Love Story

13 5 15
                                    

Pandangan Danial tertarik pada ponsel Celin, sebuah notifikasi pesan masuk di ponsel Celin yang membuat ponselnya menyala dan menimbulkan suara.

Danial memincingkan matanya melihat notifikasi yang ada di ponsel Celin.

••••°°°°••••

A☺:
Bagaimana harimu setelah kembali dari jakarta?

Danial berpikir. A? Siapa A? Apakah Arabell? Sepertinya begitu. Danial menepis pikiran buruknya. Terakhir kali ia berpikir negatif hanya membawa kegelisahan tak berarti dalam dirinya.

Celin kembali dengan wajah lembab, tampak seperti habis mencuci wajahnya. Ia mengambil ponselnya, lalu membeku sejenak.

Celin menatap Danial ragu sebelum ia menekan-nekan layar Hpnya.

"Hallo, Arabell."

Tepat sekali. Pikir Danial.

"Hm. Aku sudah sampai."

"Dia? Ya dia mencariku. Ya.. Ya.. Tenang saja." ucap Celin tampak terlihat malas.

Mereka sedang membicarakanku, kah? Pikir danial.

"Aku sedang bersama Danial. Nanti kuhubungi lagi.. Baiklah.. Sampai jumpa." ucap Celin lalu mengakhiri panggilan itu.

"Maaf, aku harus mengabarinya." ucap Celin menatap Danial tak enak.

"Tak apa, tenang saja." ucap Danial santai.

"Sampai mana tadi? Oh ya aku cukup penasaran dengan harimu tanpaku, Dan?" tanya Celin terlihat penasaran.

"Biasa saja, tidak ada yang menarik seperti hariku denganmu. Aku hanya melakukan rutinitasku, dengan tambahan pekerjaan yaitu mencarimu." ucap Danial berbohong.

Dalam hatinya Danial tertawa miris, tidak ada yang biasa tanpa Celin dihidupnya. Bahkan sepertinya sebulan terakhir ini dia tampak seperti terkena disaster, benar kata Vanessa.

"Baguslah, aku juga mengkhawatirkan kamu dari sana." ucap Celin sambil tersenyum tipis.

Dengan alasan lain.. Sambung batin Celin tertawa sedih.

"Tidak apa, yang penting kamu sudah kembali ke sisiku. Aku jadi ingin mengikatmu ke jenjang yang lebih serius supaya kamu tidak menghilang secara tiba tiba lagi." ucap Danial setengah bergurau.

Celin menjawab permintaan tersirat Danial dengan gelengan sedih.

"Kita tidak bisa melaksanakan itu. Aku harus menyelesaikan beberapa masalahku terlebih dahulu." ucap Celin lirih.

"Masalah apa itu? Katakan padaku, Celin. Berceritalah." ucap Danial.

Celin tersenyum tipis, "aku tidak bisa mengatakannya." ucap Celin dengan lemah.

Danial memutuskan untuk tidak memaksa Celin. Ia lalu bangkit dan mengulurkan tangannya ke Celin.

"Ayo, hari sudah sore. Ayo kita ke apartemenku untuk menonton di cinema kecilku. Kamu mau?" tanya Danial yang langsung disambut Celin dengan hangat.

*HMC*

Celin menyandarkan kepalanya di bahu Danial sambil menatap serius layar cinema. Begitupun Danial, ia merangkul bahu Celin sambil menyimak jalan cerita.

Mereka berdua sedang menonton film 'Tangled', film kesukaan Celin yang pernah ia tonton puluhan kali dengan Danial namun Celin tidak pernah bosan.

"Kenapa kamu mau menemaniku menonton film perempuan, sih?" tanya Celin penasaran.

"Aku suka apapun yang kamu suka, karena aku menyukaimu." ucap Danial sambil menatap mata Celin.

Hold Me Close [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang