#16

75 4 1
                                    

"RAYSA" ucap bebarengan orang itu di depan pintu .

Dan raysa meringis ketahuan sudah apa yang sudah ia tutupi selama ini .

" Erkan , royan , rega " seperti tanpa dosa raysa menyengir kuda .

" Ehh kalian kok bisa ada di sini " tampak wajah mereka seperti sedang marah .

" lo ngapain di sini " kata rega sambil mereka berjalan cepat .

Lalu tiba tiba erkan menarik raysa keluar dengan kasar raysa yang tak tahu letak kesalahannya pun memberontak .

" apaan sih erkan lepasin malu diliatin orang " erkan pun langsung melepaskan tangan raysa saat mereka di depan kafe .

Tak lama royan dan rega menyusul keluar dari kafe itu .

" emang lo kurang uang , gak cukup apa uang yang dikasih sama mama sama lo " baru kali ini erkan ngomong panjang sedangkan rega dan royan hanya diam sambil melihat saja .

" aku cuma mau mandiri tanpa harus bergantung pada orang lain " kata raysa sambil membalas tatapan tajam erkan .

" kalo gak cukup bilang biar gue yang ngasih " raysa kini tak percaya ternyata temannya sendiri membuat harga dirinya jatuh .

" aku gak butuh uang kamu , ini hak aku . aku mau kerja atau apa pun itu kamu gak ada hak buat ngelarang aku "

" dan aku juga akan pergi dari rumahmu , asal kamu tau erkan aku gak pernah memakai sedikitpun uang yang mama kasih ke aku semua itu ada di kamar aku , dan walaupun kamu gak ngasih aku uang aku pun gak keberatan " dan kini mata raysa memanas .

" wooh kak lo kelewatan , sya lo jangan dengerin ucapannya kakak gue sya lo boleh kok kerja tapi jangan tinggalin kita yah " dan raysa langsung memanglingkan wajahnya karna air matanya yang keluar tanpa permisi .

" maaf roy aku gak bisa " alhasil raysa langsung meninggalkan mereka .

Dan kini erkan menyesalinya ia hanya tak ingin raysa berusaha keras raysa memilikinya untuk meminta bantuan .

Namun keinginan erkan dengan perlakuan yang dia berikan memang untuk membantu raysa namun hanya penyampaiannya yang salah

Akhirnya hari sudah petang raysa keluar dari kafe dengan wajah yang lesu tadi erkan royan dan rega berusaha untuk membujuknya namun ia tak bisa selamanya menampung di kehidupan orang lain .

Raysa pun berjalan kaki sampai raysa hanya memandangi langit yang bercampur warna ungu gelap .

Lalu tak lama suara keributan motor yang saling menyahut membuat raysa langsung kaget .

Ia takut di ganggu anak geng motor apalagi ini menjelang petang ia pun memikirkan cara agar bisa sembunyi ia pun memanjat sebuah pohon rindang di pinggir jalan .

Dan tak lama suara motor itu kian dekat hingga mereka berhenti tepat di bawah pohon yang raysa panjat .

" aduhh... Pake berhenti disini lagi gak ada tempat lain apa " gumam raysa sambil liatin mereka .

" buset bro lo keren banget , mereka sampe ketakutan " salah satu dari mereka berucap sambil menepuk bahu seseorang .

" siapa dulu dong pemimpinnya kan reyhan " seketika raysa terdiam " reyhan , jadi dia anak genk motor sama kaya erkan " raysa pun bergumam lagi tak sengaja .

Kalung pemberian neneknya tersangkut ranting dan akhirnya patah dan jatuh mengenai kepala reyhan .

Raysa pun langsung melihat kalungnya yang jatuh ke kepala reyhan dan sekarang reyhan memegang kalung .

RAYSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang