She's Back?

15 6 12
                                    

Pintu lift terbuka dan Danial melangkah menuju pintu apartemen Celin. Ia membuka pintu itu dan masuk ke dalamnya.

Tubuh Danial membeku, ia melihat keganjilan dari apartemen Celin.

••••°°°°••••

Danial melangkahkan kakinya dengan perlahan, ia mengedarkan tatapannya waspada pada sekeliling apartemen Celin. Ia panik karena apartemen Celin tampak sangat  berantakan, bahkan gucci kesayangan Celin tampak pecah berserakkan. Danial hanya takut ada pencuri yang berhasil membobol masuk apartemen gadisnya.

Tujuannya yang pertama adalah memastikan kamar Celin aman. Kamar adalah salah satu ruangan privasi Celin, jadi Danial berusaha menjaga kamar itu agar tetap rapih dan utuh. Sangat tidak menyenangkan jika begitu Celin kembali, kamarnya sudah kosong akibat dicuri.

Setelah sampai di depan pintu kamar Celin, Danial makin panik melihat kamar itu tidak tertutup rapat. Danial menyiapkan dirinya untuk berkelahi dengan tangan kosong, meskipun ia sadar itu adalah tindakan bodoh jika berhadapan dengan pencuri bersenjata.

Danial membuka pintu kamar Celin perlahan, tanpa menimbulkan bunyi apapun. Namun, saat melihat sosok itu, tangan Danial malah membuka kasar pintu kamar itu.

Brak!

Danial syok. Seorang gadis bertubuh mungil yang sangat familiar di matanya tampak menoleh dengan wajah datar dan lelahnya.

"Sedang apa kamu disini?" tanya gadis itu.

Danial kembali mendapat kendali atas dirinya. Ia segera berjalan cepat menuju gadis itu lalu merengkuh gadis itu masuk ke dekapannya.

"Ya Tuhan, aku merindukanmu, Celin." ucap Danial lalu mengecup kening gadis itu --Celin-- dengan penuh penghayatan.

"Aku juga." jawab Celin lalu balas memeluk Danial.

Setelah beberapa lama, Celin melepas pelukan mereka lalu kembali melipat pakaian bersihnya.

"Kemana saja kamu selama ini, hah?! Pergi tanpa mengabariku, menghilang begitu saja sebulan ini. Aku frustasi mencarimu kesana-kesini. Berpikir akankah kamu diculik dan sebagainya. Malamku kuhabiskan untuk mencemaskanmu!" ucap Danial menumpahkan kekhawatiran yang ia pendam selama ini.

Celin menegang sebentar. Ia membalikkan tubuhnya dan memegang rahang Danial lalu tersenyum lembut.

"Ada sedikit masalah di beberapa cabang butikku diluar negeri. Aku pergi dengan terburu-buru sehingga aku tak sengaja menjatuhkan ponselku setelah mendarat di bandara." jelas Celin.

Celin ingin melepas tangannya dari rahang Danial, namun Danial menahannya. Danial menatap Celin dengan sedih.

"Kupikir kamu marah padaku karena hubungan kita yang akhir -akhir ini mendingin. Maafkan aku yang tidak peka kamu memiliki masalah, bukan aku tidak perduli.. Hanya saja kamu tahu aku sedang mengurus perusahaanku yang sedang berkembang pesat." ucap Danial dengan lirih.

Celin melepas tangannya dari rahang Danial lalu kembali melanjutkan pekerjaannya.

"Aku mengerti. Lagipula kupikir bukan itu masalah utamanya." ucap Celin kemudian.

Hold Me Close [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang