Kini Danial, Alarick dan Celin tengah berada di perjalanan menuju kota lain di Inggris. Mereka memutuskan untuk tidak tinggal satu kota dengan orang tua Danial, itu terlalu berbahaya. Apalagi mengingat Danial yang menentang kedua orang tuanya.
"Ini gila! Bisa-bisanya orang tuamu berpikir hal gila seperti itu." ucap Alarick mendumel.
"Mereka memang sudah sinting semenjak mereka menikah." ucap Danial asal.
"Itu artinya kau juga memiliki gen sinting." sahut Alarick lalu tertawa.
"Apa yang akan kamu lakukan selanjutnya?" tanya Celin.
Danial menatap Celin sejenak lalu mengambil sebelah tangannya dan menggenggamnya.
"Aku akan keluar dari keluarga itu." ucap Danial.
Celin tertegun. Danial senekat itu untuknya.
"Bagaimana jika mereka tidak memperbolehkanmu melakukan hal itu?" tanya Celin.
"Maka aku akan memaksa, meski aku akan jatuh miskin sekalipun." ucap Danial.
Alarick tiba-tiba meletakkan telunjuknya di bibir, tanda bahwa mereka harus diam.
Alarick menarik benda seukuran kancing yang berada di belakang jok Danial lalu menujukkannya pada Celin dan Danial. Danial mengambil benda itu lalu membuka jendela mobilnya dan melempar benda itu begitu saja ke jalanan.
"Keluargamu memang sinting, mereka bisa-bisanya memasang penyadap di mobil ini. Untung saja aku pernah mempelajari teknologi seperti penyadap atau kamera mini." ucap Alarick.
"Tapi apa tujuan mereka?" tanya Celin bingung.
"Untuk mengetahui keputusanku dan langkah apa yang akan mereka lakukan selanjutnya." ucap Danial tenang.
"Maksudmu?"
"Untuk memutuskan, apakah mereka akan memusnahkanku dari keluarga itu atau mempertahankanku." ucap Danial ambigu.
"Kenapa begitu?" tanya Celin.
Danial tersenyum miring.
"Aku mempertahankanmu. Itu artinya mereka akan membuang anak tak berguna sepertiku." ucap Danial.
Celin masih tidak mengerti.
"Lalu?"
"Aku tidak tahu jelas apa yang mereka inginkan setelah mereka membuangku." ucap Danial.
Lalu setelah itu, hanya ada keheningan di mobil itu.
Satu jam kemudian, mereka sampai di salah satu kota di Inggris. Danial memesan hotel dengan tiga kamar disana.
"Istirahatlah, malam ini kita akan segera kembali ke Jakarta. Aku tidak ingin berlama-lama berada satu negara dengan keluarga aneh yang masih mengincarku." ucap Danial lalu melangkah pergi masuk ke kamarnya.
*HMC*
Malamnya, sesuai rencana Danial. Mereka bersiap untuk pulang. Celin sebenarnya tidak ingin meninggalkan Inggris tanpa menikmatinya, namun melihat Danial yang tampak gelisah dalam diam seharian membuatnya hanya bisa pasrah.
Mereka masuk ke mobil porsche itu dengan Danial yang berada di kursi pengemudi. Di sebelahnya ada Celin dan dibelakangnya ada Alarick.
Mobil porsche itu kemudian melesat menuju landasan jet pribadinya.
Namun, di tengah jalan, Danial merasakan keanehan di mobil porsche itu. Mobil itu seperti mulai melaju tak terkendali dengan sangat cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hold Me Close [END]
Lãng mạnAlcelin Alexandria berteman sejak kecil dengan Danial Frans Cerbero. Bahkan keduanya memutuskan akan menikah saat mereka dewasa. Bertahun-tahun mereka saling bersama dan bergantung satu sama lain. Hingga setelah mereka dewasa, pernikahan yang mereka...