Hai! Jangan lupa vote ya!
Selamat Membaca!📍📍📍
Stela berjalan menyusuri koridor bersama Austin dan Agatha. Seperti biasa, mereka lagi-lagi menjadi pusat sorotan seluruh siswa siswi yang sedang berada disana.
Hari ini adalah hari senin, hari dimana semua orang memulai aktivitasnya seperti biasa. Tadi pagi, Austin dan Stela berangkat menggunakan mobil lalu menuju kerumah Agatha untuk menjemput gadis itu, jadilah sekarang mereka bertiga, mengobrol ringan dan sesekali tertawa saat berjalan menuju kelas.
"WOY!" teriak seseorang dari belakang yang cukup membuat ketiganya terkejut.
"Anjir ngagetin aja lo!" kesal Austin dengan mengangkat kepalan tangannya.
Orang itu hanya tertawa lalu mereka berjalan bersama menuju kelas yang sempat tertunda.
"Kemana aja lo kemarin, Dam?" tanya Agatha. Orang tadi adalah Damian yang semenjak hari sabtu tidak ada kabar, padahal mereka berniat mengajak Damian ikut ke Dufan.
"Sibuk gue, kek gak tau aja lo." jawab Damian santai.
"Halah lo sibuk apa? Sibuk ngejamet?" tanya Austin dengan sedikit candaan.
"Kagaklah!" balas Damian disertai tangan kanannya menampar lengan Austin membuat cowok itu meringis.
"Duluan ya semua!" pamit Stela lalu berjalan menuju kelas, meninggalkan ketiga kakak kelasnya di dekat tangga.
Gadis itu langsung memasuki kelas yang pagi ini terlihat aneh. Tidak ada ribut-ribut untuk menyalin tugas, semua yang sudah datang hanya duduk santai di bangku masing-masing sambil memainkan ponsel atau berbincang dengan teman yang lain.
"Tumben sepi?" tanya Stela pada Khansa yang sedang memainkan game salon di ponsel.
"Apanya yang sepi, Stel?" tanya Khansa balik.
"Kelasnya lah!" jawab Stela dengan nada sedikit kesal.
"Lah ini rame, Stel. Udah banyak orang yang dateng." balas Khansa sambil menghitung teman sekelas yang sudah datang.
"Anjirlah bodoamat!" kesal Stela lalu duduk dibangkunya.
Gadis itu memasukkan tangannya kedalam laci meja untuk mencari topi OSIS yang akan dipakai upacara nanti. Setelah ketemu, Stela pun sibuk memainkan ponselnya sembari menunggu bel masuk berbunyi.
"Stel, kok Grizel tumben belum dateng ya?" tanya Khansa sambil membalikkan badan menghadap Stela.
"Iya juga ya? Bentar lagi mungkin." jawab Stela seadanya.
Tepat satu menit sebelum bel berbunyi, Grizel memasuki kelas dengan wajah kesalnya. Gadis itu mengambil topi didalam tas lalu membanting tasnya di bangku dengan kasar.
"Lah kenapa lo?" tanya Stela menatap Grizel heran.
"Motor abang gojek tadi bocor ditengah jalan, terus ketemu dah sama si syaiton. Dia nawarin nebeng, ya gue terpaksa iyain daripada telat. Gue kira dia langsung kesekolah njir, ternyata malah kewarung soto dulu buat sarapan." jelas Grizel dengan berapi-api.
Stela tertawa, "Yailah gapapa kali. Lagian kan lo gak telat." ujarnya.
"Gak telat satu menit!" kesal Grizel.
"Panggilan kesayangan lo buat Zion 'syaiton' ya, Zel?" tanya Khansa.
Memang Grizel itu sering sekali memanggil Zion dengan panggilan 'Syaiton'. Selain kekesalan Grizel kepada Zion yang sering menjahilinya, itu juga dikarenakan nama panjang Zion, yaitu Zion Chayton.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dangerous Boyfriend
Teen FictionPercaya takdir? Bagaimana jika takdirmu berada di antara orang-orang yang berbahaya? Tiba-tiba mendapat teror dan gangguan dari orang tidak dikenal? Kamu yang tidak mengetahui apa-apa malah menjadi korban. Namun dari situ kamu bertemu dengan seseora...