Hai! Jangan lupa vote ya!
Selamat Membaca!📍📍📍
Gadis berkuncir kuda itu kembali menundukkan kepalanya yang terasa semakin pusing. Padahal sebelum berangkat sekolah tadi, dirinya sudah meminum obat pereda sakit kepala, namun bukannya berkurang, nyeri di kepalanya malah semakin bertambah.
Stela, gadis itu kini menyembunyikan wajah pada lipatan tangannya di atas meja sambil memejamkan matanya. Ingin rasanya izin ke UKS, namun Stela terlalu malas untuk berjalan. Guru perempuan di depan kelas yang sedari tadi menjelaskan pelajaran dengan suara lantang semakin menambah denyutan di kepalanya.
"STELA!" panggil guru itu setengah berteriak ketika mendapati Stela yang tidur dijam pelajarannya.
Yang dipanggil sontak kaget dan langsung mendongak menegakkan duduknya. Melebarkan kelopak mata lalu meringis ketika melihat raut wajah tidak bersahabat dari guru perempuan di depan kelasnya.
Nampaknya keberuntungan sedang berpihak kepada Stela, karena sebelum guru perempuan itu kembali membuka suara membahananya, ber istirahat pertama berbunyi dengan nyaring di seluruh penjuru sekolah. Guru perempuan itupun hanya memberi tatapan tajamnya pada Stela lalu mengucapkan salam dan keluar dari kelas.
Stela membuang nafasnya lega dan kembali menidurkan kepalanya diatas meja. Namun belum sampai tiga detik gadis itu memejamkan mata, suara cempreng Khansa sudah menyapa telinganya.
"Stel, ayo kantin. Jangan tidur terus!" rengek anak pak ustad itu sambil terus menggoyangkan lengan Stela.
"Gue pusing, Sa." lirih Stela tanpa mengubah posisinya.
Grizel mengerutkan keningnya heran, Stela itu jarang sakit, kok ini malah ngeluh pusing.
"Tumben, Stel. Mau kita anter ke UKS?" tanya Grizel.
Stela menggeleng lalu menegakkan tubuhnya kembali, "Ayo ke kantin." ucapnya setelah berdiri.
"Beneran?" tanya Khansa yang mendapat anggukan mantap dari Stela.
Ketiga gadis itupun berjalan beriringan menuju kantin yang mungkin sudah berubah menjadi lautan manusia kelaparan. Beruntung mereka sudah mempunyai tempat duduk permanen bersama Austin dkk, jadi tidak perlu rebutan tempat dengan siswa lain.
"Eneng Stela akhirnya dateng juga." goda Damian setelah Stela mendudukan bokongnya di kursi sebelah Felix.
"Apasi, ngab." balas Stela dengan senyum malu-malu anjingnya.
"Lo sakit?" tanya Felix.
"Iya, Stel? Kok rada pucet gitu muka lo." tambah Agatha.
Stela menggeleng dan menunjukkan senyumnya, "Engga kok. Cuma pusing aja, tapi ini udah mendingan." bohongnya. Karena bukannya mendingan, kepalanya malah semakin berat.
"Mbok, minuman Stela ganti teh anget aja." pinta Felix kepada penjual bakso yang baru saja mengantarkan pesanan mereka.
"Kok diganti sih?" kesal Stela tak terima.
"Lo lagi sakit gitu mau minum es?" tanya Felix yang langsung mendapat siulan menggoda dari Damian dan Zion.
"Aduh mas Felix perhatian banget sih." goda Austin.
"Bacot!" cibir Felix lalu melanjutkan makannya.
📍📍📍
Kedua remaja berlawanan jenis itu sedang berada didalam satu mobil. Felix, laki-laki itu fokus mengendarai mobilnya menuju rumah gadis yang sedang tertidur di sampingnya. Saat pelajaran tadi, Stela merasa mual dan langsung pergi ke toilet ditemani Grizel. Setelah mengeluarkan isi perutnya, gadis berwajah pucat itu pun akhirnya terbaring lemas di UKS atas paksaan Grizel.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dangerous Boyfriend
Teen FictionPercaya takdir? Bagaimana jika takdirmu berada di antara orang-orang yang berbahaya? Tiba-tiba mendapat teror dan gangguan dari orang tidak dikenal? Kamu yang tidak mengetahui apa-apa malah menjadi korban. Namun dari situ kamu bertemu dengan seseora...