VOL. 8 THE LAST MEMORY (Part 2)

80 14 7
                                    

Kau tahu hal apa yang paling kusesalkan ketika kudapati diriku masih hidup hingga detik ini? Ya, ini tak lain dan tak bukan karena seluruh jiwa dan ragaku hidup untuk memenuhi ambisi kedua orang tua. Aku dibesarkan seolah 'waktu itu' tak pernah tersemat dalam sejarah hidupku. Eomma dan appa selalu mengatakan agar aku bangkit dan kuat. Ingatanku diisi dengan seluruh hal positif yang bisa kami lakukan dan lalui hingga diriku sempat melupakan kenangan 'yang itu'. Sempat melupakan. Tapi perasaanku tak pernah selogis akal. Ada jejak yang tertinggal dalam lubuk hati terdalam—yang selalu ditimbun acapkali hendak mencuat ke permukaan—yang disebut sebagai 'luka'.

Dua hari setelah kejadian itu, eomma dan appa membawaku pergi jauh dari kota dan membesarkanku di luar Seoul. Mereka memutus semua kontak dengan kerabat, bahkan teman-teman, untuk kemudian memulai hidup baru. Namun, kenangan terakhirku di usia itu takkan pernah terbaharui. Takkan pernah.

"Dokter Lee? Gwaenchana? Lee Chang Woo Seonsaeng?" Aku mendengar suaranya: suara wanita yang kapan hari menjadi pembicara di sebuah seminar di rumah sakit. Setelah sekian puluh menit berlalu, akhirnya aku bisa bernapas lega. Tapi sungguh, aku tak ingin membuka mata.

"Tenanglah, takkan ada yang akan menyakitimu. Kau bisa membuka mata," katanya. Membuka mata? Untuk melihat wajahnya? Aku tak sudi. Maaf.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
(Ditulis versi sedikit berbeda. Selengkapnya dalam Kumpulan Cerpen "Penghuni Kastel dan Para Tamu")











Note:
Part yg cukup pendek (menurutku) akhirnya terpublikasikan hewhewhew selamat membaca :) sampai jumpa di volume selanjutnya. Maaf apabila ada penulisan yg kurang berkenan di hati klean 💞 author masih pemanasan untuk tancap gas pergi ke rumah oppa #eh #gadeng 😊🤗

[2019] 'THE LAST' SERIES 🔜Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang