3. Into you (⚠️🔞)

9.1K 485 151
                                    

Before read, better also listen to "Into you" by Ariana Grande to catch the feel.
.
.
—————

"ASTAGAA, AKU LUPA JEMPUT YACHI DI KELASNYA!" Hinata segera membuka ponsel miliknya dan mengetik nomor Yachi untuk membuat panggilan. Tidak butuh waktu lama, Yachi segera mengangkatnya.

"H-halo? Yachi! Maaf! Aku lupa jemput kamu."

"Terus sekarang kamu di mana?"

"Ehm.. udah di rumah."

"Hhh.. yaudah gak apa apa Hinata. Aku juga udah dianter
kok."

"Sama siapa?"

"Ada deh."

Nada panggilan terputus terdengar, Yachi memutuskan sambungan teleponnya. Syukur Yachi tidak marah pada Hinata, malah ia terdengar agak senang? Entahlah. Mungkin karena dia diantar pulang oleh orang yang "spesial".

"Kamu nelpon siapa tadi?" Kageyama mendekati Hinata sambil mengambil bola voli yang Hinata pegang.

"Oh itu, Yachi. Aku lupa mau jemput dia tadi di kelas. Malah pulang sama kamu." Hinata tersenyum masam sedangkan Kageyama sweatdrop mendengar kalau Hinata meninggalkan temannya sendiri.

"Yaudah, kan kamu udah telpon dia. Sekarang kita latihan voli dulu yuk."

"Oke."

Sebelum berlatih, mereka melakukan pemanasan. Gerakan demi gerakan mereka lakukan supaya otot dan tubuh tidak kaget saat melakukan aktivitas fisik yang berat.

Saat sit up, Kageyama membantu Hinata menopang berat tubuhnya pada kaki. Lebih tepatnya Kageyama menahan kaki Hinata agar tidak ikut naik. Namun karena Hinata sangat "menggoda" dengan gerakan berulang seperti itu dan keringat bercucuran di lehernya. Kageyama sampai menelan saliva dan tidak berkedip saat memandangi Hinata.

"Kageyama? Kau kenapa?" Ucap Hinata , ia berhenti kemudian menangkup wajah Kageyama dengan tangannya tapi masih dengan posisi yang sama, bahkan kini kedua kakinya agak terbuka lebar.

"Eh, n-nggak apa-apa."

Setelah selesai pemanasan, Hinata dan Kageyama langsung berlatih voli. Mulai dari dasarnya.

"Kamu udah tau kan sikap dasar voli?"

"Udah dong, Berdiri dengan kedua kaki dibuka selebar bahu dan kedua lutut direndahkan sampai berat badan tertumpu pada kedua ujung kaki di bagian depan, kan?"

"Iya, coba praktekin."

Hinata segera membuka kakinya selebar bahu dan merendahkan kedua lututnya, namun karena kurang rendah, Kageyama menekan paha Hinata hingga ia sedikit menurunkan lututnya.

"Nah seharusnya rendahnya segitu, kalau kurang rendah, Nanti pas orang serve malah kena muka kamu. Nah, apa lagi yang kamu kurang mahir?"

"Hmm, itu anu. Aku kurang pandai kalau receive bola."

"Yaudah gini.."

.
.
.
.

Hampir sekitar 1 jam mereka berlatih tanpa istirahat, Hinata sudah terlihat lelah, keringat menetes dari leher ke tubuh Hinata. Kini kemeja putihnya tembus pandang karena basah oleh keringat.

"Hari ini sampai sini saja, Hinata. Kau harus istirahat."

"Baiklah, ayo masuk kedalam."

Hinata pun masuk kedalam diikuti Kageyama dari belakang, sungguh pemandangan yang memabukkan pikiran Kageyama. Kageyama duduk di sofa memperhatikan Hinata yang langsung membuka bajunya di hadapan Kageyama.

High School SweetheartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang