Chapter 1

465 66 16
                                    

"Lebih baik jomblo dari pada bucin"-Aji.

Laki-laki yang memakai kaus putih dipadukan kemeja biru yang sengaja tidak dikancing tampak fokus melihat layar handpone miliknya. Terdengar beberapa kali suara sorakan kala hero yang dipakainya memenangkan turnamen.

"Hai sayang."

Seorang perempuan datang dan langsung duduk di sebelah Aldo, cowok yang masih fokus ke layar handpone membuat perempuan tadi atau tepatnya Sarah kesal.

"Ihhhh Aldo, aku lagi ngomong tau," seru Sarah kesal.

Aldo buru-buru  mematikan handponenya dan keluar dari turnamen hingga membuat teman-temannya mendesah kasar dan terlihat kesal ke arah Aldo.

"Iya iya, nih aku udah matiin," seru Aldo cepat.

"Ahh, goblok. Padahal dikit lagi kita menang!" gerutu Aji, cowok yang berambut sedikit gondrong langsung berteriak heboh.

"Tau, gara-gara lo tim kita kalah. Sialan," tambah Jino.

"Udah, kalian tenang aja besok kita juga bakalan menang. Udah ya, gue mau pergi dulu bareng pacar gue," ujar Aldo langsung menggandeng tangan Sarah dan membawanya pergi dari sana.

"Gila ya tuh bocah, bucin banget," seru Aji .

Jino mengangguk. "Najis gue lihatnya," tambah Jino menyetujui yang dikatakan Aji.

"Kita main lagi, yuk. Gara-gara tuh monyet, kita kalah."

                      **********

"Aku mau beli ini ya, ini lagi, oh iya ini juga," kata Sarah sambil mengambil sepatu dan baju yang menurutnya sangat bagus.

Semua orang tampak berlalu-lalang di toko pakaian yang terkenal dengan kualitasnya ini. Sebagian orang ada yang hanya melihat-lihat atau juga hanya sekedar mencobanya saja, setelah itu mereka pergi dengan alasan tidak cocok.

"Iya, kamu ambil aja nanti aku yang bayarin. Apasih yang gak buat kamu," jawab Aldo menirukan kalimat-kalimat yang ada FTV.

"Ihhh, kamu lucu deh," ujar Sarah sambil mencubit pipi Aldo pelan.

Mereka menghabiskan waktu hanya berbelanja, berjalan-jalan dan makan. Sepertinya sangat membosankan untuk manusia yang tidak bar-bar.

Sarah tiba-tiba bergelayut manja di lengan kemar Aldo. "Kita pulang yuk, aku udah capek pengen tidur," ucap Sarah dengan manja membuat Aldo gemas dan langsung mengusap kepalanya pelan.

"Yaudah, yuk," jawab Aldo.

Mereka pergi meninggalkan mall tersebut dan langsung mengantarkan Sarah pulang ke rumahnya dengan selamat.

Selama perjalanan, Aldo masih saja memegang tangan Sarah erat seakan-seakan tidak memperbolehkannya pergi jauh dan sesekali menciuminya.

Mobilnya kini memasuki perumahan elit, dimana rumah Sarah berada. Aldo memarkirkan mobilnya di depan rumah besar milik Sarah.

"Kamu hati-hati, ya. Aku masuk dulu." Sarah mencium pipi Aldo dengan cepat dan langsung masuk ke dalan rumahnya.

Sebelum pergi, Aldo langsung menghubungi Jino dan Aji untuk ke tempat biasa mereka kumpul-kumpul. Mungkin Aldo ingin membalas kesalahannya tadi siang.

                         **********

Banyak orang tampak keluar masuk di dalam kafe, semua orang  sibuk dengan urusannya masing-masing.

"Lo habis dari mana tadi bareng si Sarah?" tanya Jino sambil meneguk es kopinya.

Aldo tersenyum. "Gue habis dari mall bareng Sarah dong. Emang lu pada jomblo."

"Jangan salah sangka dulu, Bro. Lebih baik jomblo dari pada bucin," sanggah Aji.

"Eh, bentar-bentar," Jino yang dari tadi menyimak tiba-tiba saja menyuruh mereka untuk diam. "Bukannya itu Sarah, ya," ujar Jino sambil menunjuk seorang perempuan yang dipeluk dari belakang oleh  laki-laki.

Mata Aldo sedikit menyipit untuk melihat dengan jelas. Dan benar saja, itu ternyata Sarah. Perempuan yang baru saja diantarnya pulang.

Buru-buru Aldo menghampirinya dengan dada yang sesak. Dia menepuk pelan bahu Sarah hingga dia menengok ke belakang, tepatnya ke arah Aldo.

"Kamu lagi ngapain?"

Aldo mencoba untuk tetap tenang walau rasanya air mata sudah menumpuk di pelupuk matanya.

"Eh, kamu ngapain di sini?" tanya Sarah balik. Dari wajahnya kentara seperti sedang kepergok.

"Aku kira kamu gak seperti cewek-cewek di luar sana  yang hanya ngejar hartaku doang, ternyata aku udah salah sangka sama kamu. Kalau kamu maunya sama dia, gak papa aku ikhlas. Cukup tau aja orang mana yang tulus cinta sama aku."

Setelah mengatakan itu, Aldo berbalik dan pergi hingga sebuah suara mampu membuatnya berhenti di tempat tanpa mau berbalik.

"Kamu pikir aku gak risih gitu. Kamu tau gak, aku risih banget sama sikap kamu yang sok romantis padahal bikin mual. Aku udah jijik banget sama semua ini. KALAU MAUNYA PUTUS YAUDAH, AKU JUGA UDAH MUAK SAMA SEMUA INI."

Semua orang yang berada di kafe tampak melihat ke arah mereka dan ada juga yang berbisik-bisik aneh mengenai hubungan mereka.

Aldo pergi dengan perasaan yang bercampur aduk antara kecewa, marah dan kesal. Dia mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi hingga hampir saja menabrak seekor kucing yang ingin menyebrang.

"Shit!"

Buru-buru Aldo keluar dari mobil untuk mengecek keadaan  kucing itu. Untungnya kucing itu baik-baik saja.

"Meeaauuu."

Kucing itu langsung menjilat-jilati tangannya dengan manis.

"Syukur baik-baik aja, yaudah ikut kerumah gue yuk."

Aldo seperti orang gila yang berbicara dengan kucing, tapi tanpa diduga kucing itu langsung mendusel-dusel ke arah Aldo seperti mengerti dengan ucapan Aldo.

Terkekeh, seakan-akan masalah yang dimilikinya itu hilang begitu saja. Dia kemudian membawa kucing itu di mobil dan menjalankannya menuju rumahnya.

Aldo sesekali melirik kucing yang berada di sampingnya dengan senyuman. Saat melihat mata indah polos kucing itu rasanya seperti damai dan beban seakan-akan sudah tak ada lagi.

Saat berada di rumah, Aldo langsung memandikannya dan memberinya makan layaknya seperti hewan peliharaan sendiri.

                       **********
                         TBC:
Aku lagi ikutan challange dan mudah-mudah aku bisa menang sih. Ini adalah pengalaman pertamaku nulis cerita fantasi dan tokoh utamanya cowok. Biasanya aku nulis cerita yang romantis dan tokohnya juga cewek. Maaf ya, kalau misalnya ada kesalahan dari cerita ini. Mohon koreksinya.

Jangan lula vote dan komenyah😊😊

Aldo: The Cat MAJIC [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang