Horor

4 1 0
                                    

Leon melajukan mobilnya di tengah padatnya ibu kota. Sesekali ia melirik Jessy yang tengah bermain hand phone nya. Tak terasa mereka telah sampai di tempat tujuan.

"Jess, lo mau gue gendong apa mau turun sendiri?" Tanya Leon yang sedang melepas sealt bet nya. Jessy yang merasa terpanggil menolehkan pandangannya menghadap Leon. "Udah sampe yah?"

Leon nampak melihat jam tangan kulit berwarna hitam yang bertengger manis di tangan kirinya. "Sekitar 2 jam yang lalu sih kalo gak salah?"

Jessy melotot tak percaya. "Kenapa lo baru kasih tau gue bege?" Ia melepas sealt bet nya lalu keluar dari mobil.

'Bioskop? Bisa romantis-romantisan juga dia tenyata' Batin Jessy saat melihat sebuah gedung besar bertuliskan 'Cinema' di depannya.

"Lo mau ngeram di sini?" Tanya Leon tiba-tiba yang membuat Jessy tersentak kaget. "Bisa gak sih ngga usah ngagetin? Seharian kaget mulu gue" Leon terkikik geli. Leon menggait tangan Jessy lalu berjalan memasuk biosko tersebut.

"Lo tunggu di sini, gue mau beli tiket dulu" Leon meninggalkan Jessy lalu menuju loket pembelian tiket.

'Kerjain ah, sekalian buat modus' Batin Leon hingga tersenyum-senyum sendiri membuat orang-orang yang melihatnya bingung.

Setelah membeli tiket, Leon kembali menemui Jessy. Namun tempat duduk Jessy terlihat kosong. "Loh, ni bocah kemana? Apa Di culik kali yah? Apa ke toilet?" Ucapnya menerk-nerka.

"Sorry udah nunggu lama yah? Gue tadi habis beli ini" Ucap Jessy sambil menunjukkan 2 buah popcorn yang di belinya.

"Gak papa, gue baru juga dateng. Ya udah, langsung ke dalem yuk! Bentar lagi film nya udah mau mulai" Ajak Leon. "Bentar, bentar. Lo pesen nonton apa?" Tanya Jessy sambil memicingkan matanya curiga.

"Udah, bentar lagi lo bakal tau" Ucapnya penuh arti.

'Kok perasaan gue gak enak yah?'

***

"HUAAAA MOMMYY JESSY TAKUUTTT!!" Teriak Jessy ketakutan. Pasalnya sekarang mereka tengah menonton film horor berjudul 'Danur'. Semua film yang berbau horor selalu di jauhinya, namun sekarang ia malah menontonnya.

"HUAAAA SETANNYA JELEKK!!" Refleks perempuan itu memeluk Leon tiba-tiba.

'Akhirnya! Ini nih dari tadi yang gue tunggu-tunggu' Batin Leon sambil membalas pelukan Jessy.

"Udah gak papa, gue ganteng kok. Lo bisa ngeliat muka gue bebas dan kapan aja" Ucap Leon sambil terus memeluk Jessy.

"Ih modus banget sih!" Jessy mendorong dada bidang Leon hingga menjauh dari tubuh mungilnya. "Ih enak aja! Orang tadi lo yang meluk gue duluan" Ucap Leon tak mau kalah.

"Lagian lo sih, siapa coba yang nyuruh pilih nonton film horor kek ginian? Gue takut ogeb!" Sebuah ide jahil kembali bermunculan di otak Leon.

"Jess itu hantunya di belakang lo!" Ucap Leon mendramatisir. "HUAAA LEON GUE TAKUTT!!" Sontak Jessy kembali memeluk Leon. Leon tertawa melihat tingkah konyol Jessy.

"Hiks...hiks...gu..gue..hiks tah kut" Leon yang menyadari Jessy yang tengah menangis langsung mengusap pelan punggung gadis itu. "Udah gak usah takut, setannya gue udah usir kok" Ucap Leon berusaha menenangkan.

"Be...hiks...neran..hiks?" Tanyanya sesegukan. "Beneran sumpah, kalo gak percaya coba ngadep belakang deh"

Perlahan Jessy membalikkan badannya. Ia bernapas lega saat tak ada siapa-siapa kecuali penonton lain yang tengah asik memakan popcorn nya. "Huftt untung aja" Ia menyapu pelan dadanya.

"Lucu banget sih, idungnya merah, matanya bengkak kek gitu" Leon membantu menghapus jejak air mata Jessy. "Gara-gara lo nih gue jadi kaya gini" Jessy mengerucutkan bibirnya sebal.

"Yah sorry, gue kan gak tau kalo lo takut nonton film horor" Leon menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Au ah sebel gue" Jessy kembali menatap layar monitor itu. Perasaannya sedikit was-was saat melihat seorang perempuan tengah di kejar-kejar hantu.

"Yakin nih gak mau peluk gue lagi?" Goda Leon sambil terus mengunyah popcorn. Bahkan Jessy sedikit pun tak menyentuh makanan yang di belinya tadi karena merasa takut.

"G..gak ma..u gue udah berani k..kok" Jawab Jessy sedikit gugup. Leon menoleh menatap Jessy yang kini tengah keringat dingin.

Ia menyeka keringat Jessy menggunakan tangannya. Sontak Jessy menoleh, membuat matanya dan mata Leon bertemu secara intens.
'Anjir, Leon kok sweet gini sih?'

'Cantik banget sih calon masa depan gue'

1 menit...

2 menit...

3 menit...

4 menit...

5 menit...

Hingga keduanya tersadar lalu memutuskan kontak mata mereka. "Sorry, gue cuma mau lap keringat lo doang" Ucap Leon yang sedikit merasa canggung.

"Iya gak papa" Balas Jessy tak kalah canggung.

Detik selanjutnya mereka kembali menikmati film yang di hidangkan di hadapan mereka. Meski sesekali Jessy teriak namun ia enggan untuk memeluk Leon lagi.

Tak terasa 2 jam waktu mereka habiskan untuk menonton film itu. Kini mereka sedang menuju jalan pulang. Terlebih dahulu Leon mengantar Jessy pulang.

"Thank Yon udah ngajakin gue jalan, yah walau lo sedikit ngeselin tapi gue suka kok" Ucap Jessy.

"Suka karena di ajak jalan? Apa suka sama yang ngajakin jalan?" Goda Leon. "Jangan mulai deh! Gue cape nih mau istirahat" Gerutu Jessy.

"Hehehe gak kok becanda doang, tapi kalo mau di seriusin juga gak papa" Leon terkekeh mendengar ucapannya sendiri. Jessy memutar bola matanya malas. "Udah lo pulang gih! Bye!" Jessy melepas sealt bet nya lalu turun dari mobil Leon.

"Besok pagi mau gue jemput gak?" Tanya Leon setelah menurunkan kaca mobilnya agar dapat melihat wajah Jessy.

"Gak usah, gue bawa mobil sendiri aja" Tolak Jessy. "Ya udah, gue jalan dulu. Jangan lupa mimpiin gue, bye!" Ucap Leon lalu melajukan mobilnya pergi dari pekarangan rumah milik Jessy.

"HALO EPRIBADEH!! JESSY PEMBAWA KECERIAAN PULANG!!" Teriak Jessy keras saat memasuki rumahnya.

"Dari mana?" Tanya Derick yang sedang menuruni tangga. "Abis jalan"

"Sama siapa?" Tanyanya lagi. Jessy memutar bola matanya malas, kakaknya memang raja kepo tingkat dewa. "Sama Leon. Udah ah gue mau tidur dulu. Night my prince" Ucap Jessy mengecup singkat pipi Derick lalu berjalan menuju kamarnya.

JESLEYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang