23

697 84 10
                                    

"Ayang, punya kucing yuuk"

Irene gak beri respon apa-apa. dia cuman ngelirik kebawah; dimana Seulgi sedang tiduran di sofa dengan kepalanya di pangkuan Irene. matanya melihat wajah Seulgi sebentar dan kembali menatap ke tv yg menampilkan suatu series drama. 

Seulgi mendudukan dirinya lalu menatap heran ke Irene gegara gak ngasih ucapan apa apa. bahkan bereaksi sedikit pun engga. 

"kok aku di diemin sih rene?" kata Seulgi. 

"..." 

lagi lagi Irene cuman melirik sebentar lalu fokus lagi dengan tv. merasa terabaikan (dan memang diabaikan) Seulgi melambaikan tangannya berkali kali dihadapan Irene. mengecek apakah perempuan itu sadar atau tidak. 

dan yg Irene lakukan adalah menaruh kebawah tangan Seulgi dan menautkan kedua tangan mereka. menyimpannya diatas pangkuannya Irene. kelinci itu menghembuskan nafasnya sedikit kasar dan akhirnya memberi Seulgi full attentionnya. 

"coba ulang kamu mau apaan"

Seulgi terdiam sebentar, merasa jadi ragu mau ngulang omongannya. Soalnya Irene udah pake nada serius nih. Seulgi biasanya langsung menciut kalo denger nada seriusnya. kadang karena takut, tapi kadang juga karena itu waktunya dia berlindung dibawah Irene.

walaupun Seulgi disini sebagai seme kece, keren, hot dan gagah. Kalo masalah saling menjaga mah dua duanya harus maju. 

"eum- gini loh rene, kayaknya punya kucing disini rame deh. soalnya...eu...aku...suka...kucing?" 

ucap Seulgi dengan nada yg lumayan kecil, karena Irene bener bener melihatnya dengan tatapan serius. 

"emang kamu sanggup jagain mereka? kamu sendiri jarang ada dirumah" balas Irene. jarinyanya  mengelus punggung tangan Seulgi demi membuat sang beruang gak terlalu takut sama dirinya. 

"Iya sih, tapi kayak nya lucu aja gitu liat kucing main-main disini. kayak anak kecil uwu" Seulgi pun mengeluarkan jurus eyesmile andalannya. Irene berusaha keras untuk tidak jatuh ke perangkap laknat seorang Kang Seulgi.

"Tapi kamu siap gak buat ngejaganya hm?" Irene berusaha mencari arti arti dibalik mata Seulgi. ia hanya melihat Seulgi kesayangannya sedang kebingungan. Lucu. pikir Irene dalam hatinya.

"E-engga sih..." Nada sedih yang dikeluarkan Seulgi itu terdengar dengan jelas ditelinga Irene. Dia jadi ngerasa gak enak udah ngebuat si kesayangannya sedih. ada satu sisi dari dirinya yang ingin langsung mengajak Seulgi pergi ke petshop terdekat dan mengadopsi seekor kucing. namun ada juga sisi lain dari dirinya yang tidak ingin nanti kucing yang mereka adopsi berakhir tidak bahagia karena tidak benar dirawat oleh majikannya. 

Irene pun udah ngerasa kalau mereka berdua udah saling serius dihubungan ini, dan karena itu Irene juga gamau leha-leha dengan pilihan yang akan ditentukan. soalnya akan berpengaruh besar di kehidupan mereka kedepannya.

menyadari sang beruang yang sudah masuk ke mood sedih, Irene menarik sang beruang yang didepannya ke pelukannya. posisi nya agak awkward dengan keduanya ada disofa saling berhadapan. namun Seulgi tetap luluh kepelukannya. 

setelah beberapa menit di posisi aneh itu Irene bersender kesofa, membuat dirinya tiduran disofa dan Seulgi yang menimpa dirinya. 

mereka berdua sudah tiduran diatas sofa yang dibuat untuk 5 orang. Dagu Irene dengan nyaman terletak diatas pucuk kepala Seulgi. Seulgi sendiri dengan enaknya membenamkan wajahnya di dada Irene; mendengarkan betapa menenangkan detak jantung Irene. 

"nanti ya Seul, suatu hari deh. kita bakalan punya kucing yang berlarian disini...

...bareng sama anak kita hehe"

ˢᵗᵒʳʸ ᵒᶠ ᵘˢ || SeulRene Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang