Hai! Jangan lupa vote ya!
Selamat Membaca!📍📍📍
Stela lagi-lagi mendapat pesan dari nomor asing yang terus menerornya itu. Dia memang tidak memberi tahu siapapun tentang ini, karna Stela sendiri tidak yakin kalo orang dibalik nomor ini benar-benar mengancamnya, ia merasa tidak pernah berbuat masalah dengan siapapun.
+6289007147xxx
Kita akan segera bertemu, cantik
+6289007147xxx
Lo harus terima pembalasan dendam gue
+6289007147xxx
MATI STELA!
Stela melemparkan ponselnya ke atas meja setelah membaca pesan terakhir dari nomor itu. Teman-temannya yang tengah asik berbincang langsung menoleh ke arahnya. Menatap Stela aneh, padahal tadi gadis itu cerewet, kok sekarang kayak orang ketakutan. Saat ini menang mereka sedang berada di apartemen Austin.
"Lo kenapa?" tanya Zelin namun Stela tetap diam dengan pandangan kosong.
"Stel!" panggil Khansa. Dia dan Grizel memang diajak untuk ikut ke apart Austin.
"Stela!" panggil Theo sambil mengayunkan telapak tangannya didepan wajah Stela, namun tetap tidak memecah lamunan gadis itu.
"Stela!" kali ini Felix yang duduk disampingnya. Cowok itu menggoyangkan bahu kiri Stela dengan kencang hingga beberapa detik kemudian gadis itu tersadar dari lamunannya.
"Ta-takut," lirih Stela.
"Takut kenapa anjir?" tanya Zion.
"Takut, gue takut," lirih Stela lagi.
"Ya takut apa, Stela?" tanya Grizel.
Stela tidak menjawab tapi menunjuk ponselnya yang tergeletak di atas meja. Austin langsung mengambilnya, membaca deretan pesan masuk dari nomor asing yang tidak tersimpan di kontak adiknya itu.
"Ini siapa?" tanya Austin yang dijawab gelengan kepala Stela. Mereka semua yang ada disana pun bergantian membaca isi pesan itu.
"Sejak kapan lo di teror?" tanya Felix.
"Sejak gue mulai sekolah di Elang." jawab Stela.
"Wah nggak beres nih. Ya kali orang iseng sampe ngancem gini." celetuk Edwind.
"Lo pernah buat masalah ya?" tanya Daniel.
"Enggak, bang. Gue gak pernah cari masalah sama orang." elak Stela. Ya memang, ia tidak pernah cari masalah sama orang. Jangankan di Jakarta, di Jogja saja tidak pernah.
"Lo inget-inget deh, pernah ada masalah sama orang nggak?" tanya Agatha.
Stela diam, merenung, mengingat-ingat apa dia pernah punya salah yang fatal sama orang lain.
"Enggak pernah, kak." jawab Stela lagi.
"Terus, kenapa ini orang ngancem lo?" tanya Theo.
"Ya mana Stela tau! Oon banget sih Thejo!" sahut Saori.
"Theo bukan Thejo! Dasar Saori saus tiram!" balas Theo.
"Udah jangan ribut! Sekalinya ketemu ribut mulu lo pada, gue jodohin nyaho kalian." ujar Daniel.
Mereka pun kembali diam. Memikirkan kemungkinan-kemungkinan siapa orang dibalik nomor yang meneror Stela.
"Apa mungkin itu Gavin?" celetuk Edwind.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dangerous Boyfriend
Fiksi RemajaPercaya takdir? Bagaimana jika takdirmu berada di antara orang-orang yang berbahaya? Tiba-tiba mendapat teror dan gangguan dari orang tidak dikenal? Kamu yang tidak mengetahui apa-apa malah menjadi korban. Namun dari situ kamu bertemu dengan seseora...