Hai! Jangan lupa vote ya!
Selamat Membaca!📍📍📍
Hari senin, dimana semua orang kembali melakukan rutinitasnya. Berkerja, sekolah, kuliah, dan masih banyak lagi. Begitu juga dengan Stela, gadis itu baru saja turun dari motor abangnya. Seperti biasa, dirinya menjadi sorotan saat berjalan menuju di koridor bersama Austin. Padahal semua orang sudah tahu kalau mereka kakak adik, tapi masih ada juga yang tidak suka dengan Stela.
Stela memasuki kelas disambut teriakan teman-temannya yang berebut menyalin tugas. Kedua sahabatnya, Grizel dan Khansa pun sedang sibuk menulis di buku mereka. Stela duduk di bangkunya lalu mengeluarkan buku tulis gado-gadonya. Gimana gak gado-gado? Buku yang di bawa ke sekolah tuh cuma satu, jadi semua mata pelajaran ditulis disana.
"Gue ngikut nulis, Zel, Sa!" ujarnya membuat kedua sahabatnya langsung memutar badan mereka lalu menulis di meja Stela.
"Banyak banget dah!" gerutu Grizel yang tangannya sudah mati rasa.
"Berapa lembar?" tanya Stela yang sudah mendapat dua baris kalimat.
"Lima, Stel." jawab Khansa.
"Jancok, kriting tenan tanganku!" gumamnya dengan bahasa jawa.
Sedang asik- eh gak asik. Sedang sebal-sebalnya menyalin tugas, bel masuk pun berbunyi membuat mereka semua menghentikan aktifitas masing-masing. Beruntung jam pelajaran tugas itu setelah istirahat pertama. Jadi masih ada waktulah. Khansa dan Grizel meletakkan buku mereka ke dalam laci dengan asal lalu memakai topi OSIS untuk mengikuti upacara.
"Yok, Stel!" ajak Khansa kepada Stela yang baru saja menemukan topinya didalam laci.
Seluruh siswa siswi, guru dan karyawan SMA Elang sudah berkumpul di lapangan untuk mengikuti upacara bendera. Stela, Grizel dan Khansa berdiri di barisan terakhir siswi kelasnya. Dibelakangnya sudah barisan siswa laki-laki yang tidak bisa diam. Karena berada dipinggir, samping kanan Stela adalah barisan kelas Felix, bahkan cowok itu berdiri tepat disampingnya.
"Panas ya, mas?" tanya Stela membuat Felix menoleh kearahnya.
"ck, lo lagi, lo lagi." decak cowok itu lalu kembali menghadap depan.
"Harusnya lo tuh bersyukur ketemu terus sama orang secantik gue!" ujar Stela percaya diri.
"Diem, Stel." desis Felix. Stela itu aneh menurutnya, udah percaya dirinya over, bego iya, cerewet lagi.
"Nanti kalo gue pingsan, gendong ya, mas. Biar kaya di novel-novel." tutur Stela.
"Udah, Stel. Jangan berisik, nanti ditarik guru kedisiplinan tau rasa lo!" ujar Khansa menasehati.
Stela pun diam, ngeri juga kalo dia ditarik guru kedisiplinan yang kumisnya tebal kek bedak chili-chili an itu. Upacara pun dimulai, Stela kaget pas lihat Zion jadi pemimpin upacara.
"Lah itu beneran Zion?" gumamnya.
"Dia anak paskib, lol." sahut Felix. Ternyata cowok itu bisa mendengarnya.
"Lah orang sekocak Zion jadi anak paskib? Gue kira gak bisa serius tuh bocah." tutur Stela.
Upacara berjalan dengan lancar, khidmat dan tanpa hambatan. Semua siswa siswi pun kembali masuk ke kelas masing-masing. Begitu juga dengan Stela dan kedua sahabatnya. Tak lama, seorang guru memasuki kelas mereka dan memulai pelajaran.
📍📍📍
Setelah sekitar delapan jam belajar, akhirnya bel pulang sekolah pun berbunyi. Siswa siswi SMA Elang berhamburan keluar kelas dan memadati parkiran. Stela duduk di depan kelas sembari memainkan ponsel. Kedua sahabatnya sudah pulang duluan, namun dia masih duduk santai menunggu sekolah sepi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dangerous Boyfriend
Teen FictionPercaya takdir? Bagaimana jika takdirmu berada di antara orang-orang yang berbahaya? Tiba-tiba mendapat teror dan gangguan dari orang tidak dikenal? Kamu yang tidak mengetahui apa-apa malah menjadi korban. Namun dari situ kamu bertemu dengan seseora...