💫2💫

372 48 201
                                    

"Nis, aku mau tanya," ucap Sekar yang membuat Anisa meliriknya lantas bertanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nis, aku mau tanya," ucap Sekar yang membuat Anisa meliriknya lantas bertanya. "Tanya apa?" Anisa menggigit martabaknya sembari menonton televisi.

"Kau tak ada niatan kembali ke rumah?" tanya Sekar. Anisa terdiam yang membuat Sekar dan Aurel menatapnya dengan tatapan khawatir.

Anisa menghela napas lantas menjawab pertanyaan Sekar. "Gimana ya, aku sudah beberapa kali membahasnya dengan Arfan, tapi dia tidak ingin membahasnya."

"Maksudnya?" tanya Aurel dan Sekar sembari mengernyitkan alis.

"Setiap aku membahasnya dia pasti marah, menghindariku, tapi yang paling menyeramkannya Arfan ternyata ganas. Dia akan melahapku kalau membahasnya lagi, belum lama ini dia melakukannya karena aku membahasnya lagi dan dia sangat menakutkan," jelas Anisa dengan suara bergetar. Gimana gak takut, memori kejadian-kejadian itu masih terbayang-bayang bahkan membuat Anisa tak bisa tidur.

"Segitu menyeramkannya Arfan sampai membuatmu tak bisa tidur?" terka Aurel sambil menatap Anisa. Anisa mengangguk yang membuat mereka berdua tercengang.

"Gila."

"Iya, dia orang gila. Aku tak mau lagi berdebat dengannya mengingatnya saja membuatku merinding," timpal Anisa.

"Bukankah melakukan itu saat hamil gak baik? Aku gak nyangka Arfan sebrutal itu padahal wajahnya kayak orang bener," ujar Sekar sambil mengingat-ingat wajah Arfan seperti apa.

"Gitu-gitu dia tampan loh," celoteh Aurel. Sudah tabiat Aurel membahas cowok tampan apalagi seorang Arfan Mahesa, cowok blasteran yang memiliki reputasi di mana-mana bahkan menjadi incaran para cewek-cewek.

"Tampan-tampan gila," cibir Anisa yang membuat Sekar dan Aurel tertawa. "Aku serius, dia emang tampan, tapi aku tidak menyangka aslinya begitu licik," sergah Anisa sambil memayunkan bibirnya.

"Lumayan loh dapat suami kek Arfan. Latar belakangnya tidak usah dipertanyakan lagi, anak konglomerat, tampan, keturunan blasteran, bertanggung jawab, dan pintar. Idaman banget pokoknya kayak gak ada kekurangan," jelas Aurel sambil teriak-teriak tak jelas.

"Ditambah istri kayak kamu emang cocok deh kalian berdua. Sudah berasal dari keluarga konglomerat, besar bak pangeran dan putri, dan pokoknya gak kekurangan apa pun," lanjut Aurel.

"Iya, tapi itu dulu. Sekarang kami di usir seperti kisah putri dan pangeran terbuang hanya karena suatu kesalahan. Lalu, kau salah soal tak kekurangan," ucap Anisa yang membuat mereka menatapnya dengan penuh tanda tanya.

"Maksud kamu apa, Nis?" tanya Sekar. Anisa hanya tersenyum menanggapinya sembari menghela napas.

"Dari luar kami seperti hidup mewah dan itu benar, tapi itu hanya di luar. Di dalam banyak tekanan yang kami terima, terkadang aku ingin hidup normal seperti kalian dan lainnya, dan sekarang aku dan Arfan bebas dari tekanan itu. Aku berpikir hidup seperti ini tidak buruk juga, mungkin ini cara Tuhan menunjukkan jalan keluar dari neraka itu," jawab Anisa sambil menarik sudut bibirnya. Lantas ia mengelus perutnya dengan pelan yang membuat mereka berdua hanya tersenyum.

Our BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang