Hai! Jangan lupa vote ya!
Selamat Membaca!📍📍📍
Malam ini, anak Dangerous berkumpul di markas untuk menyambut kepulangan salah seorang anggotanya yang baru saja kembali dari rumah sakit. Damian, nama laki-laki itu. Dia duduk disamping Austin sambil mengobrol ringan dengan teman-temannya yang lain. Laki-laki itu vakum dari kegiatan Dangerous maupun sekolah selama dua bulan lebih, disebabkan kepalanya yang dipukul balok kayu oleh musuh saat tawuran terluka cukup parah, dia harus dirawat dan menjalani pemulihan.
"Untung masih idup lo." ujar Austin.
"Nah betul! Kalo lo mati gue malakin duit siapa lagi coba?" sahut Edwind. Cowok ini memang mata duitan, suka malak adik kelas. Bahkan teman-temannya pun ikut menjadi korban dengan dalih traktiran.
"Duit mulu otak lo!" ejek Damian lalu memoles kepala Edwind dengan kepalan tangannya. Damian, Edwind, Theo, Austin, dan Daniel itu seumuran. Sedangkan Zion seumuran sama Felix.
Damian bersekolah di SMA Elang, kelas dua belas satu kelas dengan Austin. Dia juga termasuk jajaran mostwanted sekaligus masuk sepuluh besar siswa terpintar seangkatannya.
"Lo masih inget pelajaran gak?" tanya Daniel.
"Inget! Pelajarannya bu Salsa doang tapi." jawab Damian. Bu Salsa itu guru seni budaya yang umurnya masih muda, mungkin sekitar dua puluh lima tahunan. Guru favorit yang sering di goda murid laki-laki karena cantik dan body goals katanya.
"Salsa mulu otak lu, dia udah mau nikah juga!" ujar Zion.
"Damian kan suka yang tua-tua." balas Theo.
"Apalagi janda." sambung Felix yang mengundang gelak tawa seluruh anggota Dangerous lain.
"Lo kalo ngomong suka bener, Lix." sahut salah satu di antara mereka.
Obrolan semakin seru seiring malam yang juga semakin larut. Pukul satu dini hari mereka memutuskan untuk membubarkan diri. Tau batasan juga ya, masih inget sekolah walaupun gak niat.
📍📍📍
Istirahat pertama saat ini seperti biasa di pojok kantin selalu ramai dengan obrolan para cogan dan cecan SMA Elang. Apalagi ditambah kedatangan Damian yang masih menjadi perbincangan hangat para siswa siswi disana.
"Stel, btw telapak tangan lo cocok deh," cetus Damian.
"Cocok buat apa kak?" tanya Stela sembari melihat telapak tangannya bolak-balik.
"Cocok buat gue genggam." jawab Damian yang langsung membuat keadaan riuh seketika.
"Sa ae lo kerak telor!" celetuk Zion.
"Wah, fix ini mah. Kepala lo masih belum bener." tutur Agatha.
Mereka tertawa mendengar ucapan Zion dan Agatha. Kecuali Felix, dia malah risih sekaligus geli sendiri mendengar ucapan Damian.
"Muka biasa aja, Lix. Gausah di tekuk gitu." lontar Daniel.
"Yaelah, cembokur lo?" tanya Austin.
Merasa akan menjadi bahan tertawaan temannya, Felix membuang nafas kasar. Siapa juga yang cemburu? Emang dia suka Stela? Enggak. Cuma risih aja.
"Apaan dah." balasnya malas.
"Halah ngeles mulu si ubur-ubur!" sindir Zelin.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dangerous Boyfriend
Teen FictionPercaya takdir? Bagaimana jika takdirmu berada di antara orang-orang yang berbahaya? Tiba-tiba mendapat teror dan gangguan dari orang tidak dikenal? Kamu yang tidak mengetahui apa-apa malah menjadi korban. Namun dari situ kamu bertemu dengan seseora...