Il Soo memutuskan panggilan telepon dengan Woo Shik baru saja. Ia lalu terkekeh beberapa kali sebelum terdiam lama dalam kamar yang sengaja dibuatnya gelap. Tangannya sibuk menggeser layar handphone untuk melihat barisan komentar yang berjajar rapi tapi tak mengenakkan hati. Ingin rasanya Il Soo menertawai semua hal buruk yang mereka tuliskan, tapi hatinya tak pernah rela. Barangkali manusia sedang bosan mengikuti skenario dari Tuhan sehingga mereka memilih skenarionya sendiri, dengan atau tanpa menyakiti orang lain. Yang pasti, tulisannya kali ini tak sebercanda itu. Siapa bilang Han Kang adalah representasi dirinya? Rumor lucu dari mana itu? Sekali lagi, Il Soo ingin menertawakan apa pun yang bisa ia tertawakan. Pikirnya, penulis mana yang akan terang-terangan menulis pengalamannya sendiri tanpa bumbu fiksi?"Ahh, jinjja. Yang benar saja... mereka ini ahahaha..." Terkekeh, ia kemudian mengingat insiden satu bulan lalu—ketika dirinya kali pertama resmi merilis kisah webtoon Paralel miliknya.
"Kalian harus tahu. Pengalaman penulis bukan satu-satunya sumber untuk dijadikan sebuah karya. Mereka melakukan banyak hal, mengamati banyak objek, dan mempertanyakan berbagai kemungkinan. Lalu kalian dengan mudah mengatakan bahwa tokoh itu adalah aku? Ah, kalian terlalu mendramatisasi atau terlampau..." Il Soo menggantung gumamannya. Sekali lagi ia memantau potongan-potongan cerita yang beberapa waktu lalu ia publikasikan.
Han Kang menggambar banyak hal dan membisikkan cerita pada gambar-gambarnya yang hampa, katanya, "Orang-orang dari dunia paralel yang itu sudah mulai menggunakan tubuh-tubuh manusia yang ditinggalkan roh pemiliknya. Mereka bertingkah seolah-olah mereka adalah si pemilik, kemudian orang lain akan kabur setelah mengetahui ada mayat yang hidup kembali hihihi." Ia kemudian mencari cara untuk mulai berkomunikasi empat mata dengan manusia-manusia dari dunia paralel yang dilihatnya.
"Mayat yang kembali hidup... mereka itu mengerikan." Il Soo mengusap wajah dengan kedua telapak tangannya. Ia kemudian mengunci pintu dan jendela rapat-rapat. Dirinya menolak mendengar suara keributan tanpa pelaku. Il Soo enggan melibatkan diri dalam sebuah kisah tak masuk akal yang dialami orang lain.
"Tidak... tidak... mereka belum akan kabur. Mereka belum tahu kebenarannya. Mereka hanya belum tahu apa yang terjadi. Karena itulah mereka menghujat ceritaku di sana. Belum..." Il Soo menjauhi handphone yang baru saja dilemparkannya ke kolong tempat tidur. Ia menutup telinganya rapat-rapat ketika didengarnya suara-suara muncul—suara-suara minta tolong, suara-suara tangisan.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.(Ditulis versi sedikit berbeda. Selengkapnya dalam Kumpulan Cerpen "Penghuni Kastel dan Para Tamu")
* S e l e s a i *
Note:
Huah, akhirnya kelar juga part 2 dari volume 9 ini gaes :')
Gimana? Gimana?
Wkwkwkwk menemukan apa udahan?
😂😂
Sampai jumpa di volume selanjutnya ya. See you.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2019] 'THE LAST' SERIES 🔜
Fanfic(Sebagian Part Sudah Dihapus Untuk Kepentingan Penerbitan) Vol. 15 The Last Christmas Greeting berkisah tentang Shin, seorang pemuda yang tidak mempercayai keberadaan Sinterklas. Ia memiliki pengalaman misterius sejak umur 10 tahun. Pengalaman itu t...