Namanya Viona Fadrin, biasa dipanggil Vivi kalo pas lagi lembut atau Badrun pas lagi galak, ngomel, dan marah. Di kelasnya dia dikenal sebagai cewek yang lembut, baik hati, tidak sombong dan rajin menabung di tabanas. Tapi kalo dia dibully, dihina, atau diledek, sisi tomboynya keluar dan berubah jadi Badrun. Cuma ga jadi ijo aja badannya kayak Hulk. Vivi ngga segan - segan berkelahi.
Beberapa kali jadi langganan dipanggil guru BK, orang tuanya sering dipanggil ke sekolah. Ngga Bapak, ngga anak sifatnya menurun. Suka nyeleneh.
"Bapak tau kenapa dipanggil ke sekolah?" tanya Walikelas 11A, Ibu Ana.
Pak Badrun menggeleng, "Kamu bolos, Vi?"
Vivi menggeleng sambil cemberut.
"Anak Bapak, Vivi berkelahi lagi di kelas. Ini sudah kesekian kalinya Vivi berbuat ulah."
"Oooh. Lah lawannya Vivi gimana, Bu?"
"Dia memar. Untung dia tidak menuntut Vivi secara hukum karena penganiayaan."
"Kamu kurang keras, Vi, mukulnya!" bisik Pak Badrun ke Vivi. Vivi tersenyum.
"Pak Badrun!"
"Eh iya, Bu. Maaf."
"Saya terpaksa menskors Vivi selama tiga hari. Jika Vivi mengulangi lagi perbuatannya, anak Bapak akan kami skors satu minggu." ujar Bu Anna menyerahkan sepucuk surat mengenai skors Vivi.
"Hanya tiga hari, Bu. Seminggu ya? Mau saya ajak liburan soalnya," Pak Badrun membuka surat dan membacanya sekilas.
"Pak Badrun! Jangan bercanda! Saya serius."
Vivi menahan tawa melihat kelakuan Bapaknya.
"Saya juga serius, Bu. Ibunya anak - anak ngajak soalnya."
Ibu Ana menarik nafas panjang dan memijit keningnya.
"Selamat siang, Pak Badrun! Saya sudah selesai!"
"Tiga hari atau seminggu, Bu?" tanya Pak Badrun saat hendak keluar.
"Yassalam...." Bu Ana mengambil obat sakit kepala.
Pak Badrun dan Vivi buru - buru keluar dari ruang walikelas sebelum dilempar sesuatu yang keras.
"Gara - gara apa sih, Vi? Kok gelut terus kamu toh?" tanya Pak Badrun sambil berjalan melewati koridor. Mereka hendak pulang.
"Yang mulai dia duluan, Pak. Ada cowok deketin Vivi. Padahal ngga ngapa - ngapain. Dia anggap Vivi temen, Vivi juga begitu. Ngobrol biasa aja tentang pelajaran, musik. Eh, itu si Mira tau - tau ngelabrak Vivi katanya ngerebut gebetan orang. Sebel!"
"Lha terus?"
"Vivi udah jelasin, si cowok namanya Jono juga udah jelasin cuma ngobrol aja. Eh, si Mira narik kerah baju Vivi. Trus dia mau nampar Vivi, ya Vivi tangkis. Pas Vivi yang tampar eh temen - temennya mau ngeroyok."
"Kamu ngga lecet kan?"
"Ya kena pukul dikit aja, Pak. Ngga kerasa. Temen - temen Mira ada tiga. Mau megangin Vivi, Vivi tendang duluan aja. Jatoh semua kesenggol temennya. Yang satu Vivi jambak, yang satu lagi Vivi toyorin kepalanya."
"Kamu ya sadis juga. Kamu ngga takut dikeluarin apa sih? Bapak nyekolahin kamu supaya belajar."
"Ya mereka duluan, Pak yang mulai. Kan Bapak pernah bilang, jangan mukul kalau lawan ngga mukul. Kalau dipukul ya bales mukul."
"Iya juga sih, ya jangan keseringan. Nanti kamu ngga naik kelas kasian Ibu kamu."
"Iya, Pak. Vivi janji."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bidadari Badung [END]
Fiksi PenggemarBingung mau nulis sinopsis nanti malah spoiler. Baca aja ya! 😂 Vikuy berlayar kapten! 😁