03 : Before | 2 - 전에 | 2

212 47 18
                                    

"Bukankah kau sangat terlihat cantik aera?" kata seokjin yang sangat senang melihat aera memakai gaun pernikahan mereka bulan depan nanti. Aera pun hanya tersenyum kecil dan mengangguk, seokjin yang berdiri agak jauh didepan aera yang baru saja keluar dari kamarnya untuk mencoba gaun tersebut, akhirnya pun seokjin mendekati aera untuk ia peluk.

Seokjin memeluk aera dengan penuh kehangatan, begitu erat dan mendalam. "Kau akan segera milikku aera. Kita akan melewati semuanya apapun yang terjadi" kata seokjin sambil berbisik kepada aera ditelinga kirinya yang membuat jantung aera seketika berhenti berdetak.

Apakah mereka akan bersama? Mengingat bahwa keduanya akan menikah ia juga teringat malam tadi. Seorang laki laki bernama Jung Hoseok menawarkan sebuah pekerjaan? Bukan, tapi sebuah kesepakatan bersama yang dilakukan untuk memikirkan keutungan yang didapat.

"Seokjin?" tanya aera yang mendapatkan deheman dari sang kekasih, "hmm? Ada apa?" bukannya malah bertanya lagi seokjin malah mengeratkan pelukannya yang membuat aera ingin meringis. Ke hangatan yang diberi seokjin begitu sangat hanya sekali hingga aera ingin menangis.

"Kau ingin mengatakan apa sayang?" kali ini aera akan benar benar menangis kali ini jika kalau saja resikonya adalah harus berdusta.

"Kita benar benar akan bersama??... Bukan?"

Ucapan aera sangat terkesan ragu hingga seokjin mengerutkan keningnya dan membalikkan tubuh aera untuk mengadapinya kemudian menatap kedua mata yang berkilau itu dalam dalam "kenapa kau ragu? Kita akan bersama" kata seokjin mantap dan itu seketika membuat aera menjadi salah tingkah sendiri.

"Bukan itu maksudku... Karna ini adalah yang pertama dan terakhirnya dalam momen seumur hidup" kata aera sangat berdusta tapi itu sukses membuat seokjin tersenyum dan kembali memeluk.

Kepala aera terhempas tepat di d ada bidang seokjin yang sangat kuat dan aroma aroma maskulin dicampur aroma aroma lembut yang membuat aera bingung akan apa yang ia katakan selanjutnya.

"Kita sudah mempersiapkan yang terbaik, kita akan selalu bersama walau pernikahan yang sederhana tapi aku jamin kan pernikahan ini adalah pernikahan yang akan kita ingat sampai tua nanti" kata seokjin panjang lebar hingga aera meneteskan air mata samar dan menenggelamkan kepalanya untuk menutupi tangis samarnya saat ini.

"Semoga seokjin... Semoga saja"

-

Aera berjalan memasuki rumah sakit dan berjalan pelan di koridor rumah sakit dengan perasaan rindu yang ia bawa.

Ia kemudian mendekati salah satu pintu ruang rawat dan tanpa menunda ia langsung masuk dan disambut dengan suara suara alat medis yang menempel ditubuh seorang laki laki paruh baya yang tengah tertidur diatas ranjang dengan menutupi matanya dengan damai.

Aera dengan wajah bahagianya langsung mendekati laki laki paruh baya itu dan duduk disalah satu kursi untuk mendekatinya. Ia pun juga memegang tangan dingin laki laki itu dengan lembut.

"Appa... Bagaimana kabarmu?" tanya aera dengan senyuman yang memerka. Ayahnya tak menjawab mungkin sedang tidur dan tak mendengarnya "appa, kau tau aku akan segera menikah bersama seokjin nanti. Kau sangat bahagia juga, tapi aku ragu..." kata aera yang melihat mata yang tertutup dan beralih sebuah benda yang menutupi hidung dan mulut ayah nya yang berbentuk transparan berwarna hijau dan kemudian embun dari nafas ayahnya terlihat sangat jelas.

"Kau sedang tidur? Aku tau, tapi aku yakin kau bisa mendengarkan ku appa..." kata aera lagi dan kini ia mulai mengela nafas kasar dan mulai berkata lagi "aku sulit untuk memilih appa" kata aera lagi Hingga aera menunduk.

Tangan aera masih mengelus lembut tangan ayahnya yang dingin dan kembali berkata.

"Appa, malam tadi seorang laki laki datang dan memberikan ku sebuah pekerjaan, aku rasa" kata aera lagi dan ia masih menatap ayahnya yang terbaring lemas "dia ingin menbayarku dengan berlipat ganda. Asalkan aku menikah dengannya" kata aera lagi dan kali ini ia meneteskan air matanya.

Trapped Holy TiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang