29. If it is you

818 111 4
                                    

while reading, it is suggested to listen to the song "If it is you by Rosé" in order to get the atmosphere.
.
.
.
"Kalian Kageyama dan Hinata, kan?"

Hinata dan Kageyama mengangguk, sebuah figur berpostur tinggi dan agak besar mendekati mereka dari balik pintu besar yang megah.

"Ah maaf aku belum memperkenalkan diriku, Aku Ushijima Wakatoshi. Salam kenal."

"Aku Kage-"

"Tidak perlu memperkenalkan diri, aku sudah mengetahui soal kalian. Kageyama Tobio dan Hinata Shoyo, Murid kelas 1-1B. Dan Hinata Shoyo adalah orang yang tengah menjadi target Oikawa. "

"Benar, aku minta tolong.."

"Baiklah Kageyama, aku sudah mengerti situasinya. Aku akan mencoba membantu kalian sebisa mungkin."

"Terimakasih Ushijima san."

.
.
.

Oikawa dan rombongannya masih mengelilingi sekitar stasiun dekat rumah Hinata.

"Idemu gila juga."

"Hm, ini yang aku maksud membunuh tanpa harus mengotori tanganku sendiri."

"Lagipula, kenapa sih kau mau melakukan ini? Kau bukannya sudah sejahtera?"

Oikawa memulai ceritanya, saat ia masih umur 15 tahun.

*Oikawa Tooru's Flashback.

Langkah semampainya kini tengah menyusuri hamparan taman mawar milik kakeknya. Oikawa memperhatikan satu persatu bunga mawar yang ada.

Seluruh jenis bunga mawar ada di taman itu, mulai dari yang putih hingga yang biru, bahkan ungu. Semuanya tertata rapih. Namun, ada satu kesamaan yang dimiliki seluruh mawar di taman itu, yaitu berduri.

Taman itu adalah salah satu tempat pelarian bagi Oikawa, hanya di tempat itu ia bisa mendapat sedikit ketenangan.

Di seluruh rumah yang sebesar istana itu hanya dapat terdengar suara teriakan Kakek dan ibunya yang berseteru juga beberapa barang yang terdengar pecah karena di lempar ke lantai.

Bahkan kadang bila Kakek dan Ibunya bertengkar begitu ekstrim, ia masih bisa mendengarkannya dari taman yang seluas halaman kerajaan inggris itu. Seperti saat malam ini.

Malam ini kakek dan ibunya bertengkar lagi.

"Di mana suamimu? Begitulah kalau memilih lelaki yang tidak jelas asal-usulnya."

"Aku kan sudah bilang! Dia bekerja! Dia harus pergi keluar kota, kenapa ayah tidak mengerti juga?!"

"Memang sepenting apa pekerjaannya sampai tidak bisa sekalipun menemuiku? Dari awal kalian menikah bahkan memiliki anak, dia tidak pernah menemuiku, lalu tiba-tiba membawa anak yang sudah sebesar itu. Kau datang hanya karena membutuhkan uangku bukan?"

"Ayah, sudah cukup. Kenapa ayah? semua yang aku lakukan di mata ayah selalu salah.. sebenarnya apa yang harus aku lakukan?"

Kakek Oikawa terdiam, ia berjalan perlahan ke dekat jendela yang mengarah langsung ke taman mawar yang kini ada Oikawa di sana.

"Kau adalah kesalahan yang lahir di dunia ini, tidak sepantasnya kau lahir, ibumu meninggal karena melahirkanmu."

Ibu Oikawa terdiam, tanpa disadarinya juga air mata mengalir ke pelipisnya, kini wajahnya memerah karena perasaan sedih dan kesal yang menjadi satu. Pikirannya kacau, ia tak dapat mengontrol amarahnya.

"Baiklah, aku akan pergi. Pergi sejauh mungkin sampai ayah tidak ingat kalau aku pernah ada di hidup ayah. Selamat tinggal, terimakasih untuk selama ini, Ayah."

High School SweetheartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang