💫6💫

147 18 47
                                    

Bab kali ini merupakan flashback 5 bulan lalu sebelum pernikahan Arfan dan Anisa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bab kali ini merupakan flashback 5 bulan lalu sebelum pernikahan Arfan dan Anisa.

"Nisa," panggil seorang perempuan tengah berlari ke arah Anisa sembari melambaikan tangannya. Anisa yang merasa terpanggil pun menoleh ke belakang dengan wajah berseri-seri karena sahabatnya telah datang.

"Rosana!" Anisa menyambut Rosa dengan pelukan melepas rindu. Mereka tampak bahagia bisa bertemu kembali setelah liburan semester berakhir. Setelah berpelukan mereka berdua saling membagi cerita selama liburan ke mana saja. Anisa bercerita dia pergi berlibur ke Inggris menemui keluarga neneknya di sana, sedangkan Rosa bercerita dia pergi ke Palembang, pulang kampung. Rosana anak yang merantau ke Jakarta untuk kuliah dan Anisa adalah sahabatnya sejak masuk universitas bahkan universitas yang mereka masuki merupakan milik keluarga Anisa. Anak orang kaya memang beda.

"Nisa! Jangan main tinggal aja! Mentang-mentang dapat sahabat baru lupa sama sahabatmu yang syantik ini!" teriak seseorang sembari berlari ke arah mereka lalu ada seorang lagi di belakangnya.

"Dih syantik dari hongkong," ledek Anisa begitu mereka berdua sampai setelah berlari mengejar mereka.

"Apa yang dikatakan Anisa benar kamu sok cantik," ucap seorang perempuan dengan rambut bergelombang terurai sambil terkekeh pelan.

"Ih, Ayu. Aku gak sok cantik kan aku memang cantik," ucapnya sambil mengibaskan rambutnya dengan songongnya.

"Naya, kamu memang cantik, tapi Anisa jauh lebih cantik," ujar Rosa dengan bangga. Naya bungkam lalu beralih menatap Anisa dari ujung rambut sampai ke ujung kaki lalu ia mangut-mangut menyetujui ucapan Rosa.

"Kamu benar dan ku rasa cowok yang cocok dengan Anisa hanyalah Arfan," gumam Naya yang membuat semua mereka heboh, kecuali Anisa. Perempuan itu terlonjak dengan wajah tersipu malu.

"Arfan? Maksudmu, Arfan Mahesa? Putra sekaligus pewaris utama Mahesa group?" terka Ayu sambil membayangkan wajah Arfan yang dirumorkan tampan seperti pangeran.

"Iya, memangnya siapa lagi kalau bukan dia," tutur Naya dengan penuh percaya diri.

"Benar juga, Arfan kan dari keluarga yang tidak biasa latar belakangnya dan kalau keluarga Mahesa dan keluarga Rahman bersatu bakalan gencar ni satu kota karena anak mereka menikah!" pekik Rosa.

"Udah woi! Malu tahu kalian bahas gituan!" seru Anisa dengan wajah memerah saking saking nahan malu.

"Bahas apa?" Suara berat halus khas cowok memasuki panca indera pendengar mereka. Sontak antensi  mereka beralih menatap sosok yang berbicara.

Seorang cowok bertubuh tinggi, kedua tangan yang dimasukkan ke dalam saku celana, kulit yang putih, dan tatapan yang mengintimidasi. Anisa menelan salivannya karena sempat bersitatap dengannya lalu cowok itu mengulangi pertanyaannya, tetapi kali ini nada bicaranya lembut yang membuat Anisa kembali menatapnya.

Our BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang