Part 4. Guru Baru

115 5 0
                                    

Sejak kehadiran Pak Rangga di kelas, Helena dan Betty mulai akrab lagi. Ia meminta maaf kepada Betty atas sikapnya selama ini menjauhinya.

Sang sahabat pun meminta maaf atas kejadian pada malam yang lalu saat ia kesurupan.

Helena pun meminta izin kepada Bu Laras agar Betty kembali bergabung ke kamarnya. Bu Laras mengizinkan, dengan syarat Betty mau memakai kalung pemberiannya.

"Kalung apa ini, Bu?" tanya Betty.

"Sudah kamu jangan banyak tanya. Pakai saja. Ini akan melindungi kamu dari arwah jahat," seru Bu Laras datar.

"Jimat maksud Ibu? Hiihii.. " sahut Helena terkekeh, lalu menutup mulut. Namun, akhirnya ia terdiam.

Wajah Bu Laras masih datar. Helena segera menyadari, itu pertanda bahwa Bu Laras tidak suka terhadap ucapannya.

"Maaf, Bu. Kalo gitu saya dan Betty kembali ke kamar."

***

"Assalaamu'alaikum semuanya. Apa kabar?" sapa Pak Rangga pada jam pertama di kelas.

"Wa'alaikumussalaam, Paaak," jawab murid-murid serentak.

"Sudah sarapan belum?"

"Belum Pak," jawab Faisal.

"Biasakan sarapan dulu, supaya otak kalian makin fresh dan siap menerima ilmu."

"Supaya enggak gampang kesurupan juga ya Pak? Haahaahaa ...." ledek Faisal sambil menengok ke arah Helena dan Betty.

"Kesurupan? Kenapa bahas kesurupan?" Pak Rangga mengerutkan alisnya.

"Itu Pak, Helena sering melihat roh halus, kalo Betty sering kesurupan. Haahaahaa ...." Faisal melanjutkan ledekannya, disambut sorak seluruh penghuni kelas.

"Ssstt, Faisal! Kamu jangan mengolok begitu!"

"Helena, apa benar kamu sering melihat roh halus?" tanya Pak Rangga.

Helena mengangguk malu.

"Betty, apa benar kamu sering kesurupan?"

Betty ikut mengangguk.

"Sekarang jawab pertanyaan saya. Apa kalian di sini sering mengaji?"

Helena dan Betty bertatapan. Mereka hanya bergeming.

"Jawab! Kenapa diam?"

"Boro-boro ngajii Paaak, solat aja Senen Kemis, Haahaahaa ..."

"Faisal, diam! Sekarang Saya tanya sama kamu Faisal. Apa kamu suka mengaji?"

Kini giliran Faisal yang benar-benar diam.

"Pantas kalau begitu. Saya baru mengerti, kenapa di kelas ini ada gangguan makhluk ghaib. Saya sangat menyesali kejadian yang menimpa almarhum Pak Gunawan. Akan tetapi, selama saya masih mengajar di sini, jangan harap kejadian itu bisa terulang lagi. Paham, semua?"

"Paham, Paaaak," sahut seluruh siswa di kelas agama Islam.

Saat jam makan siang tiba, anak-anak berpencar di sana-sini. Ada yang ke kantin, ada yang ke perpustakaan, ada yang main basket, ada pula yang tetap berada di kelas.

Pak Rangga yang baru saja menyelesaikan pelajaran agama Islam di kelas Helena, sibuk mencari musala. Kemarin saat pertama kali datang, ia mencoba salat di ruang guru. Namun kali ini, lelaki saleh itu penasaran mencari musala untuk salat bersama.

"Mang, maaf. Kalau mau ke musola di mana, ya?" tanya Pak Rangga kepada Mang Asep, petugas kebersihan di sekolah.

"Taah, didinya taah. Lurus wae, di samping perpustakaan pokona mah!" jawab Pak Asep sambil menunjuk ke arah perpustakaan.

Wanita Penunggu SekolahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang