Murka Aslan

1.6K 71 0
                                    

Plagiat menjauh🔫
***

"Apa yang terjadi?" tanyaku bingung.

"Dela hampir jatuh dari tangga. Untung aku datang pada saat yang tepat. Jika tidak aku akan membunuhmu!"

Aku terkejut untuk kedua kalinya mendengar teriakan Aslan. Tidak bisakah ia berbicara baik-baik. Sungguh itu sangat melukai hatiku.

"Kak Aslan! tadi Dela yang nyuruh Kak Syila. Itu salah Dela!" ucap Dela membentak Aslan.

Aku yang mendengar suara Dela menoleh pada wanita itu, untuk beberapa saat yang lalu aku melupakannya. Wajah wanita itu kini memerah seolah menahan tangis. Apakah ia menangis untukku? untuk apa? Aku tidak butuh belas kasihannya.

"Kau hampir jatuh dari tangga. Jika aku tidak ada apa yang akan terjadi, hah! Kau ingin membunuhku dengan kematianmu!?"

Ucapan Aslan sontak membuat jantungku berdetak lebih keras. Aku melihat wanita itu kini menangis sesegukan, dan suamiku memeluknya sambil sesekali mencium puncuk kepala wanita itu. Ia mencoba menenagkan Dela. Ya Tuhan. Sakit sekali, tidakkah ia lihat aku juga memerlukan pelukan menenangkan itu.

"Kaka ... jangan marahin hiks,  Kak syila, abmm."

Ucapan Dela terhenti saat suamiku mengecup bibir Dela, aku segera memalingkan wajah tidak ingin menyaksikan adegan yang akan membuatku tambah terluka. Jantungku terasa semakin sakit. Kemarahan dan rasa sakit seolah berlomba-lomba menguasaiku. Aku mencengkram plastik berisi seblak di tanganku. Ingin rasanya melempar seblak ini pada mereka sekarang.

Refleks kakiku berlawanan dengan hatiku. Aku berlari keluar dari rumah itu. Pikiranku kini tertuju pada makam ayah dan ibu.

Tepat saat aku berada di depan makam ayah dan ibu. Kakiku tidak kuat menompang berat badanku. Aku berlutut dan menangis di depan kedua makam ini.

"Ayah ... hiks, kau lihatkan. Putrimu sudah menikah t--tapi, tapi ia tidak bahagia. Pernikahannya sakit. Hiks ... apa yang harus aku lakukan ... aku, aku sangat mencintai Mas Aslan. Tapi ia tidak pernah menganggapku. Terlepas dari rasa sakit ini. Aku ingin menyusul kalian, sungguh sakit sekali hiks ayah ... Ibu ..."

Aku menangis sesegukan di depan makam itu. Hari ini untuk pertama kalinya aku tidak sanggup menampungnya lagi. Pernikahan yang baru berjalan beberapa hari ini sukses membuatku hancur.

"Syila ...?"

---NMT---

Malam Pengantinku Di Madu (NOVEL INI SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang