💋 Song Mingi : Sunday Morning

5.6K 415 20
                                    

Tadinya mau post besok pagi tapi aku selalu bangun siang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tadinya mau post besok pagi tapi aku selalu bangun siang. So.....










It's Sunday. Finally.

Setelah satu minggu penuh berkutat dengan ujian akhir, akhirnya pagi ini kamu bisa bangun di atas kasur setelah tidur nyenyak selama entah berapa jam lamanya. Bonusnya, kamu terbangun di pelukan kekasihmu.

Setelah mematikan alarm, kamu mendengar suara Mingi di belakangmu, "Jam berapa?"

"Tujuh," jawabmu singkat. Selanjutnya merasakan tangan Mingi kembali menarikmu mendekat.

"Gak mau bangun?" tanyamu, mengubah posisi hingga kini kamu menghadap ke arahnya. Mingi masih memejamkan mata, menjawab dengan gumaman malas yang tidak jelas.

"Gi aku kangen sarapan bubur deket bunderan deh," ucapmu, "pindah ke mana ya si bapak.. padahal enak banget.." lanjutmu menggumam.

Tak ada jawaban dari Mingi. Kamu menghela nafas, yakin kalau Mingi sudah kembali tidur. Tapi begitu kamu bergerak bangun, tangannya menahanmu, kakinya dengan cepat mengurungmu hingga kini tubuh kecilmu tenggelam dalam pelukannya.

"Mingii aku mau banguuun aku lapaar," rengekmu.

"Lima menit," balas Mingi serak, mengeratkan pelukannya.

Kamu mendongak sedikit, menempelkan bibirmu ke bibir Mingi selama lima detik kemudian kembali menjauh. Tak lama kekasihmu membuka mata, langsung menatap matamu. Ia menatapmu lama, "What would i do without you?"

"MASIH PAGI UDAH GOMBAL AJA," serumu lalu dengan paksa keluar dari pelukannya.

"NGERUSAK BANGET SIH LAGI ROMANTIS!"

"GELI TAU!"

Sedetik kemudian Mingi tertawa, "Sama sih," balasnya, meregangkan badannya.

Kamu yang sudah berdiri kini meraih jedai lalu menjepit rambutmu. Mingi memperhatikanmu dengan senyum lebar khasnya. Kamu yang gemas jadi kembali naik ke atas kasur, mengecup bibir kekasihmu lalu kembali turun.

"Apa tuh? Bonus ya?" tanya Mingi, "Mood kamu bagus banget hari ini. Masih pagi aku udah dapet cium dua kali."

"Bawel. Ayo sikat gigi," ucapmu seraya masuk ke kamar mandi. Mingi segera bangkit, mengikutimu masuk.

Selagi kamu dan Mingi menggosok gigi, kalian menatap cermin, tiba-tiba saja merasa gemas melihat pantulan diri di cermin. Tubuh tingginya menjulang di sebelahmu yang hanya 1 cm lebih tinggi dari pundaknya.

Selesai menggosok gigi, kalian membereskan tempat tidur dan membuka jendela. Mingi ke ruang tengah, menyalakan tv dan membuka gorden dan pintu balkon, sedangkan kamu ke dapur untuk membuat sarapan. Tak ada apapun selain sereal di apartemen Mingi.

"Mingiiii," teriakmu. Mingi muncul dengan remote tv di tangannya.

"Kenapa serealnya ada di atas?" tanyamu, menunjuk bungkus sereal yang ada di rak makanan paling atas.

Mingi tertawa, "Kenapa repot nanya? Kan bisa langsung minta tolong ambilin."

Kamu manyun, "Ambilin."

Mingi mendekat. Kamu kira Mingi akan mengambil sereal itu. Tapi yang ia lakukan adalah mengangkat tubuhmu hingga kini bisa meraih sereal itu sendiri. Kamu sempat memekik kaget sebelum akhirnya dengan cepat mengambil bungkus sereal dan Mingi kembali menurunkanmu.

"Yeay bisa ambil sendiri," seru Mingi membuatmu memukul lengannya. Mingi tertawa. Mendengar tawa itu, kamu tidak bisa untuk tidak ikut tertawa.

Kamu mendongak menatapnya, kemudian mengulurkan tangan, "Gi deketan ada bulu mata jatoh."

Mingi menundukkan tubuhnya hingga kamu bisa melihat wajahnya lebih dekat. Setelah mengambil bulu mata tadi, kamu kembali mencuri ciuman darinya.

Kamu sudah ingin menjauh, tapi kali ini sepertinya Mingi tidak akan membiarkan itu. Tangannya menaruh remote ke atas meja, mendorong tengkukmu, mengecup bibirmu berkali-kali. Tangannya yang lain merebut bungkus sereal dari tanganmu, menaruhnya ke atas meja.

"Gi!" jeritmu tertahan ketika Mingi mengangkatmu, kakimu dengan refleks melingkari tubuhnya. Bibirnya kini menginvasi bibirmu sepenuhnya.

Kini kamu duduk di atas meja dapur, dengan kaki dan tangan masih melingkar di tubuh Mingi. Mingi sendiri kini sedikit leluasa karena tidak harus menunduk untuk mencium bibirmu.

Cukup lama adegan itu berlangsung hingga akhirnya ciuman itu berakhir dengan kecupan kecupan lucu di sudut bibir, hidung, dan pipimu. Mingi menjauhkan wajah, menatap wajahmu yang sudah memerah.

"Abis sarapan mau ngapain?" tanya Mingi.

"Mandi."

"Ngapain mandi? Kita lanjutin yang barusan aja. Aku mau cium kamu sepanjang hari."

"Mingiii nanti bibirku bengkak lagi!" omelmu, "Abis sarapan kita mandi. Abis itu beli bahan makanan! Aku gak mau ya tiap nginep di sini selalu sarapan sereal!"

Mingi tertawa, "I'm sorry, princess. I'll make it up to you."

***


Happy saturday night.


   

ECSTASYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang