BitterSweet

15 5 6
                                    

Dan walpaper ponsel celin benar-benar membuat Danial membisu.

Walpaper ponsel celin berisi foto siluet pria dan wanita di pasir pantai, dan pria itu bukan dirinya.

••••°°°°••••

Jiwa penasaran Danial tertarik melihat foto itu. Ia merasa perlu mengecek ponsel Celin. Namun, Danial mencegah keinginannya. Bagaimanapun juga Celin memiliki privasi yang tidak bisa ia ketahui sembarangan. Lagipula, Danial percaya sepenuhnya pada kekasihnya itu.

Mungkin itu hanya gambar yang Celin curi dari web. Batin Danial berpikir positif.

Danial meletakkan kembali ponsel Celin lalu menunggu pemiliknya kembali.

Celin kembali dengan tangan basah yang dilap ke kain celananya.

"Kamu tidak terlihat menikmati film ini." ucap Celin yang membuyarkan pikiran Danial.

"Aku tidak perlu menontonnya, aku sudah hafal alur dari cerita ini." ucap Danial dengan wajah sombong.

"Oh ya? Setelah scene ini, apa?" tanya Celin menantang Danial sembari menunjuk scene dimana Flyn dan kuda putih menyebalkan itu berlari menembus hutan.

Danial mendengus, "tentu saja Flyn Rider akan bertemu dengan Rapunzel lalu mereka hidup bahagia selamanya di menara." ucap Danial percaya diri.

Celin menggelengkan kepalanya lalu menatap Danial kesal.

"Kamu sudah menonton film ini lebih dari dua puluh kali tetapi masih tidak hafal?!" ucap Celin kesal.

Danial rasanya ingin memutar bola matanya malas, sayangnya ia masih menghormati kekasihnya itu.

"Apakah aku harus menghafal alur film ini? Jika kamu bertanya alur film Finding Nemo mungkin aku bisa menjawabnya. Tapi aku bahkan tidak pernah serius menonton film Tangled." ucap Danial membela diri.

"Memangnya kenapa dengan Rapunzel? Katamu, kamu menyukai apa yang aku suka." ucap Celin kesal karena merasa dibohongi.

"Aku suka, tetapi suka bukan berarti aku harus menghafal setiap alur dan dialog film ini bukan? Lagipula kalaupun aku boleh jujur, film ini menghilangkan sisi machoku." ucap Danial mendumel.

Celin mengerucutkan bibirnya.

"Lalu ucapanmu tadi hanya gombalan manis saja?!"

Danial menghela nafas lalu menarik tangan Celin mendekat. Danial mendekap tubuh Celin.

"Kamu tahu didikan ayahku bukan? Kartun adalah hal terlarang setelah menangis dan boneka. Aku bahkan melanggar itu hanya untukmu, Celin. Jadi kuharap kamu jangan terlalu menuntutku untuk menghafalnya Celin. Lagipula kartun dibuat untuk dinikmati, bukan dihafalkan." ucap Danial memberi pengertian.

Celin menggangguk, mencoba mengerti Danial.

"Baik, aku salah. Maafkan aku." ucap Celin menyesal.

"Tidak apa." ucap Danial lembut.

*HMC*

Danial mengantar Celin pulang tepat ke depan pintu kamarnya. Danial melepas genggamannya lalu mengalihkan tangannya ke rambut halus Celin.

"Tidur nyenyak." ucap Danial.

Celin mengangguk lalu berkata,

"Kamu juga. Hati-hati dijalan. Terima kasih untuk hari ini." ucap Celin beruntun.

Tiba-tiba suara sepatu bersahut-sahutan terdengar menuju ke arah mereka. Arabell datang dengan wajah panik lalu menggenggam tangan Celin.

Hold Me Close [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang