"Besok ada waktu?"
"Nggak tau sih, belum pasti."
"Sibuk apa?"
"Bem."
"Kenapa sama Bem?"
"Ada mubes."
"Oh."
"Kali ini temenin gue ya, Gi? Kemarin pulang naik motor, ojolnya genit."
"Masih nggak bisa cantik. Aku panitia ja--.."
"Jadi bakalan sibuk? Oh, Bem lagi?"
"Iya, sori. Suruh temenin Wendy dulu ya?"
"Hm"
"Gi, Papih ngundang makan malam ntar. Lo jarang main ke rumah, sih. Jadi Papih nanyain terus."
"Tapi Rene, bentar malamnya pelantikan panitia lomba fakultas teknik. Aku kan Bem."
"Nggak bisa absen emang? Papih mau main sama lo padahal."
"Sori. Tapi janji hari lain."
"Oke."
Padahal pacar. Tapi Irene kayak nggak ada harganya lagi sekarang. Inisiatif sebagai cewek yang ngajak cowoknya itu langka, herannya Seulgi akhir-akhir ini selalu nolak ajakan Irene.
Dulu aja pas Irene jual mahal, cuek bebek ke Seulgi rasanya bakal bahagia banget lihat perjuangannya dia, cuma buat sekadar mau minta maaf. Pontang-panting sampe emosi, nggak jarang berantem besar. Bukan mereka selisih paham, tapi Irene mau lihat Seulgi segimananya dihubungan ini. Jadi Irene mau keras kepala, kegalauan Seulgi soal uringan udah nunjukkin Irene setidaknya berhasil.
Cuma kok aneh aja. Rasa hampir sebulan hubungan kayaknya hambar. Chat di hp udah stop sekitar dua minggu lalu, itu pun chat terakhirnya cuma nanyain Seulgi ada di mana. Telepon mah apalagi.
Mereka memang sih ketemu, tapi singkat. Ngomongnya jadi formal abis, kayak habis candaan. Seulgi juga kayak kurang fokus, notifikasi hp selalu bikin dia putusin obrolan terus pergi. Katanya urusan kampus, Bem.
Iya Irene tau Seulgi bahkan dari semester 1 udah gabung di Bem, tapi kesibukan dia malah muncak akhir-akhir ini. Seolah Bem bakal berhenti kalo nggak ada dia.
Irene kesel. Kangen Seulgi.
Entar kalo di telepon ngajak ketemu apalagi sore-sore gini, pasti dia banyak alasan. Jadi Irene nekat langsung ke fakultas teknik. Cariin kekasih hatinya.
"Loh, ini Irene kan ya?"
Irene sedikit kenal sama manusia tinggi di depannya ini. Pacarnya Chungha kalo nggak salah. Nayoung, si orang paling sibuk, yang biarin pacarnya habisin waktu sama pacar orang lain. Dia nggak tau aja sekarang udah ramainya tusuk belakang. Kalo udah keterusan, pasti Seulgi di salahin. Ngeri lah, Nayoung tinggi gede begini. Ketemu sama ceper Seulgi si tukang emosi.
Nggak tau siapa yang menang, tapi Irene nggak mau lah, si sipit kena masalah. Irene tuh sebenarnya cemburunya baik, Seulgi aja yang lihatnya negatif.
"Iya. Lo Nayoung, kan? Pacarnya Chungha nggak sih?"
Irene tuh serius, kaget banget saat Nayoung geleng kepala. Dengan senyum dia bilang, "Udah mantan sekarang wkwk"
KAMU SEDANG MEMBACA
That Should Be Me!
FanfictionSeharusnya Seulgi. Iya, Seharusnya dia yang bisa bahagiain Irene.