Hai! Jangan lupa vote ya!
Selamat Membaca!📍📍📍
"Nanti malem keluar yuk!" ajak Stela kepada kedua sahabatnya. Kini mereka sedang berjalan menuju kantin karena jam istirahat sudah berbunyi tiga menit yang lalu.
"Gaskeun!" jawab Grizel. Sedangkan Khansa masih terlihat berpikir.
"Nanti malem gue diajak ayah pengajian di masjid, gimana dong?" Khansa meminta pertimbangan kepada kedua gadis disampingnya.
"Yaelah bokap lo masih jadi ustad?" tanya Stela yang mendapat anggukan polos dari Khansa.
"Kita keluar maleman aja. Ke club." usul Grizel.
"Nah iya tuh. Sekalian ngerayain kedatangan lo ke Jakarta, Stel." timpal Khansa penuh semangat. Beginilah Khansa, polos-polos menghanyutkan. Bisa alim, bisa nakal juga. Seimbang katanya.
"Oke deh siap!" jawab Stela.
Di pintu masuk kantin, Stela, Grizel dan Khansa berpapasan dengan Austin yang juga baru saja akan masuk bersama ketiga temannya. Stela langsung bergelayut manja di lengan kanan Austin, membuat laki-laki tampan itu menghembuskan nafasnya pelan. Adiknya ini semakin dewasa malah semakin ada-ada saja tingkah anehnya.
Pandangan seluruh penghuni kantin langsung beralih pada Stela, gadis asing yang dengan santainya memeluk lengan kekar Austin, sang ketua gang sekaligus mostwanted di SMA Elang. Apalagi sudah menjadi rahasia umum jika Austin memiliki pacar yang juga tak kalah famous di sekolahan mereka.
Namun bukan Stela namanya jika tidak bertingkah aneh. Gadis itu seolah tidak peduli dengan tatapan semua orang yang ada disana, ia malah semakin menempelkan tubuhnya pada Austin bahkan Stela sampai ikut duduk disamping abangnya yang sudah terlihat risih itu. Kedua temannya, Grizel dan Khansa, memisahkan diri memilih bangku kosong berjarak dua meja di depannya. Sedangkan teman-teman Austin, mereka ikut duduk bersama Stela. Ada salah satu teman Austin yang membuat Stela mengerutkan keningnya, ia merasa sangat familiar dengan wajah laki-laki itu.
"Lo pernah ketemu gue ya?" tanya Stela sambil menunjuk laki-laki itu.
"Tadi malem gue nolongin lo." jawabnya.
"Ohh.. Iya iya! Lo yang maen tinju kemaren kan?" tanya Stela lagi.
"Anjir maen tinju katanya!" sahut Zion sambil terkekeh pelan.
"Pantes aja tadi pagi pas liat lo gue ngerasa gak asing. Ternyata lo cewek yang digangguin Gavin anjing semalem!" lanjut Zion setelah ingat dengan Stela.
"Jadi tugas kemanusiaan lo semalem tuh nolongin Stela?" tanya Austin yang mendapat anggukan dari Felix.
"Makasih mas bro!" ucap Austin sambil menepuk bahu Felix singkat.
Tak lama kemudian empat mangkuk bakso beserta minuman es teh manisnya sudah tersaji di meja mereka. Kapan memesannya? Nggak usah pesan. Penjual dikantin tuh udah hafal sama jadwal makanan Austin dan teman-temannya. Jadi gak usah pesan langsung siap.
"Lah buat gue mana?" protes Stela saat ia tidak mendapat bagian. Gak tau malu banget kan? Emang.
"Yaelah pesen sendiri sono! Lagian lo ngapain dah duduk disini, mending sama temen-temen lo tuh!" suruh Austin sambil menunjuk meja yang dihuni Grizel dan Khansa. Kedua gadis itu terlihat sangat tenang menikmati mie ayam di hadapan mereka.
"Lo ngusir gue?!" sembur Stela yang membuat Austin tersedak baksonya.
"Kawus koe!" gumam Stela lalu beranjak dari duduknya menghampiri Grizel dan Khansa.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dangerous Boyfriend
Teen FictionPercaya takdir? Bagaimana jika takdirmu berada di antara orang-orang yang berbahaya? Tiba-tiba mendapat teror dan gangguan dari orang tidak dikenal? Kamu yang tidak mengetahui apa-apa malah menjadi korban. Namun dari situ kamu bertemu dengan seseora...