Hai! Jangan lupa vote ya!
Selamat Membaca!📍📍📍
Kring!
Pyarrr!
Tak sampai tiga detik, jam weker malang itu bernasib mengenaskan di atas lantai. Jam weker ketiga yang rusak dalam kurun waktu kurang dari satu bulan ini. Pemiliknya yang masih terbungkus selimut tebal dan berkelana di alam mimpi itu tersenyum lalu mengeratkan pelukannya pada guling.
Tok! tok! tok!
"STELA!!! BANGUN KAMU!" teriak wanita paruh baya dari luar kamar.
"Opo to, mak?!" jawab Stela dengan setengah sadar.
Ketukan pintu yang semakin keras membuat sang putri tidur menggeram kesal. Dari luar, mamanya segera membuka pintu kamar dan bersiap mengeluarkan teriakan membahananya. Namun belum sempat membuka suara, sang mama terlebih dahulu disambut oleh bantal yang mendarat tepat di depan wajahnya.
"AURISTELAAAAA!!" teriak mamanya, Susan Arini, dengan geram. Kelakuan anaknya yang satu ini benar-benar membuatnya pusing sepuluh keliling.
"Ya ampun mama, berisik banget deh!" Stela terduduk diatas kasur sembari mengucek kedua matanya.
"Ngatain mama berisik kamu?! Ini udah jam 6, kamu tuh masuk ke sekolah baru hari ini." omel sang mama.
"Iya, ini Stela siap-siap!" jawab Stela.
"Awas kamu kalau jam setengah tujuh belum siap juga, mama potong uang jajan kamu!" ancam Susan lalu berjalan keluar kamar.
Stela langsung beranjak dari kasur. Merapikan sprei dan selimut, lalu berlari masuk ke kamar mandi yang berada di kamarnya. Lima belas menit kemudian, ia sudah selesai melakukan ritual paginya. Berjalan menuju lemari dan berganti pakaian dengan seragam putih abu-abu. Menyisir rambut lalu memoles wajahnya dengan bedak dan lipbalm. Memasukkan satu buku tulis kosong dan satu bolpoin ke dalam tas, memakai kaos kaki putih serta sepatu hitamnya. Setelah dirasa siap, ia turun dari lantai dua dan berjalan menuju dapur untuk sarapan.
"Sugeng enjang papa mamaku sayang!" sapa Stela kepada papa dan mamanya yang sudah berada disana.
"Pagi anak papa yang cantik!" jawab sang papa, Surya Ballard, sambil mengecup kening Stela.
"Kamu cepetan sarapan. Nanti diantar papa ke sekolah." ucap mamanya.
"Stela satu sekolah sama abang kan, pa, ma?" tanya Stela sambil mengoleskan selai coklat pada roti tawarnya.
"Iya. Abang belum tau kalau kita sudah di Jakarta. Biarin aja dia kaget ketemu kamu." jawab Surya.
Sebelumnya, Stela dan keluarga sempat pindah ke Yogyakarta, tinggal disana bersama nenek dan kakeknya selama kurang lebih tiga tahun. Abangnya yang kepala batu itu, tetap tinggal di Jakarta sendiri menempati apartemennya. Sekarang karena sang kakek memberi tanggungjawab perusahaan cabang Jakarta pada Surya, maka mereka kembali ke Jakarta tanpa memberi tahu anak pertama Surya dan Susan sekaligus abang dari Stela.
Setelah sarapan, Stela dan papanya langsung berangkat menuju SMA Elang, yang akan menjadi sekolah baru Stela. Katanya sekolahan itu termasuk sekolah elite di Jakarta. Murid-muridnya tergolong anak dari orang terpandang. Namun Stela tidak peduli dengan hal itu. Menurutnya semua sekolah sama saja.
"Nanti kalau sudah ketemu abang, kabarin papa ya." pesan Surya sebelum Stela turun dari mobil.
"Iya, pa. Stela masuk dulu. Assalamualaikum!" pamit Stela sambil mencium tangan papanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dangerous Boyfriend
Novela JuvenilPercaya takdir? Bagaimana jika takdirmu berada di antara orang-orang yang berbahaya? Tiba-tiba mendapat teror dan gangguan dari orang tidak dikenal? Kamu yang tidak mengetahui apa-apa malah menjadi korban. Namun dari situ kamu bertemu dengan seseora...