Hai! Jangan lupa vote ya!
Selamat Membaca!📍📍📍
Jam menunjukkan pukul empat pagi lebih dua puluh menit, seperti biasa Felix sudah terbangun dan sedang duduk di sofa yang ada di balkon kamarnya sambil menunggu adzan subuh. Kedua tangan cowok itu mengenggam secangkir kopi yang mulai terasa dingin. Kedua matanya menatap kosong kedepan sambil memikirkan sesuatu.
Stela. Ya, gadis itu rasanya sangat hobi mendatangi pikirannya, membuat Felix bingung sendiri dengan apa yang terjadi pada dirinya. Baru kali ini dia terganggu oleh kedatangan seorang gadis. Tiba-tiba perkataan bundanya semalam terlintas,
"Felix, sini duduk bunda mau tanya." tutur Tisa memanggil anaknya yang baru saja akan naik ke lantai dua.
"Apa, bun?" tanya Felix setelah mendudukkan diri disamping bundanya.
Tisa mengalihkan pandangannya dari televisi lalu memutar tubuhnya menghadap Felix.
"Kamu suka sama Stela, ya?" tanyanya.
"Uhukk.. uhukk.. bun-bunda apaan sih?" tanya Felix yang tiba-tiba tersedak liurnya sendiri.
"Bunda tau, sayang. Tatapan kamu ke Stela tuh beda. Apalagi tadi kamu kentara banget kalau khawatir sama dia." papar Tisa.
Felix mengusap tengkuknya, "Enggak, bun. Kita cuma temen kok." jelas Felix.
"Bunda ini bunda kamu, Felix. Gak bisa kamu bohongin, mau ngelak seperti apapun, bunda tau kalau perasaan kamu ke Stela gak biasa."
"Mmmm, sebenernya Felix juga bingung bun sama perasaan Felix sendiri." jujur Felix.
Tisa tersenyum, "Kamu udah besar, Lix. Cepat atau lambat kamu pasti bisa ngerti gimana perasaan kamu. Bunda cuma mau pesen, kalau kamu emang sayang sama Stela, jaga dia jangan kamu sakitin apalagi kamu rusak. Bunda selalu dukung keputusan kamu dan doain yang terbaik buat kamu, Lix." pesan Tisa.
Felix mengangguk, tersenyum hangat lalu memeluk sang bunda.
Lamunan Felix buyar ketika adzan subuh berkumandang. Laki-laki itu mengusap wajahnya lalu segera bangkit untuk mengambil air wudhu dan pergi ke masjid yang ada didekat rumahnya.
📍📍📍
"Mas!" panggil Stela ketika melihat Felix berjalan di depannya. Orang-orang yang berada di koridor pun mengalihkan perhatian kepada Stela dan Felix sekilas.
"Apa?" tanya Felix ketika Stela sudah berada dihadapannya.
Stela menyerahkan paper bag yang berada ditangan kanannya, "Ini."
"Apaan nih?" tanya Felix lalu menerima paper bag itu.
"Baju lo kemarin yang gue pinjem. Makasih ya, mas!" jawab Stela. Keduanya pun berjalan beriringan menuju kelas.
"Sama-sama, lain kali lo jangan gitu lagi." pesan cowok itu.
"Iya."
"Lo gak bareng Austin?" tanya Felix menolehkan kepalanya sedikit menunduk untuk melihat Stela yang tingginya hanya sebatas bahu Felix.
"Bareng, tapi dia masih di parkiran nunggu kak Agatha." jawab Stela sedangkan Felix hanya menganggukkan kepalanya.
Felix pun berpamitan terlebih dahulu karena sudah sampai di depan kelasnya. Sedangkan Stela masih melanjutkan langkah menuju kelasnya yang berjarak dua kelas lagi dari sana. Bel masuk pun langsung berbunyi bersamaan saat Stela duduk di bangkunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dangerous Boyfriend
Teen FictionPercaya takdir? Bagaimana jika takdirmu berada di antara orang-orang yang berbahaya? Tiba-tiba mendapat teror dan gangguan dari orang tidak dikenal? Kamu yang tidak mengetahui apa-apa malah menjadi korban. Namun dari situ kamu bertemu dengan seseora...