21

1.5K 69 0
                                    

Syila Pov.

Aku dan Kings berlari tergesa menuju ruang rawat Dela, aku tidak tau apa yang terjadi dengan wanita itu, tetapi firasatku semakin memburuk.

"Syila, berhenti berlari. Kau akan membuatku mati!"

Pekikan Kings tidak berhasil meghentikanku. Aku menolak menoleh pada lelaki itu. Dengan panik aku terus berlari. Aku yakin wajahku seperti wanita gila sekarang.

Dari jauh aku melihat Aslan berdiri di depan ruangan ICU, dengan cepat kuarahkan kaki menghampirinya.
Setelah cukup dekat, aku berusaha menormalkan degub jantungku yang menggila.

"Aslan, bagai mana Dela?"

Pertanyaanku memgalihkan fokus lelaki yang sebelumnya memperhatikan ruangan di depanya. Aslan tidak langsung menjawab pertanyaanku, netranya terus melihatku dengan intens. Netranya terus berpendar pada perutku, hal itu membuatku tidak nyaman.

"Ya Tuhan! sudah aku peringatkan berhenti berlari Syila!"

Aku sedikit terkejut atas bentakan Kings, tetapi bersyukur karena ia berhasil mengalihkan netra Aslan yang sedari tadi berpendar padaku.

"Aku belum tau."

Gumaman Aslan berhasil membuatku tertegun, belum pernah aku melihatnya seperti ini. Lelaki arogan yang selalu marah ini berubah menjadi Aslan dua tahun yang lalu, bahkan Aslan inilah yang aku temui 2 tahun lalu.

Setelah Aslan menyelesaikan kalimatnya, seorang dokter keluar menemui kami.

"Bagai mana kondisi istri saya, dok?!"

Dokter mengembuskan napas pelan, seolah berat memberi tau apa yang terjadi.

"Kami minta maaf. Pak, istri bapak tidak bisa kami selamatkan, beliau meninggal tepat setelah berada di rumah sakit ini."

"Apa yang kau katakan!" teriak Aslan mencengram baju sang sokter.

"Maaf pak, istri bapak telah meninggal akibat kangker rahim yang di deritanya. Dan kami juga minta maaf, putra anda tidak bisa kami selamatkan juga, ia meninggal bersamaan dengan ibunya."

"Pembohong! sejak kapan Dela memiliki kangker! aku tidak percaya! biarkan aku melihatnya!" teriak Aslan keras.

Teriakan Aslan menggelegar dan terus mencengram jas dokter, Aslan siap memberi tinjuannya jika tidak di tahan oleh beberapa dokter dan perawat. Dalam sekejap kekacauan terjadi di depan ruang ICU. Beberapa dokter mencoba menahannya. Seiring dokter menyuntikkan sesuatu pada Aslan, membuat ia berangsur-angsur tenang dan kehilangan kesadaran.

Aku terpaku pada pemandangan itu, otakku serasa kosong. Untuk sesaat aku tidak bisa berpikir jernih.

"Syila, hey hey hentikan Syila. Kau bisa membuat dirimu dalam masalah. Tenang oke."

Kings mencengram kedua bahuku mencoba mengembalikan fokusku.

"K--kings D--Dela ... Dela?" aku tergagap tidak tau apa yang harus ku katakan.

Ya Tuhan, wanita yang beberapa saat lalu baru saja memintaku merawat anaknya. Kini meninggal tepat di depanku. Bahkan bayi itu juga meninggal seolah ia tidak ingin meninggalkan ibunya.

"Dokter, bisakah aku melihatnya?"

"Bisa buk, tapi mohon tenang."

Kakiku perlahan melangkah memasuki ruangan Dela, dingin. Ruangan ini cukup membuatku merasa sendiri. Bahkan dingin sampai menusuk pada tulangku, padahal masih ada beberapa orang termasuk Kings di dalam sini, tetapi itu tidak cukup menutupi rasanya.

Aku menatap wanita yang sekarang terbujur kaku di depanku ini. Wanita maduku, aku melihat bibirnya tersenyum sangat cantik bahkan jika bukan karena wajahnya yang pucat. Orang pasti mengira ia tertidur. Entah mengapa sekarang aku merasa seolah aku yang salah berada di antara mereka. Aslan dan Dela saling kenal terlebih dulu dariku, mungkinkah aku yang merusak hubungan mereka?

"Dela,  munafik jika aku mengatakan aku tidak membencimu. Kau wanita beruntung yang mendapat kasih sayang Aslan, walau kau mengatakan jika ia mencintaiku. Tetapi rasanya aku hanya bagai mainannya. Ia tidak benar-benar mencintaiku. Terbukti ia begitu kehilangan saat mengetahuimu telah pergi. Aku sadar, aku tidak bisa menyalahkanmu atas semua yang menimpaku, tetapi aku juga tidak memungkiri ini karma karena kau juga mengambil jalan salah walau tanpa sengaja. Tetapi aku sekarang tidak memiliki alasan membencimu lagi," ucapku di depan jasadnya

Aku memaafkanmu Dela.

----NMT----

Malam Pengantinku Di Madu (NOVEL INI SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang