"Kamu tahu? Aku bahagia sekarang. Apa yang aku harapkan selama ini, akan segera terwujud. Aku bahagia denganmu." ucap Danial.
Celin hanya diam. Otaknya sudah kusut memikirkan masalah yang datang padanya akhir akhir ini, dan kini ia tidak tahu akan berbuat apa.
***--__--***
"Okay, enough for me. Apa yang mau kamu katakan?" tanya Danial kepada Celin.
"I.. I dont know." jawab Celin yang masih sedikit tidak fokus akibat ucapan Danial.
"Maksudmu?" tanya Danial tidak mengerti.
"Aku lupa yang akan aku ucapkan, lagipula itu tidak penting. Ayo pulang." ucap Celin.
Celin lalu berdiri, hendak melangkah pergi. Namun, tangannya ditahan Danial. Danial menuntun Celin untuk kembali duduk.
"Semua yang ingin kamu katakan, itu sangat penting bagiku. Aku harus mengetahuinya." ucap Danial.
"Tapi aku lupa." ucap Celin gelisah.
"Kamu yakin tidak mengingatnya?" tanya Danial lembut.
"Iya. Sudahlah itu tidak penting juga, makanya aku melupakannya." jawab Celin meyakinkan Danial.
"Baiklah, aku tidak memaksa. Ayo kita pergi." ucap Danial.
Danial lalu bangkit berdiri diikuti Celin. Mereka lalu meninggalkan restoran cepat saji itu.
"Kamu ingin pergi kemana lagi?" tanya Danial.
"Tidak, aku ingin pulang." ucap Celin.
"Bagaimana kalau mampir ke cafe-"
"Aku ingin pulang, Danial! Ayolah, aku lelah." ucap Celin jengah.
"Baik, baik. Siap laksanakan, princess." ucap Danial.
Mereka masuk ke mobil Danial lalu mobil itu berjalan meninggalkan parkiran restoran cepat saji.
"Kamu nggak bahagia? Dengan.. proposal pernikahan kita?" tanya Danial dengan hati hati, takut Celin tersinggung.
"No, i'm happy. Tapi aku nggak lagi dalam mood yang baik, Danial." jawab Celin.
"Baik, sayang. Kita bicarakan itu dilain waktu." ucap Danial memahami situasi Celin.
Kamu terlalu baik..
*HMC*
Celin sudah mempersiapkan segalanya. Ia akan menjalankan rencananya malam ini. Ia butuh waktu berfikir. Ia tak sanggup menjalani semuanya.
Danial orang yang lembut, baik, perhatian, Celin berani bersumpah untuk itu.
Tetapi Celin memiliki alasan lain, alasan yang jauh lebih kuat dibanding cinta Danial. Celin tak pantas untuk Danial.
Celin butuh waktu untuk berfikir. Ia butuh waktu dan ruang tanpa Danial untuk bisa berfikir jernih. Ia tak bisa melibatkan Danial dalam masalahnya. Tidak bisa.
Danial terlalu baik untuk Celin, ia terlalu berlebihan bagi Celin yang.. Sudahlah.
Celin tidak bisa menerima Danial.
Celin membulatkan tekadnya. Ia mengambil satu buah kertas lalu menyimpannya di dompetnya. Ia mengambil segala data diri pribadinya dan ia mengepak bajunya.
Ia hanya Alcelin Alexandria, ia tidak bisa mengatur hidup sesuai kemauannya. Itu juga yang membuat dirinya terjebak dalam masalah ini.
Celin menyerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hold Me Close [END]
RomanceAlcelin Alexandria berteman sejak kecil dengan Danial Frans Cerbero. Bahkan keduanya memutuskan akan menikah saat mereka dewasa. Bertahun-tahun mereka saling bersama dan bergantung satu sama lain. Hingga setelah mereka dewasa, pernikahan yang mereka...