💢 Bad Boy! Choi San [1]

4.6K 454 33
                                    


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






"Lo lagi marahan ya sama San?" tanya Yeri.

Kamu menghela nafas. Rasanya muak juga lama-lama karena mendengar pertanyaan itu lagi dan lagi.

"Gue tuh emang pernah ya akur sama dia?"

Yeri manyun, "Maksud gue tuh kenapa kok dia diem-diem aja hari ini? Gak godain lo kayak biasanya."

"Tobat kali," celetukmu asal.

Tapi jujur sih, di hati paling dalam kamu juga mempertanyakan hal itu. San kenapa ya? Biasanya detik dia liat kamu dia langsung sumringah menyapa, "Hello, sunshine!" yang akan kamu balas dengan tatapan datar. Tapi hari ini lain. Tadi dia datang mepet bel masuk. Kamu jelas berpapasan dengannya karena begitu dia masuk kelas, kamu berada dekat papan tulis selesai mengisi ulang tinta spidol. Tapi dia hanya menatapmu, tanpa senyum dan sapaan seperti biasanya ia melewatimu menuju kursinya.

"Miss Ria nyuruh kita nunggu di ruang musik," teriak Jihoon yang muncul di pintu kelas dengan sahabatnya yang selalu menempel, Woojin.

Teman kelasmu sontak berdiri dari kursi masing-masing, berjalan keluar menuju ruang musik di gedung B. Bersekolah di sekolah berstandar internasional tentu membuatmu bisa merasakan berbagai fasilitas mewah. Tapi bersekolah di sini gak menjamin bahwa semua muridnya baik-baik, ini kamu bahas Choi San sih, salah satu murid yang dikenal sebagai bad boy Antariksa—nama sekolahmu, yang hobinya menggoda cewek-cewek cantik, suka nyontek, doyan telat, tidur di kelas, bolos pelajaran fisika, dan tidak memakai seragam sesuai aturan.

Memasuki ruang musik, teman-temanmu mulai bertingkah layaknya artis papan atas, menaiki panggung dan bernyanyi dengan suara tinggi. Kamu hanya menggeleng tak habis pikir.

Ruang musik yang semula berisik seketika hening ketika seseorang mulai menekan tuts piano, menghasilkan alunan merdu nan indah menggema di ruang musik.

"SAN! MAININ SATU LAGU DONG!" seru Doyeon.

"Lagu apa?"

"Lagu galau dong San. Lo hafal lagu apa?"

San terdiam sejenak, jarinya menekan asal tuts piano di depannya. Tak lama ia membenarkan posisi, duduknya menegak dengan kedua tangan siap memainkan piano.

Lima detik San memainkan lagu, semua murid bernyanyi kompak. Kamu diam lama, menatap sosok San yang dengan tenang memainkan piano. Matanya terlihat fokus pada gerak jari tangannya. Yang tanpa kamu sadari perlahan balas menatapmu. Tidak ada emosi. Raut wajahnya datar. Seiring lagu yang kini hampir selesai.

Sekarang aku pun sadari semua hanya mimpiku yang berkhayal akan bisa bersamamu..

San kini kembali fokus pada jarinya, kamu sendiri tidak mengalihkan pandang sampai Yeri menyenggol lenganmu membuatmu menoleh. Yeri menelisik raut wajahmu yang berubah, kemudian matanya melirik San yang kini menekan tuts terakhirnya.

ECSTASYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang