Sebuah Fakta (2)

172 13 4
                                    

"Mau kemana kita sekarang?" tanya Nayeon.

Perjalanan dari apartemen Nayeon ke sebuah tempat yang ingin di tuju sepertinya jauh dari apartemen Nayeon, sejak daritadi belum sampai ke tempat tujuan.

Nayeon dan Chanyeol sangat bingung mereka mau dibawa kemana oleh Jimin dan Taehyung, sejak berangkat tadi Jimin dan Taehyung tak banyaj berbicara seperti biasanya.

Hal aneh terjadi pada Jimin, yang biasanya jahil dan cerewet menjadi diam membisu, berbicara pun seadanya saja.

Taehyung pun sama, yang biasanya bobrok dan bawel menjadi dingin dan jarang bicara, bahkan senyum kotak nya tak terlihat di wajah Taehyung.

"Kok pertanyaan gue gak dijawab?"

Hening lagi, tak ada yang menjawab. Jimin dan Taehyung tetap fokus ke depan, menoleh saja tidak sama sekali.

Geram, Nayeon kesal dengan Jimin dan Taehyung yang berubah menjadi pendiam dan dingin seperti ini.

"Kalian kenapa sih? Kasih tau gue, mau kemana? Jangan bilang kalian gak ada tujuan?!"

Ocehan Nayeon tak digubris oleh Jimin dan Taehyung, mereka tetap diam membisu. Chanyeol merasa aneh dengan perubahan sikap Jimin dan Taehyung, Ia yakin mereka sedang dalam masalah.

"Kok lo berdua gak jawab? Gak punya mulut?"

Tetap tidak digubris.

"Turunin gue! Gue mau pulang! Gue gak mau ikut kalian! TURUNIN GUEEEEE!"

"Bisa diem gak?! Lo bawel banget sih! Bisa duduk diem dan ikutin aja mau kemana?!" Taehyung membentak.

Hati Nayeon berasa ditusuk oleh pisau yang tajam, terkejut mendengar nada bentak dari Taehyung. Sekarang, rasanya ingin menangis saja.

"Yeon, mending lo diem. Gak usah ngomong apa-apa," ucap Jimin dengan nada ketus.

Tertohok mendengar nada ketus dari Jimin, jarang sekali Jimin berbicara dengan nada ketus kepada Nayeon.

Nayeon memilih diam dan menatap keluar jendela, Chanyeol yang melihat raut wajah sedih Nayeon mengelus rambutnya secara lembut agar menenangkan hatinya.

Cepat-cepat menghapus air mata di pipi, agar tak dibilang cengeng oleh orang lain. Nayeon berusaha keras menahan tangisan nya, ia tak mau terlihat cengeng sekarang.

***

Sampai ditempat tujuan, Nayeon melihat sekeliling tak mengenal tempat ini dan tentu saja jauh dari apartemen yang ia tempati.

Tersadar, ia dibawa ke rumah sakit yang mewah dan harganya pun sangat mahal. Ini adalah rumah sakit khusus untuk orang-orang yang berada, tempatnya bagus dan bersih.

Nayeon dan Chanyeol bingung, mengapa mereka dibawa ke rumah sakit? Siapa yang sakit? Ada apa?

"Kenapa gue sama Nayeon dibawa kesini? Siapa yang sakit?" tanya Chanyeol.

Tak digubris oleh Jimin dan Taehyung, mereka tetap diam.

"Ikutin gue sama Tae," ucap Jimin lalu turun dari mobil, begitu juga dengan Taehyung.

Lalu disusul oleh Nayeon dan Chanyeol yang ikut turun dari mobil. Suasana nya sepi dan sunyi, jarang orang-orang lewat mungkin karna rumah sakit ini mewah dan hanya untuk kelas atas saja yang mampu membayar.

Jimin dan Taehyung mulai berjalan, diikuti oleh Nayeon dan Chanyeol. Menaiki lift menuju lantai sepuluh dan tentu saja itu kamar VVIP yang disewa hanya untuk kalangan atas.

"Yeol, kita mau dibawa kemana? Gue takut," bisik Nayeon.

"Ssstt, lo tenang aja, ada gue disini. Gue juga udah ancang-ancang kalau ada bahaya," bisik Chanyeol membalas ucapan Nayeon.

"Gue takutnya itu bukan Jimin ataupun Taehyung, mereka beda banget. Gak kayak biasanya," bisik Nayeon lagi.

"Gue rasa lagi ada masalah di Bangtan makannya mereka jadi pendiem," balas Chanyeol berbisik.

Pintu lift terbuka, Jimin dan Taehyung kembali berjalan dan di belakang diikuti oleh Nayeon dan Chanyeol.

Menggenggam tangan nya Chanyeol dengan erat, Nayeon sampai keringat dingin karena ketakutan.

Jimin dan Taehyung berhenti di satu ruangan, Nayeon dan Chanyeol juga ikut berhenti. Jimin hanya memandangi jendela kecil dari pintu ruangan itu, Nayeon dan Chanyeol bingung apa yang sedang di lihat Jimin.

"Ini ... Ruang inap siapa?" tanya Nayeon hati-hati.

Helaan nafas terdengar dari arah Jimin, ia membalikkan badannya dan menatap Nayeon. Raut wajahnya berubah menjadi sedih, tak seperti tadi yang datar nan ketus.

"Lo bisa lihat sendiri," balas Jimin.

Nayeon mulai melangkah dan melihat ke jendela, ada seseorang terbaring di brankar rumah sakit. Banyak alat-alat yang menempel ditubuh nya, alat infus, juga alat bantu untuk bernafas.

"Siapa yang disana? Kenapa ... Banyak alat?" tanya Nayeon.

Tak ada yang menjawab, Jimin hanya menunduk dan Taehyung memalingkan wajahnya.

Nayeon semakin bingung, mengapa tak ada yang menjawab pertanyaan nya. Ia menoleh ke Chanyeol dan Chanyeol menggeleng tak tahu.

"Kenapa lo berdua diem? Gue tanya, siapa yang ada didalam itu?" tanya Nayeon sekali lagi.

Sama seperti tadi, tetap tidak ada yang menjawab. Yang ada hanyalah keheningan.

"Lo berdua kenapa sih? Gua tanya gak dijawab!"

Jimin mendongak, ada bekas air mata di matanya. Tercetak jelas raut wajah sedih dari wajah Jimin, ia tak bisa menahan tangisannya.

"Lo ... Kenapa nangis?" tanya Nayeon bingung.

"Setelah gue kasih tau, lo gak boleh nangis. Okey?"

Nayeon menggeleng, "Kasih tau gue, siapa dia?!"

Jimin memeluk Nayeon. Terkejut dengan pelukan dari Jimin, Nayeon merasa heran dengan Jimin. Apa yang terjadi? Terlalu banyak basa basi.

"Yang ada didalam itu ... Ju-jungkook."

Deg! Tubuh Nayeon merasa lemas seketika, jantungnya seolah berhenti berdetak, air matanya mengalir begitu saja.

"Lo bercanda? Gak lucu bercandaan lo!"

"Gue gak bercanda, gue serius."

Menghapus jejak air matanya, Nayeon menarik nafas dalam untuk menenangkan fikirannya.

"Gimana bisa Jungkook begitu? Apa yang terjadi? Jelasin sama gue! Kenapa Jungkook bisa sampai kayak gitu?!"

"Ikut keruangan gue sama Bangtan yang lain," ucap Jimin lalu menggandeng Nayeon menuju ke ruangan.

***

Maaf ga bisa buat yang sedih, baru belajar😭🙏🏻

Next?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 09, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Find Love In Me -NakookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang