21 : revealed? - 노출된?

61 15 4
                                    

Aku tau, kalian rindu aku kan?? Setelah bulan purnama.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

'...Pria berusia 30 tahun telah ditemukan tewas di sebuah club malam, kejadian itu membuat...'

"Siapa yang tewas?"

Tanya HoSeok yang penasaran ketika ia tak sengaja mendengar berita pagi ini ditelinga nya. Jungkook yang saat ini duduk menatap televisi milik HoSeok langsung menggelengkan kepalanya, Jungkook tidak terlalu memperhatikan televisi di depannya tersebut.

"Entahlah, aku juga tidak tau" singkat Jungkook yang kini menatap ponselnya.

"Itu berada di seoul?" tanya Aera kemudian yang datang membawakan makanan kecil untuk Jungkook. Yah, rasanya Jungkook adalah tamu. Bukan, tetapi pencuri yang seenaknya masuk kerumah orang lain, mungkin karena Jungkook sudah terbiasa bahkan HoSeok tak masalah, hanya saja Jungkook datang kerumah mereka diwaktu yang tidak tepat. Beralaskan bahwa rumah nya sepi, itu resiko yang harus dirasakan bila ingin tinggal dirumah sendirian.

"Iya, aku tidak tau dimana itu" timpal Jungkook lagi.

"Tunggu, aku seperti kenal dengan club itu" kemudian HoSeok datang dengan penasaran yang kuat ketika melihat televisi yang menyiarkan tempat kejadian perkara. Jungkook juga lantas menaikan kepalanya menatap televisi tersebut.

"Ohh, itu club Luxury. Siapa yang mati?" tanya Jungkook balik.

"Ahh, pemiliknya. Kenapa dia bisa tewas?" tanya balik HoSeok. "Jangan tanyakan padaku, saat kejadian sudah jelas aku tidur di kamarku" komentar Jungkook.

HoSeok yang menonton berita itu lantas berdiri ketika berita itu sudah enyah di siarkan di televisi nya "lama lama dunia akan punah dari manusia bila terjadi pembunuhan secara turut menurut" komentar HoSeok lagi yang mulai berdiri menaiki anak tangga mengambil jaz nya di kamar nya.

Jungkook yang mendengarkan hanya berdecih dan mulai berkata "kau tak sadar ingin melahirkan anak, sama saja kau mencegah kepunahan manusia".

-

Jennie berlari sekuat tenaga ketika ia hampir telat datang ke kantor pagi ini. Mungkin Jennie akan gila sebentar lagi. Ia tidak tau apa yang membuat Jennie terlambat, tetep rasa nya Jennie seperti akan menemui ajal nya sebentar lagi bilang tidak sampai tepat waktu.

Disaat yang bersamaan ketika Jennie turun Dari taxi memijak tanah sengaja sepatu hak tinggi nya ketika sampai ke tempat tujuan ia pun langsung berlari secepat kilat. Tetapi disaat itu lah Jungkook keluar dari pintu utama kantor bersamaan Jennie datang hingga kedua nya menabrak satu sama lain.

Bruukk!

"Ah, ma-maaf" Jennie tersandung hingga Jungkook sigap menangkap badan Jennie yang terburu buru terlihat dari wajah nya sangat tak tenang. "Hati hati" singkat Jungkook "maaf kan Aku, aku tidak sengaja" kata Jennie yang menunduk menyesal tetapi tak selang beberapa lama ia kembali berlari membuat Jungkook melihat aneh wanita itu. Padahal tidak ada yang aneh pada umum nya hanya saja ia merasa tidak beres dengan wanita itu.

"Aah, sudah lah. Apa yang kupikirkan?"

-

Seokjin lagi lagi mengajak Aera untuk bertemu, seperti ritual mereka bertemu di toko bunga seokjin.

Sejujurnya itu bukan lah masalah untuk Aera. Untuk apa mereka merasa tidak nyaman atas lingkaran pertemuan ini? Tak seperti biasanya.

Seokjin sudah memikirkan secara matang Dan tak ingin berubah pikiran atau menyesal sebelum terlambat "kau Sakit? Sedaritadi kau hanya menatap sedikit menunduk kosong" ungkap Aera ketika Seokjin tidak sadar bahwa diam nya sempat membuat Aera terheran heran.

Seokjin menggeleng pelan sambil tersenyum "tak Ada Aera"

"Lantas? Kau ingin mengatakan sesuatu? Kau seperti ingin membicarakan hal serius pada ku" tambah Aera kemudian.

