_Sabtu, 8 November 2020Duduklah di tempatmu dengan tenang dan biarkan aku menceritakan sebuah kisah klasik yang boleh kau percaya, boleh juga tidak.
Di luar rumah gelap berarsitektur kastel ini, rumor menyebar. Mereka bilang, di dalam sini ada monster pembunuh berwujud penyihir dengan kuku hitam meruncing dan mata merah. Dengar-dengar, rumornya juga menyebutkan bahwa si penyihir bajingan itu selalu membawa pisau bergerigi tiap hendak menyapa siapapun yang mampir ke halaman kastelnya. Kabar itu lambat laun menjadi sebuah mitos, cerita, dan momok mengerikan bagi siapapun yang terjebak di bawah hujan kala langit memasuki bulan November.
Aku heran, mengapa penyihir selalu dianggap penjahat, perusak, dan pembohong, sementara peri dianggap berhati malaikat. Kupikir pengertian itu hanya doktrin, tapi ya… barangkali bisa jadi benar.
Ah, kau cerdas, Teman. Nyatanya sepanjang hidup aku hanya tinggal di balik dinding kastel yang minim sinar matahari, pengap, dan lembab. Aku bahkan nyaris tak mengenal siapapun selain ayahku yang hobi mengobrak-abrik mimpi dan menyuruhku membunuh orang-orang. Ini sangat tidak adil. Ia yang punya ide membunuh, tapi aku yang dicap sebagai penyihir brengsek dan menjadi cerita mengerikan yang ditakuti orang-orang, sekaligus menjadi mimpi buruk bagi bocah-bocah yang mendengar kisah bohong ini. Ya, itu aku. Aku “penyihir bajingan” yang sayangnya tak memiliki kuku hitam meruncing, pun mataku tidak merah. Mereka cokelat.
Aku masih ingat kala itu pernah tanpa sengaja mendapati sobekan surat kabar yang terserak lesu dekat perapian. Cuplikan tajuk itu kira-kira berbicara tentang kematian sepasang saudara kembar di dasar tebing tak jauh dari sini. Aku hanya menertawakan asumsi-asumsi bodoh yang bermunculan seperti dikaitkannya tragedi itu dengan kastel ini dan penghuninya, si penyihir, penguasa kisah mitos di pegunungan yang sepi. Mereka bilang, aku yang membunuh si kembar—aku yang tak pernah pergi ke mana-mana hanya untuk sekadar menyapa orang di luar kastel.
Sejak itu, aku merasa hal-hal yang dibicarakan ayah di dalam mimpi ada benarnya. Barangkali, jika aku tak ingin mendapat fitnah, aku harus benar-benar melakukan pembunuhan. Dengan demikian, yang mereka perbincangkan bukan lagi omong kosong.
Lalu, aku akan mulai membunuh.
Ah, ya. Kupikir penyihir sialan ini harus menceritakan satu kisah lain lagi padamu, Teman. Ini tentang kisah miring keturunan nenek moyangku yang nyaris semuanya berakhir dipasung di dalam kastel. Gila. Menurut kisah yang mereka tuturkan, keluarga kami adalah keluarga terkutuk yang akan mulai menjadi gila ketika usia memasuki 30 tahun. Agak konyol memang, tapi yang membuat ini makin menarik dan mendebarkan sebagai mitos yang dikonsumsi masyarakat adalah bahwa keluarga kami aristokrat. Haha. Keluarga bangsawan yang punya penyakit gila, lalu berubah menjadi pemuja setan. Ya, padahal bertemu orang di luar kastel pun nyaris aku tak pernah. Dunia sekeras itu. Dunia… semampu itu membuat pertunjukan sirkus.
Kemudian, di sinilah cerita bohongku dimulai.
Hujan disertai badai dan mendung murung tengah menyapa keheningan malam ini. Jika prediksiku benar, maka akan ada orang yang dengan terpaksa mampir ke halaman kastel karena terjebak cuaca ekstrem dan tak bisa pergi dari daerah sini. Mereka akan bermalam di sini, mau tak mau, daripada mati kedinginan di luar. Pasti. Tunggu saja. Mari kita hitung mulai angka satu hingga tujuh puluh tujuh.
Sebentar kunyalakan perapian agar hangat, lalu kubawa kaki dian pergi menuruni tangga dan masuk ke kamar untuk mengambil selimut serta pendulum. Tak lama setelah kudapatkan mereka, aku kembali duduk di kursi goyang dekat perapian, istirahat dengan tenang sambil mengayunkan pendulum dan tersenyum menghitung. Dua puluh enam… dua puluh tujuh… aku terkekeh sebentar… dua puluh delapan, dua puluh Sembilan, tiga puluh… ah, tiga puluh, usia kutukan keturunan aristokrat haha. Setelahnya, seduhan kopi tawar panas tampak begitu menggoda. Tiga puluh satu dalam hati kusambung dengan seruput panjang kopi yang mengebul hebat. Lidahku terbakar. Oh, ya, maaf lupa memperkenalkan diri. Aku Alpha.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2019] 'THE LAST' SERIES 🔜
Fanfiction(Sebagian Part Sudah Dihapus Untuk Kepentingan Penerbitan) Vol. 15 The Last Christmas Greeting berkisah tentang Shin, seorang pemuda yang tidak mempercayai keberadaan Sinterklas. Ia memiliki pengalaman misterius sejak umur 10 tahun. Pengalaman itu t...