Setelah bel pulang berbunyi, Leon mengantar Jessy pulang.
"Makasih udah mau nganterin" Ucap Jessy saat sudah turun dari boncengan Leon "Sans aja"
"Oh iya, mau mampir gak? Kayanya kak Derick udah di dalem" Tawarnya yang di balas gelengen oleh Leon.
"Gak usah lain kali aja. Oh iya bentar malam jalan yuk?!" Jessy nampak berpikir sebentar kemudian menganggukkan kepalanya.
"Kemana?" Tanya gadis itu bingung.
"Bentar juga lo tau, jam 6 gue jemput. Ya udah gue balik dulu" Ucap Leon lalu melajukan motornya dari rumah Jessy.
"Gaje banget sih!"
***
Jessy tengah bersiap-siap, di liriknya jam dinding yang ada di tembok pink kamarnya. Waktu masih menunjukkan pukul 5:40.
Tin tin
Bunyi klakson mobil memasuki pekarangan rumah Jessy. Ia lalu turun kebawah. Di dapatinya Leon tengah bersandar di pintu mobil sambil memainkan hpnya.
"Tumben cepet?" Tanya Jessy. Leon meletakkan kembali hand phone di saku celananya. "Gak papa, biar pulangnya juga gak kemalaman"
"Ya udah berangkatnya sekarang aja" Ucap Jessy. Sebelum Jessy membuka knop mobil, terlebih dahulu Leon yang membukanya.
"Gak usah lebay kali, tangan gue masih lengkap" Kekeh Jessy. "Biar romantis aja" Leon mengedipkan sebelah matanya sedangkan Jessy memutar bola matanya malas.
"Jadi jalan gak sih ini?" Ucap Jessy yang mulai merasa kesal. Leon lalu memutari mobil menuju pintu kemudi.
Leon mengemudikan mobilnya di kecepatan rata-rata. Leon fokus menyetir mobil sedangkan Jessy menatap kearah luar melalui jendela mobil.
"Mau makan dulu?" Tanya Leon. Jessy lalu menoleh dan menganggukkan kepalanya riang. Leon yang gemas langsung mengacak rambut Jessy. "Gemesin banget sih!" Ucap Leon di sela kekehannya.
"Ih Leon jangan di berantakin, nanti rambut gue jelek!" Ia mengambil hand phone yang berada di sling bag nya. Ia membuka apk kamera lalu menampilkan rambutnya yang terlihat kusut.
"Tuh kan! Ish nyebelin deh!" Leon makin tertawa melihat Jessy yang menggembungkan pipinya. "Udah gak papa, mau rambut lo kusut kek, bau kek, jelek kek, gue tetap suka sama lo" Ucap Leon yang membantu merapikan rambut Jessy dengan tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya ia gunakan untuk menyetir.
Blush.
Pipi Jessy seketika memerah setelah mendengar kalimat yang di lontarkan untuk nya. Pipinya memanas."Apaan sih gaje tau gak?" Jessy memalingkan wajahnya dari Leon. "Ciee yang blushing" Goda Leon lalu menoel-noel pipi Jessy.
"Apaan, gak kali!. Tadi tuh gue pake blush on nya kebanyakan" Ia menepis tangan Leon dari pipinya.
"Halah gak usah boong deh lo" Leon masih setia menggoda Jessy tak terasa kalau mereka sudah sampai di resto.
"Bodo amat!" Jessy melepas sealt bet yang masih melekat di tubuh mungilnya lalu turun dari mobil Leon. Ia tak mau di goda terus oleh Leon, lama-lama mukanya nanti kaya badut ada merah-merahnya.
"Woy Jess tungguin!" Leon berlari menyusul Jessy namun badannya tertahan oleh sealt bet yang masih di pakainya.
"Ah siapa yang naroh lo di sini sih?!" Gerutu Leon sambil melepas sealt bet nya lalu mengejar Jessy.
Leon mengedarkan pandangannya mencari keberadaan Jessy. Namun, ruangan resto ini cukup luas hingga menyulitkan Leon untuk menemui gadisnya. Gadisnya?
Matanya tertuju pada seorang perempuan yang di carinya. Ia pun berjalan menyusul perempuan itu.
"Untung aja badan lo gendut, kalo gak puyeng pala gue muter-muter cariin lo" Ucap Leon lalu mendudukan bokongnya di depan tempat duduk Jessy.
"Hubungannya puyeng ama gendut apaan coba?" Jessy menaikkan sebelah alisnya bingung. "Yah badan lo gendut. Liat aja, semua pengunjung cewek badannya pada bohai semua. Dan kalo lo gendut gue jadi gampang ngenalin lo"
Jessy melototkan matanya tajam. "Gue gak gendut MONYET!!" Jessy memukul kencang lengan Leon alhasil ia meringis kesakitan.
"Awsh... aw aw udah Jess sakit nih awshh" Jessy menatapnya garang. "Nyebelin tau gak!" Jessy melipat kedua tangannya di depan dada lalu ia memalingkan mukanya dari Leon.
"Gue cuma becanda kali. Baperan lo ah gak asik" Leon berusaha membujuk Jessy namun gadis itu tetap merajuk. Dalam hati gadis itu terkekeh geli melihat usaha Leon untuk membujuknya.
"Gue beliin es krim deh habis ini" Jessy langsung menatap Leon dengan mata yang berbinar-binar. "Beneran?" Tanyanya memastikan.
Leon mencubit gemas pipi Jessy. Jessy kembali mengerucutkan bibirnya kesal. "Udah gak usah ngambek, gue beliin dengan tokonya sekalian kalo lo mau"
'Balik ngerjain ah!'
"Oke gua maafin" Ucap Jessy mantap.
"Ya udah kita makan dulu trus beli es krim" Jessy mengangguk lalu memanggil salah satu waiters di resto ini.
"Iya mbak, ada yang bisa saya bantu?" Ucap pelayan itu seramah mungkin. "
"Emm... saya pesen ramen, tteokbokki, dakbal sama jus melon" Ucap Jessy kalah santai yang membuat Leon cengo seketika. Gak mau cengo gimana, makanan yang di pesan Jessy itu makanan khas korea semua tapi rasanya pedes war biasahh.
"Gak, kita pesennya soto ayam, sate kambing, cumi bakar rica sama jus melon aja mbak" Ucap Leon, lalu pelayan tersebut menulis pesanan Leon di buku daftar.
"Baik silahkan tunggu sebentar mbak, mas" Ucapnya lalu melenggang pergi.
"Ih Leon gimana sih, gue udah lama gak makan tteokbokki sama dakbal tau!" Leon memutar bola matanya jengah. "Lo lupa tadi pagi lo sakit gara-gara makan apaan?"
Jessy terkikik sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Kan sekali-sekali bukan berkali-kali"
"Mau pilih tteoboki atau es krim?" Jessy mendengus sebal. Ia tak mau es krim di jadikan bahan taruhan, mau tak mau ia memilih es krim.
'Demi es krim!' Batin Jessy kesal.
"Ish iya iya gue makan aja makanan yang lo pesenin" Jawab Jessy pasrah. Leon tersenyum senang, pasalnya ia tak mau gadisnya sakit gara-gara salah makan.
'Bentar lagi jadi gadis gue ahihihi' Batin Leon.
Tak lama makanan pesanan mereka pun datang. Mereka memakannya dengan lahap hingga tak tersisa sedikitpun. Selesai makan, Leon menepati janjinya untuk membelikan Jessy es krim.
Leon menatap heran Jessy. Pasalnya gadis itu mengambil 10 kotak es krim wals.
"Jes lo yakin gak kebanyakan?" Tanya Leon. "Kenapa? Gak sanggup bayar?" Tanya Jessy menirukan gaya ucapan Leon.
Sedangkan Leon mendengus sebal. "Yah bukan gitu, lo jangan kebanyakan makan es krim apalagi ini udah malam, gak baik"
"Gak papa biarin" Jawab Jessy cengengesan. "Gini aja deh, gimana kalo lo ambilnya 2 aja, tapi nanti tiap hari gue beliin lo deh"
"Serius?" Tanya Jessy heran. "Beneran gue gak bohong" Jessy nampak berpikir sebentar lalu meletakan kembali 8 kotak es krim kedalam kotak asalnya. "Ya udah deh, biar bisa makan es krim tiap hari, mumpung gratis juga"
"Hm. Langsung ke kasir aja, gue masih mau ngajak lo ke suatu tempat" Jessy mengernyit bingung. "Kemana?"
"Udah gak usah bawel ikutin aja!" Ucap Leon lalu pergi meninggalkan Jessy.
"Ngeselin banget sih!" Umpat Jessy kesal. "GUA BISA DENGER JES!"
"Eh?!"
***

KAMU SEDANG MEMBACA
JESLEY
Fiksyen RemajaSeorang gadis cantik yang banyak menarik perhatian kaum adam. Sifat nya yang dingin membuat Leon sang ketua geng yang di takuti di Jakarta tak berhenti mengejar gadis itu. "Gue gak mau makan kalo lo gak suapin" "Tangan lo kan masih lengkap, makan aj...