Seokjin hanya bisa menyematkan jari jemari nya ke sela sela jari sambil merangkai kata yang pas untuk ia ungkap kan.

"Aku tau Aku sempat berharap kita akan kembali" timpal Seokjin kemudian. Aera pun menatap Seokjin tak menyangka. Ini diluar duga nya, ia tidak menyangka bahwa Seokjin menyangkut hal ini kembali. "Ku rasa tak Ada Salah nya kau mencintai nya sepenuh hati" Seokjin sedikit bertele tele tetapi ia sepenuh nya akan berbicara pelan pelan secara bertahap.

"Aku tau pernikahanmu bukan lah yang kita berdua ingin kan, bahkan mengakhiri rencana pernikahan kita bukan lah yang kita ingin kan juga. Tapi Aku tau Aera, mustahil diantara 2 orang di dalam satu rumah dengan status suami istri tak ada sepercik rasa cinta satu sama lain" jelas Seokjin.

Aera membuang wajah nya sebentar hingga ia menghembuskan nafas nya dengan Kasar.

"Entah lah, Aku tidak yakin akan hal itu sebenarnya. Aku bahkan masih berpikir demikian untuk memiliki anak bersamanya" kata Aera dengan tidak yakin nya. Seokjin yang menatap Aera pun hanya bisa terkekeh pelan sambil mengaitkan rambut ke sela sela telinga kanan nya.

"Cara kalian bertemu memang sangat tidak masuk diakal. Tetapi tanpa kalian sadar Dan kalian elak, kalian mulai memiliki perasaan dengan ingin kehadiran seorang anak diantara kalian".

-

Seharusnya Jennie bunuh saja pria yang Ada didepan nya ini untuk tidak bertele tele.

Bahkan Jennie akan pasti kan berita beberapa waktu lalu menyiarkan berita pembunuhan di club malam luxury berubah menjadi nama club malam Medley.

"Kau sudah memikirkannya?" Ucap Jennie.

"Aku tidak bisa menceritakan hal apapun tentang mereka berdua" jelas Jimin yang menatap Jennie yang malah menatap ke lain arah menatap danau dengan perasaan kesal Dan kecewa.

"Kalau Aku mengatakan hal ini pada malam itu mungkin berita akan menyiarkan pembunuhan di club Medley milik Ku. Bukan club malam luxury" Jennie menghembuskan nafas lagi ketika Jimin mengatakan hal itu. Seolah olah Jimin mengetahui apa yang ia pikir kan.

"Seharusnya Aku tak menanggung nya"

"Kenapa kau sangat ingin mengetahui tentang mereka? Apa kau tidak suka kepada mereka?" Tanya Jimin yang sangat terheran heran melihat Jennie saat ini. "Cih, Aku urusan mu?" Tanya Jennie menatap Jimin tak senang.

"Bisakah kau tak ikut campur urusan orang lain? Kau sudah berlebihan melewati batasanmu?!" Seru Jimin kemudian. "Apa Salah nya Aku ingin mengetahui nya?" Tantang Jennie yang menatap Jimin balik.

"Kau sedikit lancang, apakah kau ingin merusak hubungan mereka? Hubungan mereka sangat rentan. Kumohon Aku tak ingin masuk ke dalam masalah mereka apapun itu" pinta Jimin hingga Jennie pun tak paham "apa urusan mu? Kenapa membawa nama mu? Apakah kau Ada sesuatu dengan istrinya?" Pancing Jennie.

"Cukup!" Seru Jimin kemudian.

"Kenapa?" Tanya Jennie.

"Sekarang jujur lah kepadaku. Kita akan sama sama jujur bila ini bukan lah hal yang membuat kita terseret ke dalam masalah orang lain" ungkap Jimin kemudian.

Jennie pun lantas menghembuskan nafas pelan Dan pasti.

"Kalau kau tau. Berarti kau tau hubungan mereka Ada lah kontrak pernikahan. Kalau sampai mereka memiliki keturunan maka anak itu dan akhir hubungan mereka selalu menjadi perselisihan yang tak Ada ujung nya. Sebelum itu terjadi, dan sebelum Hoseok menyesal. Aku harus menghentikannya".[]

Sebenernya Aku banyak tugas dan sebab itu lah Aku g bisa up waktu deket Dan up nya pendek bngt :'

Trapped Holy TiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang