"Tentang pria di foto itu.. Pria itu adalah Alarick Fernandez." lapor Nikolas.
***
Alarick? Batin Danial bertanya-tanya.
"Tempat dan waktunya?"
"Di bali, tepat beberapa hari setelah nona Celin menghilang." ucap Nikolas yang seakan memberi hantaman bagi Danial.
Danial mencoba untuk sekali lagi berfikir positif. Celin, gadis kesayangannya tidak mungkin melukainya sejahat itu.
Danial memilih kemungkinan lainnya, mungkin saja Celin memang kebetulan bertemu dengan Alarick di Bali pada saat mengurus butiknya yang bermasalah itu. Mungkin saja 'kan Celin yang sedang sendirian saat itu bertemu dengan Alarick lalu mereka mengobrol dan menjadi dekat.
"Siapa itu Alarick?" tanya Danial penasaran.
"Alarick Fernandez adalah arsitektur dari Nadrina Corp, sebuah perusahaan yang berjalan dibidang pembangunan perumahan dan gedung perusahaan. Nadrina Corp cukup sukses namun kekayaannya masih belum sebesar perusahaan ini." ucap Nikolas menjelaskan.
Jadi hanya orang sederhana? Batin Danial.
"Oke. Cukup. Terima kasih atas informasinya, Niko." ucap Danial.
Nikolas menundukan dirinya lalu melangkah keluar.
Haruskah Danial menemui Alarick untuk bertanya tentang hubungannya dan Celin? Danial bersumpah ia sebenarnya tidak enak melakukan hal ini, ini sama saja tidak mempercayai Celin dan mengekangnya berteman.
Hanya saja, jauh di lubuk hati Danial, ia memiliki sifat posesif yang dapat menggerogoti kewarasannya. Ia butuh jawaban pasti, bukannya hanya menebak atau memperkirakan.
Menjadi pemilik perusahaan sudah pasti membuat karakter Danial menjadi menginginkan kepastian informasi, bukannya berjudi dengan kebenaran. Danial juga posesif dengan apa yang menjadi miliknya.
Haruskah ia mengambil langkah lagi? Meskipun itu akan menyakiti Celin --secara tidak langsung-- karena Danial mulai tidak sepenuhnya percaya lagi padanya.
Danial frustasi. Tapi ia memutuskan untuk mengambil langkah sekali lagi,
Ia berusaha mempertahankan apa yang menjadi miliknya.
"Bisakah kau menjadwal pertemuanku dengan Alarick, arsitektur Nadrina Corp?"
*HMC*
Danial memutuskan untuk menghampiri Alarick hari itu juga. Untungnya ia memiliki jabatan tinggi sehingga ia dapat menyerobot agenda Alarick.
Danial diantar oleh resepsionis menuju lantai 4 gedung perusahaan Nadrina Corp. Setelah sampai di depan pintu ruang kerja Alarick, resepsionis itu mengundurkan diri.
Danial memasuki ruang kerja itu setelah mengetuk pintu beberapa kali, lalu netranya menangkap seorang pria berwajah blasteran.
"Wah, saya kedatangan tamu yang sangat terhormat. Silahkan duduk tuan Danial Frans Cerbero." ucap pria itu, yang diduga Danial adalah Alarick Fernandez.
Danial duduk di hadapan Alarick lalu berucap singkat, "terima kasih."
"Apa yang membuatmu datang kemari Tuan Danial Fra-"
"Cukup Danial." ucap Danial risih mendengar Alarick menyebutnya dengan nama panjang.
"Baik, Danial. Apa yang ingin anda bicarakan?" tanya Alarick.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hold Me Close [END]
Lãng mạnAlcelin Alexandria berteman sejak kecil dengan Danial Frans Cerbero. Bahkan keduanya memutuskan akan menikah saat mereka dewasa. Bertahun-tahun mereka saling bersama dan bergantung satu sama lain. Hingga setelah mereka dewasa, pernikahan yang mereka...