🌹Yoonbin as Your Husband

9.9K 616 119
                                    

Empat tahun lalu, saat gue duduk di bangku kelas XI, gue sama sekali gak pernah kepikiran buat menikah sama cowok pindahan yang masuk kelas di hari pertama sekolah waktu itu. Kenapa? Karena cowok itu gak membawa first impression yang baik ke gue. Mukanya galak, gak murah senyum, dan tidak tahu terima kasih.

Namanya Ha Yoonbin. Cowok itu tiba-tiba aja mencegat jalan gue yang sedang terburu-buru menuju kelas.

"Ruang guru sebelah mana?"

Gue mencak-mencak, lalu dengan mata memicing menatapnya dari atas sampe bawah, sadar gue gak pernah liat ni orang di sekolah ini.

"Heh gue nanya. Ruang guru sebelah mana?"

Gue berdecak, "Itu di gedung utama. Lobby belok kanan."

"Ok." Jawabnya singkat lalu pergi gitu aja. Gue melongo karena ditinggalin gitu aja, apalagi tanpa ucapan terima kasih karena gue udah bantu dia.

Gue udah anggap itu sebagai angin lalu. Eh nyatanya si angin malah balik lagi. Dia masuk ke kelas yang sama kayak gue. Duduk di belakang gue. Ganggu hari-hari gue. Lalu dengan mudahnya, ngambil hati gue.

"Sayang aku berangkat."

Gue segera tersadar dari lamunan gue. Buru-buru mengecilkan api lalu menghampiri suami gue di ruang tengah.

"Bin kamu belum makan," ucap gue memperhatikan dia memakai kaus kaki dan sepatunya.

"Gapapa. Aku udah hampir telat."

Gue menghela nafas, "Maaf ya."

"Gapapa sayang, salahku tadi malem gak bilang hari ini ada kuliah pengganti." Jawabnya sembari berdiri menggendong tasnya.

"Aku berangkat. Kamu hati-hati nanti berangkat kuliahnya."

Gue mengangguk, mencium tangannya yang dibalas kecupan bibirnya di kening dan bibir gue. Selepas itu kami sama-sama tersenyum.

"Bye.."

"Hati-hatii."

"Oke."

Begitu Yoonbin keluar dari apartemen kami, gue kembali ke dapur, memeriksa masakan gue sembari masih tersenyum lebar.

Ya.. siapa yang menyangka kalau kini gue yang berumur 19 tahun sudah bersuami. Dan suami gue adalah cowok dingin dan nyebelin yang dulu suka gue sumpahin jadi malin kundang bernama Ha Yoonbin.

🌹🌹🌹

Selain gak pernah kepikiran buat nikahin Yoonbin, gue juga gak pernah kepikiran buat nikah di umur semuda ini. Gue dulu bermimpi buat nikah setelah gue lulus S2, dapet suami yang lebih tua, mapan, ganteng, berwibawa, sopan, pintar, duh pokoknya keren deh.

Nyatanya? Gue malah nikah di tahun kedua gue kuliah, dapet suami yang seumuran, walau tetep aja kriteria yang lain terpenuhi. Yoonbin ganteng, sopan, pintar, berwibawa (dalam waktu waktu tertentu), dan dia mapan. Maksud gue, ya dia udah berpenghasilan cukup makanya orang tua gue mau nerima lamaran dia setahun lalu.

Saat itu semuanya serba dadakan. Gue juga gak ngerti kenapa Yoonbin tiba-tiba aja ngelamar gue. Kami memang udah pacaran, tapi saat itu baru menginjak dua bulan sebelum akhirnya resmi jadi suami istri.

Gila sih. Sampe sekarang masih gak kepikir kok bisa ya... gue... sama Yoonbin.... nikah?

Membuyarkan lamunan gue, lift berhenti di lantai tiga, terlihat gerombolan cowok matematika, adik tingkat gue. Walau gue kenal mereka siapa aja, tetep aja rasanya gak akan nyaman kalo harus satu lift sama mereka sedangkan gue cewek sendiri.

ECSTASYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang