Teman lama

1.5K 76 2
                                    

Plagiat menjauh🔪

*****

Aku terkejut saat seseorang memanggilku. Saat aku menoleh, tepat di sampingku seorang lelaki tinggi tengah memegang keranjang bunga.

Wajah itu seperti familiar denganku. Aku mengerutkan kening mencoba mengingat wajah ini. Detik berikutnya aku terkejut saat mengingat senyum manis itu.

"Kings!!"

Aku tidak menyangka. Lelaki yang berdiri di depanku saat ini adalah kings. Lelaki kurus berkacamata itu kini tumbuh menjadi lelaki menawan, bahkan penampilannya jauh lebih baik sekarang.

"Ck, aku punya nama Syila berhentilah memanggilku dengan sebutan itu."

"Tidak. Aku menyukainya, dan apa yang salah. Namamu Memang Kings-kan?" aku mengerutkan kening. "Kings Aldebaro Benefit," lanjutku.

"Baiklah terserah, ngomong-ngomong mengapa kau menangis di depan makam?"

"Eh, hehe ... aku merindukan orang tuaku, tapi malah terbawa suasana."

Kings menatapku curiga. apa-apan dia, membuatku gugup saja.

"Ehkm. Kings, kau terlihat berbeda, lebih ...Tampan," ucapku mengalihkan perhatian.

"Hahaha, apa kau menyukaiku sekarang?" godanya

"Tidak."

"Keras Kepala, kau selalu menyangkal jika kau tidak menyukaiku."

"Ck, berlebihan. Tunggu. Sedang apa kau di sini?"

"Mengunjungi mantan camer."

"Ha?"

"Calon mertua Syila. Kau tidak gaul sama sekali."

"Di kuburan?" tanyaku bingung.

"Ya. Tapi sayang, aku belum dapat restu, anak mereka sudah menikah."

Aku mengerutkan kening mendengar jawaban Kings, mengapa itu terasa iya memberi kode untukku. Baiklah hentikan Syila, jangan berpikir yang bukan-bukan kau sudah memiliki suami.

"Ekhm. Kings, aku harus kembali. Aku tidak menyangka sudah terlalu lama di sini."

Aku tidak menunggu responya dan segera berbalik. Tepat saat kakiku baru saja melangkah. Tanganku di cekal. Aku berbalik melihat Kings

Deg.

Aku tertengun saat melihat netranya. Netra itu seolah penuh dengan kesedihan. Tetapi itu tidak bertahan lama, hanya dua detik setelah itu netranya kembali dengan pancaran bahagia.

"Bisakah aku mengantarmu?" tanyanya penuh harap.

"Eh, t--tidak, suamiku akan marah, kings."

"Ayolah Syila, hanya sekali."

"Baiklah."
***

Saat ini aku tengah duduk di dalam mobil Kings. Memang ia benar-benar sudah berubah aku tidak menyangka ia sekarang begitu kaya.

Tepat saat mobil ini memasuki pekarangan rumah. Aku melihat Mas Aslan dan Dela tengah berdiri di depan pintu.

Sedang apa mereka, apa menungguku? tidak mungkin. Setelah mengucapkan terima kasih pada Kings, aku segera keluar dan berjalan ke arah mereka. Lebih tepatnya aku ingin masuk.

Deg.

"Apa yang kau lakukan. Mengapa kau pergi. Apa aku menyakitimu?"

Pertanyaan dengan suara serak itu sukses membuat jantungku berdetak sangat kencang.
Aslan memelukku? Aslan memelukku! Ya tuhan! Apa aku bermimpi. Jika ia aku tidak ingin bangun. Sungguh pelukan ini sangat nyaman.

Mataku tidak sengaja melirik Dela. Wanita itu tersenyum, tetapi senyumnya penuh dengan kesedihan. Apakah itu karenaku?

----------NMT--------

Malam Pengantinku Di Madu (NOVEL INI SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang