11 - Maafin Chika

1.4K 125 12
                                    


Vivi mau nelpon Chika tapi baru inget itu anak ngga megang hape. Namanya bidadari belum ngerti cara pake hape. Vivi nepuk jidat. Ia khawatir Chika diapa-apain sama Andrew.

"Aaah, shit!!" Vivi kesal sendiri.

"Kenapa, Vi?" tanya Mira yang juga hendak pulang.

"Si Andrews bawa lari adek gue. Tolongin, Mir rumahnya di mana? Gue takut adek gue diapa - apain." Vivi terlihat panik.

"Ya udah tunggu, gue tanya temen - temennya yang belum pulang."

"Iya, Mir. Makasih."

Vivi menunggu harap - harap cemas.

Di dalam mobil, Chika nampak santai semobil dengan Andrew.

"Chika mau makan dulu?"

"Makan apa?"

"Terserah Chika aja."

"Makan pizza aja yuk?" ajak Chika.

"Boleh."

Mobil Andrew pun meluncur ke resto pizza terdekat. Mereka memesan dua small pizza. Cukup untuk mengganjal perut siang itu.

"Chika pernah foto untuk fashion gitu?"

"Belum. Maksudnya gimana foto fashion?"

"Ya nanti cobain produk pakaian gitu. Chika pake baju itu trus difoto. Chika jadi model produk bajunya."

"Ooh. Ngerti. Baju apa?"

"Ya macem - macem. Karena Chika masih sekolah jadi baju anak - anak muda. Tapi nanti coba aja Chika difoto pake baju seragam, nanti liat hasilnya. Kalau suka dilanjut. Aku ngga maksa."

"Iya, Chika mau," jawab Chika polos.

"Eh, Chika suka pizzanya?"

"Suka. Enak."

"Nanti pesen lagi ya."

Chika mengangguk.

"Chika pernah punya pacar?"

"Pernah sih," jawab Chika sambil melahap pizza.

"Udah putus ya? Kasian banget. Padahal Chika kan cantik banget," goda Andrew sambil menerawang tanktop Chika yang berwarna pink.

Chika tersipu malu.

"Siapa pacar Chika?"

"Jono, kelas 11."

"Ooh si Jono itu. Aku kenal. Kenapa bisa putus?"

"Ngga boleh pacaran sama Kak Vivi."

"Oooo. Vivi perasaan sama - sama kelas 11. Kenapa manggilnya Kakak?"

"Ya aku disuruh manggil Kak Vivi."

"Oh gitu. Sodara sama Vivi?"

"Sodara?"

"Ngga ngerti sodaraan?"

"Engga," jawab Chika.

Andrew tertawa.

"Apanya yang lucu?" tanya Chika.

"Ngga, ngga ada apa - apa. Muka Chika lucu aja. Hahaha."

Chika lalu terdiam. Ia merasakan kegelisahan.

"Ndrew, boleh anterin Chika pulang?"

"Kenapa, Chik?"

"Anu, sakit perut." Chika pura - pura memegangi perutnya dan menahan rasa sakit.

"Aku anterin pulang yuk." Andrew menggandeng tangan Chika yang melangkah perlahan. Ia merasa iba melihat wajah Chika yang kesakitan.

"Aduuh..." keluh Chika sambil pura - pura meringis kesakitan lalu masuk mobil.

Bidadari Badung [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang