27. Sandcastles

769 118 11
                                    

while reading, it is suggested to listen to the song "Sandcastles by Beyoncé" in order to get the atmosphere.
.
.
.
"Iwaizumi san?"

Kageyama terkejut saat mendapati Iwaizumi tengah berdiri di depan pintu rumahnya, wajahnya merah. Giginya bergemeretak. ia sebenarnya tengah menangis. Kejadian itu sangat membuatnya terpukul.

Adakalanya saat Iwaizumi dapat merasa sangat lemah, dan mungkin itu hari ini. Ia bahkan mampu memperlihatkan sisi lemahnya pada Kageyama. Dari sekian banyak teman dan adik kelas yang dia kenal, hanya Kageyama yang sangat dia percaya.

"I-iwaizumi san? Ayo masuk dulu, di luar sini dingin."

Kageyama membukakan pintu untuk Iwaizumi, dan Iwaizumi hanya menuruti perkataan Kageyama.

Kageyama membawanya duduk di ruang tamu, dan Hinata masih mengintip dari balik pintu kamar Kageyama.

"Ada apa Iwaizumi san? Katakan padaku."

Iwaizumi menyeka air matanya yang masih berlinang di pipinya, kemudian dia bercerita tentang hal yang dilakukan oleh Oikawa dan Atsumu sebelumnya.

"Itu.. Iwaizumi san, kau tidak boleh panik dulu, mungkin mereka memang benar hanya berbincang?"

"Tidak mungkin! Oikawa hanya akan membawa orang terdekat dan yang dia percaya masuk ke kamarnya. Dan aku tidak pernah mengetahui ada orang lain yang masuk selain diriku dan pelayan keluarganya."

"Lalu apa yang sekarang mau kita lakukan?"

"Entahlah, aku sedang buntu saat ini."

Hinata yang juga mengintip menjadi geram dengan mereka berdua, cepat sekali Iwaizumi menyerah. Pikirnya.

Ia kemudian keluar dari kamar Kageyama lalu berbicara.

"Kau harusnya jangan memutuskan sepihak seperti itu! Iwaizumi san."

"Hinata!"

Iwaizumi yang tengah melamun kemudian tersadarkan.

"Kau? Kau omega yang sedang diincar Oikawa kan?"

"Hmm sepertinya, lalu dari cerita yang aku dengar. Sepertinya ada 2 kemungkinan, Iwaizumi san."

"Kemungkinan? Seperti apa?" Iwaizumi sedikit bingung dengan perkataan Hinata.

"Kemungkinan pertama, mereka berbincang about how to take me down, lalu kemungkinan kedua memang mereka sedang melakukan sesuatu dengan tanda kutip."

"Memang begitu dugaanku dari awal."

"Tapi tetap saja kau harus berbicara dengannya Iwaizumi san."

"How? I've walked away from him. There's now way i would comeback."

"Nah yang seperti ini yang aku tidak suka. Iwaizumi san dengarkan aku. Kalau kau memang menyukai sesuatu, kejarlah! Kejar dengan segenap kekuatanmu. Soal berhasil atau tidaknya jangan khawatir karena kerja keras tak akan menghianati hasilnya. You would never know how spicy it is unless if you try it!"

"Peribahasa darimana itu?"

"Buatanku sendiri, hehe.."

Hinata tersenyum, dan ya. Senyumannya memang sehangat matahari. Ia mencairkan suasana sedih atau gelisah, mencairkan gunung es yang kini tengah menghalangi hati Iwaizumi.

"Mhm, baiklah. Akan kucoba."

Perlahan ada sedikit harapan untuk Iwaizumi, menangis memang sedikit meringakan hati Iwaizumi saat ini.

"Ngomong-ngomong, kenapa kau bisa di sini? Di rumah Kageyama."

"Eh, itu Dia.. aku menyembunyikannya sementara di sini."

High School SweetheartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang