Bidadari Badung [END]

12 - Terdampar

"Hei, bangun, dek."

Seseorang berpakaian suster membangunkan tidur Chika dan terbangun dari mimpinya. Chika mengucek - ngucek matanya.

"Maaf, aku ngantuk." Chika lalu pergi.

"Hei, kamu mau kemana? Ini udah malem?"

"Ngga tau," jawab Chika sedih.

"Tunggu. Saya ngga ngusir kamu."

Chika menoleh.

"Rumah kamu di mana?"

"Ngga tau," jawab Chika.

Si suster menarik lengan Chika supaya duduk lagi. "Kamu kalau mau istirahat di dalam. Di luar dingin. Banyak nyamuk."

Chika mengangguk.

"Kamu kabur dari rumah?"

"Iya."

"Kenapa kamu lari dari rumah?"

"Ditampar Kakak."

"Ya ampun kasian. Orang tua kamu namanya siapa?"

"Pak Badrun."

"Nama kamu?"

"Chika."

"Nama saya Tania. Panggil Kak Tania ya?"

"Iya.

Tania melihat tag name di baju Chika. Ada nama lengkapnya. Yessica Tamara.

"Kamu sekolah dimana?"

"Ngga tau." Chika menggeleng.

Tania melihat tanda lokasi sekolah di lengan baju Chika.

"Kamu kelas berapa?"

"Kelas 11."

"Ikut ke dalam yuk?"

"Ngapain?"

"Muka kamu kotor sekali. Kamu pasti belum mandi dari sore?"

"Belum."

Tania menggandeng Chika ke dalam ruang khusus perawat, ia menyerahkan handuk dan pakaian ganti ke Chika.

"Kamu mandi di dalam ya?"

"Iya, makasih."

Dua puluh menit kemudian, Chika selesai mandi dan berganti pakaian bersih. Wajahnya yang tadinya berdebu, dekil, dan berdaki, kini sudah cerah dan wangi. Pakaian seragam kotornya dimasukkan ke dalam kantong plastik.

"Makan yuk? Belum makan kan?"

Chika menggeleng. "Aku ngga punya uang."

"Saya yang bayar."

Tania menggandeng Chika ke kantin rumah sakit. Chika dipesankan nasi goreng dan teh hangat.

"Aku foto ya? Bolehkan?"

"Buat apa?"

"Foto kamu aku sebar biar orang tua kamu bisa ketemu kamu lagi."

"Aku takut pulang." Chika malah sedih. Ada genangan air mata.

"Kenapa?"

"Takut dimarahin Kak Vivi lagi." Chika mulai menangis.

"Ya udah kamu makan aja dulu." Tania mengelus punggung Chika.

Chika makan dengan lahap, karena sejak sore belum makan sama sekali. Tania membuat berita kehilangan Chika di twitter.