Chapter 1

2K 97 23
                                    


25 juni 2012



"Anda akan mulai bersekolah besok, semua perlengkapan yang anda butuhkan telah disiapkan. Saya harap anda mengerti dengan keputusan ini"

Ucapan seorang pria bersetelan formal itu kembali memenuhi pikirannya, entah mengapa hanya untuk menyampaikan sebuah informasi yang Camora rasa tidak begitu penting hingga ayahnya sampai mengutus ajudannya sendiri untuk menyampaikan informasi itu. Tidak, lebih tepatnya perintah itu kepada Camora.

Padahal sebelumnya setiap perintah yang ingin disampaikan sang ayah kepadanya hanya melalui Marie-Kepala pelayan di rumah ini yang telah menemaninya beberapa tahun silam.

Mengapa ayahnya tiba-tiba bersikap seperti ini hingga repot-repot mengutus sang ajudan yang Camora yakini memiliki banyak tugas yang lebih penting.

Camora tentu saja merasa bingung, setelah selama ini kedua orang tuanya tak pernah sekalipun berniat untuk bertemu sang putri. Meletakannya jauh dari jangkauan mereka, seakan Camora adalah sesuatu yang seharusnya tidak ada.

Tapi Camora telah terbiasa, bersama dengan Marie dan juga para pelayan serta bodyguard setidaknya ia tidak merasa sendiri disini. Tempat dimana ia dirawat begitu baik, seluruh kebutuhannya terpenuhi disini. Dokter yang setiap seminggu sekali datang untuk memeriksanya serta guru private yang mengajar Camora satu kali dalam seminggu.

Gadis yang tak pernah menampakkan senyumnya pada siapapun itu hanya selalu berdiam diri di kamar atau di perpustakaan rumahnya. Itulah aktivitasnya sehari-hari, tidur-makan-membaca buku dan begitu seterusnya.

Dia merasa walaupun dirumah ini hanya ia seorang, tapi ia tak bisa bebas melakukan apapun, kamera pengawas memenuhi setiap sudut rumah ini. Dan tentu Camora tau bahwa semua itu untuk mengawasi setiap pergerakannya.



~




"Nona, waktunya makan malam."

Suara Marie menyela Camora dari lamunannya. Saat ini ia berada di perpustakaan untuk membaca seperti biasanya. Tak sadar ia jadi melamunkan beberapa hal yang selalu terkecamuk dalam pikirannya dan tak fokus pada buku yang ia baca.

Mengangguk akan respon terhadap perkataan Marie, wanita kepala tiga itu mengerti lalu beranjak pergi.

Setelah merapikan buku yang telah ia baca, Camora berjalan keluar dari perpustakaan dan menuju ruang makan yang terletak di lantai bawah. Rumah ini cukup besar dan memiliki tiga lantai.

Setelah sampai di meja makan, Camora menatap berbagai makanan yang terletak di atas meja. Begitu banyak makanan yang dihidangkan tapi semuanya berbahan dasar sayur, dan Camora benci akan hal itu. Ia benci sayur namun setiap hari yang disajikan untuknya hanyalah makanan itu. Tentu Camora hanya bisa menerima, karena dia ditakdirkan sebagai seorang yang akan selalu dikendalikan seumur hidupnya.

Sembari memakan makanannya, Camora melihat Marie yang tengah meyiapkan vitamin yang tak pernah luput Camora konsumsi. Rasanya pahit, dan Camora juga benci akan hal itu. 

ANATHEMA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang