"mana kuncinya?" mark mengadahkan tangannya dihadapan haechan, sedang kan orang yang didepannya ini lagi keringet dingin.
Antara mules sama lupa naroh kunci,
"tanya ke anak-anak coba" mark melirik sinis ke arah haechan tapi tetep dilakuin,Jam nya itu 1 siang bray.
Mark bener-bener natap haechan kemusuhan sekarang, kayak bisa bunuh haechan kapan aja. Haechan ngasih kunci nya ragu-ragu,Sedangkan yang di tatap keringet dingin, bukan takut tapi mules. Lagian mark kalo marah gaada serem-seremnya, jatohnya jadi memeable .
"chan, ada bakso" mark menunjuk belakang haechan, emang dasarnya bodoh dia ngikutin arah tunjuk mark.
Brak!
"bye malika" ujar mark dari dalam sana, haechan sebenernya mau ngumpat tapi ntar dia gabisa masuk,
"WOY BANG ELAH, TEGA AMAT SIH LO"
Haechan ngecek hp nya yang terdengar notifikasi, terus oknumnya langsung dimaki-maki sama dia
Ceklek
Mata haechan berbinar sewaktu mark buka pintu tapi..
"nih uang nya, chenle tadi juga nitip kan? Sekalian aja. Sisa nya beliin pentol mas heechul, pedes, gausah pake puyuh"
Mark kembali menutup pintu, haechan langsung spechless
"ga sekalian gue bawa kekeyi ha?"
Sedangkan jeno yang bilang nya ke rumah hyunjin sama jaemin ternyata disini,
2 orang yang berada di cafe yang lumayan sepi itu sedari tadi tidak ada yang membuka percakapan.
Cuma diem, sampai hampir 30 menit, pada bergelut dengan pikiran masing-masing.
"jeno"
"yeon"Kedua orang itu terkekeh canggung setelah gak sengaja nyebut nama barengan,
Ya jeno dan siyeon lah, siapa lagi?
"aku serius minta maaf, kemarin itu khilaf. Aku capek habis basket—"
"iya jen, gapapa. Aku yang salah"
"ngga yeon, aku yang salah"
"tapi aku lebih salah jen"
"lah? Orang aku yang salah"
"yaudah, kita berdua salah" akhirnya siyeon mengakhiri perdebatan kecil itu, suka ngapa sih mereka?
"kamu gaada apa-apa kan sama ryujin? Eh iya kan? Namanya ryujin kan?" jeno mengangguk,
"gaada apa-apa sayang" ujar jeno lalu menunjukkan eyesmile andalannya,
"najis jen" emang siyeon gabisa denger kalimat yang kayak gitu, agak cringe katanya.
"yaudah, baikan ya?" siyeon mengangguk senang yang membuat jeno mengusak rambutnya,
Kasian jen, mbak-mbak diujung sana iri ngelihat kalian..
"habis ini mau kemana?" tanya jeno menggandeng siyeon keluar, siyeon terlihat berfikir sejenak.
"mau ke toko buku? Buku tulisku habis" jeno mengangguk.
Setelah sekitar 10 menit di perjalanan, mereka langsung ke toko buku untuk membeli barang keperluan.
Mata jeno menangkap sesuatu yang gak asing di loby toko buku,
Ada yiren sama chenle,
"liatin apa jen?" tanya siyeon mencoba mengikuti arah pandang nya, "itu seangkatan kita ya? Siapa namanya?" tanya jeno
"lah kamu gatau? Itu yiren, katanya mah ratu sekolah, ratu bully iya" lirih siyeon pada akhir kalimatnya, karena terlalu fokus jeno gak dengerin apa yang diucapin siyeon.
"yeon yeon, liat itu" jeno menunjuk ke suatu arah, "mana?" jeno mengarahkan kepala siyeon ke arah nya tadi,
Yang pertama kali ia lihat adalah ekspresi adik kesayangan nya yang kelihatan sedih,
"wah gue harus samperin chenle jen" amarah siyeon berkobar, namun dengan sigap jeno menahannya "itu urusan merek, biar mereka yang nyelesaiin"
Baru siyeon mau buka suara udah di potong jeno "biarin mereka tumbuh dan ngerti arti perasaan , yeon"
[🌼]
KAMU SEDANG MEMBACA
DNYL - Nctᵈʳᵉᵃᵐ
Fanfiction[ DISCONTINUE ] ❝buat apa badboy kalo ujung-ujungnya sadboy?❞ Rank : #2 in dnyl [24.07.20] #1 in dnyl [17.09.20] #3 in renhua [30.09.20] #1 in renhua [03.10.20] #3 in heejin [18.10.20] #1 in chaeryoung [24.10.20] #5 in Siyeon [18.04.21] ©cancerkim 1...