20

1.6K 69 0
                                    

Aslan Pov

Rasa penasaranku membuat aku tidak tenang, aku selalu curiga pada Dela akhir-akhir ini. Wanita ini seperti merancanakan sesuatu dariku. Hal itulah yang melandasiku hingga berada di tempat ini, tempat yang membuatku bisa mendengar percakapan ke tiga dari orang di depanku.

Aku mengerutkan keningku saat mendengar ucapan Dela,  Ya Tuhan! apa yang ia katakan. Jari-jariku mengepal kuat mencoba menahan agar tidak menghampiri mereka.

Deg.

Anakku akan di serahkan pada Syila!? yang benar saja. Apa yang terjadi dengan Dela, aku tidak tahan dan segera menghampiri. Saat kakiku akan mendekat Dela telah berdiri. Aku tertengun, mengikuti Dela atau tetap mendengar percakapan mereka? ku putuskan mengikuti Dela. Ada yang tidak beres dengan wanita ini.

Tepat saat berada di samping jalan, aku melihat Dela membekap mulut serta hidungnya. Keningku semakin berketut saat melihat ia goyah. Tiba-tiba adrenalinku terpacu saat melihat tubuh wanita itu ambruk dan akan menghantam jalan, refleksku lebih cepat di banding otakku.

Aku berlari dengan cepat merengkuh tubuh Dela sebelum badanya menghantam jalan. Rasa panik menguasaiku saat melihat hidung wanita ini mengeluarkan darah. Dengan cepat kubopong Dela dan mencari taxsi.

Seluruh tubuhku bergetar serta degub jantungku meningkat drastis. Apa yang terjadi? aku menatap wajah wanita yang selama ini telah bersamaku. Bulu mata panjangnya, hidung mungil, bibir, dan wajah ovalnya sangat pas melekat pada karakternya yang lembut.

Dela, wanita  baik yang menolongku saat aku terpuruk ini  harus menanggung beban atas kesalahanku selama ini. Wanita yang berada di pangkuanku ini seharusnya tidak mendapat takdir seperti ini, jika saja pada saat itu aku tidak menjadi lelaki brengsek.  malam itu mungkin Dela tidak akan menanggung beban begitu berat.

Ku tatap lagi wajahnya, tanganku terulur menyentuh setiap inci wajah wanita yang telah menjadi istriku ini, wanita yang tidak pernah aku sentuh lagi selain di depan Syila. Wanita yang selalu mengikuti semua perintahku tanpa membantah dan wanita bodoh yang jatuh cinta pada lelaki brengsek sepertiku.

Hatiku sakit saat melihat ia yang tak berdaya seperti ini. Tidak, aku tidak pernah mencintai Dela hal itu yang membuatku merasa semakin bersalah atas apa yang telah ia korbankan padaku. Mengapa takdir begitu kejam? Mengapa wanita baik ini tidak pernah bisa mengambil hatiku dari Syila?mengapa!?

Dengan gemetar aku meraih hpku dan menghubungi wanita yang tadi berbicara dengan Dela, wanita yang menjadi korbanku, wanita yang aku cinta sekaligus membencinya, wanita istri pertamaku, Syila.

----NMT-----

Malam Pengantinku Di Madu (NOVEL INI SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang