuhan, semoga tidak terjadi sesuatu pada Swara!" Ujar Sujata.
Setelah beberapa menit bersiap, mereka semua segera pergi ke rumah sakit di mana Swara dirawat. Saat di dalam mobil, Ragini mendapat pesan dari Sharmista tentang keberadaan ruangan tempat Swara dirawat.
Beberapa menit kemudian, mereka semua telah tiba di rumah sakit dan segera menuju ke kamarnya Swara.
Tiba-tiba saat sebelum Uttara ingin ikut masuk ke dalam ruangannya Swara, dia mendapat panggilan dari Chirag.
"Kenapa dia menelponku?" Batin Uttara.
"Maaf, aku tidak ingin masuk. Kalian saja!" Ujar Uttara. Dia memberikan 'kode' pada Ragini berupa kedipan mata. Walaupun Ragini tidak tahu lebih jelasnya, tetapi dia mengerti bahwa Uttara punya suatu urusan mendesak. Ragini akan menanyakannya nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Swaragini 2
FanfictionKisah Swara dan Ragini terus berlanjut, begitu juga dengan masalah yang terus berlanjut dan sepertinya akan lebih berat. Tetapi ingat, mau bagaimanapun kejahatan merajalela, pada akhirnya kebenaran yang akan menang. Cerita fanfiksi buatan saya ini...