"Mah, Aku berangkat dulu. Assalamualaikum," pamit Aldo.
Setelah kejadian yang lalu, kedua orang tua Aldo memutuskan untuk kembali tinggal di Indonesia. Mereka takut kejadian seperti hari itu terulang kembali lagi.
"Iya, Kamu hati-hati. Jangan galak-galak sama maba, Kamu," jawab Mamahya.
Hari ini, Aldo akan ikut serta dalam kegiatan ospek di kuliahnya. Dia dan sahabat-sahabatnya memang sudah kembali berkuliah. Tapi, mereka harus mengulang satu tahun kemarin. Dan sekarang ini, kedua sahabatnya sudah menunggu di depan pagar rumahnya. Mereka sudah bersiap-siap untuk menjahili para Maba di kampus Mereka.
Aldo berjalan menghampiri kedua sahabatnya, kaca mobil berwarna hita diketuknya hingga sang empu langsung membuka dan menyilahkannya untuk duduk di samping kursi penumpang. Saat semua sudah beres, Aji langsung melajukan mobilnya membelah jalanan kota yang begitu macet dan ramai.
"Gue gak sabar mau liat para Maba di kampus. Gak kebayang deh muka mereka yang kucel abis," kekeh Aji membayangkan wajah-wajah lucu mereka yang disuruh untuk memakai atribut yang terlihat bodoh.
"Kalo yang good loking mah, diapain juga bakalan tetep good, beda sama muka, Lu pada," seruh Jino dengan suara cekikikan.
Aldo dan Aji langsung menatap sinis ke arahnya. "Masih gue denger, belum gue sambit tuh mulut," ucap Aldo cukup pelan, namun mampu membuat Aji langsung kicep.
******
Mobil sudah terparkir rapi di parkiran khusus para panitia MOS. Dari luar jendela, Aldo melihat banyak para Maba yang berpenampilan aneh. Rambut yang diikat dua dengan pita berwarna-warni.
Mereka langsung turun begitu saja dan pergi menuju kantin."Pesenin sana!" seru Aldo kepada Jino.
"Ngapain gue pesenin. Mumpung kita lagi di acara ospek, mending jadi raja sebentar dulu," ujar Jino ddengan semangat. Memang manusia gak ada akhlak.
"Gue ngikut aja sih, asalkan itu gak merugikan gue," sahut Aji dengan santai.
Aldo menggeleng melihat kedua sahabatnya ini. "Gak rugi, Lo. Tapi, rugi di mereka."
"Bodoamat, yang penting perut gue kenyang tanpa capek mesanin," ujar Aji.
"Gak boleh gitu lah. Sebagai orang paling waras dari, Lo semua. Gue mau kasih ceraman nih," ucap Aldo yang langsung ingin menyampaikan sesuatu. Tapi, terpotong oleh Jino.
"Yaudah, kalo gitu, Lo, yang pesenin," ujar Jino.
Aldo menatap tajam ke arahnya, merasa kalimatnya terpotong oleh Jino. "OGAH!!" seru Aldo.
"Gak usah banyak bacot kalo gitu," ujar Aji dengan tenang.
"WOY, CEWEK YANG PAKE TULISAN 'AKU WARAS!!" teriak Jino dengan lantang. Semua orang yang mendengarnya langsung mencari sosok yang dicari itu.
Orang yang merasa terpanggil lantas melihat tulisan yang tersampir di lehernya. "Saya, Kak?" tanyanya sambil berbalik menatap ke belakang.
Aldo, Aji dan Jino tampak terkejut melihat wajah itu. Wajah yang sangat dibenci oleh mereka. Tapi, disisi lain, Aldo merasa kehilangan sosok itu. Sosok yang selalu membuatnya naik pitam dengan kepolosan wajahnya. Kini, wajah itu kembali muncul dihadapan mereka.
Perempuan yang dipanggil tadi langsung datang menghampiri mereka. "Ada apa ya, Kak?" tanyanya dengan sopan.
"A-nu, kenapa, Lo bisa di sini?" tanya Jino sedikit gugup saking syoknya.
"Maksudnya gimana, Kak? Saya gak ngerti," jawabnya.
"Lo, Fanderlia, kan?" tanya.
Perempuan itu menggeleng. "Tidak, Kak. Nama saya bukan Fanderlia. Tapi, Adelia," jawabnya.
Aldo tak bisa berkata-kata lagi. Kenapa wajah ini bisa muncul di hadapannya. Ia sungguh tak sanggup melihat wajah itu. Buru-buru dia langsung pergi meninggalkan mereka. Kakinya terus saja melangkah begitu saja tak tentu arah, hingga berhenti di taman belakang. Taman yang begitu sejuk dengan pohon besar yang ada di tengahnya.
Aldo langsung berselonjor duduk tepat di bawah pohon. Matanya menatap ke arah langit hingga tak sadar, air matanya jatuh begitu saja. Dari sekian banyak mantan yang pernah mengkhianatinya, rasa sakit di hatinya begitu perih. Tak menyangka, orang yang sangat di percayainya ternyata telah berkhianat darinya.
Tiba-tiba, sebuah kepulan asap berhenti di depannya, asao yang pernah Aldo lihat. Asap itu semakin terkepul hingga membentuk seorang wanita cantik dengan gaun biru tua di badannya.
"Halo," ujar orang itu.
Aldo yang merasa aneh langsung menatap sinis ke arahnya. "Kenapa lagi? Lo dari dunia majic? Gue udah hapal sama kemunculan, Kalian," ujar Aldo dengan tenang. Ia tak tahu, bahwa orang ini adalah Fanderlia.
"Kamu tak ingat dengan saya?" tanya Fanderlia.
"Ogah banget gue ingat, Lo. Kenal juga kagak," jawab Aldo santai.
"Ini aku Fanderlia," ucap Fanderlia.
Dunia Aldo rasanya ingin berhenti saja. Matanya terus saja memandang mata kucing milik Fanderlia. "Lo!!"
Fanderlia mengangguk. "Iya, ini saya. Saya ke sini cuman mau meminta maaf kepada, Kamu. Saya sangat merasa bersalah atas perbuatan saya selama ini. Dan sekarang ini, saya sudah menjadi penguasa di dunia saya. Nenek sihir kemarin sudah musnah," jelas Fanderlia. Pantasan pakaiannya begitu.
Aldo mengangguk mengerti. "Gue juga mau terima kasih sama, Lo, atas bantuan kemarin. Karna, Lo, gue bisa masuk dan pergi dari dunia Majic. Tapi, gue mohon jangan kembali lagi ke dunia ini. Gue gak sanggup ingat perbuatan, Lo itu ke gue," ucap Aldo.
"Di sini, saya cuman mau berpamitan kepada, Kamu. Saya janji, saya gak akan muncul di depan, Kamj, lagi. Tapi, saya mohon maafkan saya. Saya tidak ingin dibaluti merasa bersalah kepada, Kamu," ucap Famderlia.
Aldo mengangguk setuju. Mungkin, memaafkan Fanderlia, bisa membuat Aldo sedikit tenang. "Gue maafin," ujar Aldo akhirnya.
Famderlia yang mendengarnya langsung tersenyum cerah ke arahnya. "Terima kasih," ucap Famderlia dengan bahagia, "sebelum saya pergi, saya ingin berpelukan kepada kamu. Seperti, yang dilakukan manusia kebanyaka."
Aldo menangguk, Ia langsung merentangkan tangannya ke arah Fanderlia dan langsung memeluk tubuh ramping itu.
Setelah dirasa sudah cukup, Aldo perlahan-lahan melepaskan pelukan yang begitu nyaman di tubuhnya. Ia menatap ke arah Fanderlia yang tersenyum lebar ke arahnya hingga Fanderlia hilang bersama kepulan asap itu.
"Hhhhhhh."
Rasanya begitu lega. Kini, Aldo bisa hidup seperti semula tanpa terbayang-bayang dengan sosok Fanderlia. Ia ingin membangun kembali kisah cintanya bersama orang-orang baru dan dapat menikmati kehidupan bersama keluarganya.
"Sekarang, gue akan bangkit lagi," ucap Aldo pada dirinya sendiri.
"WAHAIII DUNIAAA!! GUE KEMBALI!!"
********
KAMU SEDANG MEMBACA
Aldo: The Cat MAJIC [END]
FantasyKisah cinta yang dikhianati membuat seorang Aldo atau tepatnya Rionaldo Arya Gutama sakit hati hingga Tuhan mempertemukannya dengan seekor kucing manis dan imut, kucing yang dapat berubah bentuk menjadi wanita cantik.Bilang saja itu mustahil. Tapi k...