13

830 88 10
                                    

Para idol termenung, sementara Hana yang masih berlumuran darah mendengus sebelum ia mengelus kepala Yami yang bergelung manja.

"Dasar mulut ember," ejek Hana. "Yami, kau masih lapar? Jika, ya aku akan memberimu daging,"

"Aku kira..orang yang mati itu adalah Hana," ucap Tamaki membuat Hana mendelik.

"Kau benar-benar bodoh! Jika, aku mati..lalu yang sedang berdiri di sini siapa?! Hantu? Cih, dasar orang bodoh," sarkas Hana.

Hana berpaling. Mendekat ke arah tas dan mengambil gergaji. Ia menghidupkan gergaji. Mengarahkannya ke alat gerak bawah mayat itu membuatnya terlepas dari tubuh.

Ia mengambilnya dan mendekat ke depan kaca dimana ada Hades di dalamnya. Ia pergi menaiki tangga dan melemparkan kedua potong kaki itu kepada Hades.

"Yosh yosh.. makan yang banyak buaya manis," ucap Hana.

Meongg

Yami mengeong. Suara melengking membuat Hana tertawa kecil sebelum turun dan kembali mendekati Yami.

"Wah..sepertinya, ada yang cemburu ya?"

"Yah, contohnya kau lihat sendiri,"  Ken menunjuk Hana sebelum pergi mendekat ke arah Riku dan Sogo yang masih sibuk sendiri.

Ia ikut berjongkok dan bertanya,

"Kalian membahas tentang apa?" Keduanya menoleh.

"Ken-nii, Sogo-san menyuruhku untuk tak membunuh yang satunya!" Adu Riku menunjuk Sogo membuat salah satu alis Ken terangkat.

"Bukankah itu memang benar, Haru? Kau kan sudah mendapat jatah,"

"Ish, bukan itu! Sogo-san ingin kita tak melakukan apapun kepada orang terakhir!" Ken mengerutkan kening tak paham.

"Loh kenapa? Bukankah, kau mengijinkan kedua orang itu dibunuh? Kenapa yang terakhir tidak? Bahkan, aku sama sekali belum bermain akibat Haru yang terlalu banyak cerita-Akh! Haru berhenti memukulku!"

"Biar saja!"

"Aku mengijinkan kedua orang itu dibunuh karena mereka membuang masakan spesial yang aku masak untuk kalian..benar-benar tak dapat dimaafkan," ucap Sogo dengan aura gelap.

Meskipun dalam hati, Riku dan Ken bersyukur.

"Sogo-san..kau tau? Orang terakhir di sana..dia menghina saus tabasco," fitnah Riku.

"Ayo bunuh dia!" Sogo tiba-tiba berdiri.

"Sogo, kau sudah tak keram??" Tanya Ken namun, tak dijawab. Sogo telah dikuasai aura gelap. Ia mengambil pisau hendak menusuk orang itu sampai sebuah suara menginterupsi.

"Sou-chan..kau pernah datang ke rumah Rikkun??"

"Tentu saja pernah! Aku dan Sogo-san telah bertemu jauuuuuh jauh sebelum para member idolish7 bertemu. Jadi, bagaimana mungkin ia tak pernah ke rumahku?"

"Riki-kun..kita bertemu hanya 2 bulan lebih awal,"

"2 bulan berapa hari, Sogo-san?"

"Sekitar 60 hari,"

"Berapa jam?"

"Eum..1440?"

"Berapa menit?"

"Banyak,"

"Berapa detik?"

"Sangat banyak,"

"Itu artinya kita sudah lama kenal Sogo-san!"

"Hah?" Sogo tak paham.

"Kau mengajak seseorang yang baru 2 bulan kau kenal ke rumahmu, Nanase-san?" Tanya Iori.

"Eum..ya. Tapi, Sogo-san itu berbeda! Aku mengajaknya ke rumah karena ia menjual banyak hal menarik!" Ucap Riku semangat sembari mengeluarkan sesuatu.

Itu..tas yang pernah Tenn dan Gaku serta Sogo lihat di taman. Riku membukanya. Memperlihatkan sebuah action figure.

"Itu bukankah hadiah untuk Ten?" Gaku bertanya.

"Eh? Untukku Haru??" Mata Ten berbinar. Apalagi setelah Riku menekan sebuah tombol tersembunyi menimbulkan suara.

Tit

Action figure itu menghilang. Digantikan oleh sebuah pisau besar bergerigi membuat Ten terlonjak senang.

"Ini..salah satu barang menarik yang aku beli dari Sogo-san," ucap Riku.

"Sou...kau menjual senjata-senjata berbahaya seperti itu?" Kini Yamato yang bertanya.

"Ah, iya! Kau mau beli, Yamato-san? Aku punya yang dalam bentuk kaleng bir! Dapat berkamuflase dan bersinar dalam kegelapan. Memiliki garansi 2 tahun. Harga murah meriah, barang terbatas," tawar Sogo.

"Tidak. Aku lebih suka kaleng minuman asli daripada jadi-jadian," tolak Yamato.

"Eum..Sogo-san? Kau tak jadi membunuhnya?" Tanya Riku membuat Sogo tersadar dan kembali ke dalam mode gelap.

Dia kini telah berada di depan orang itu. Merobek mulutnya tanpa rasa bersalah. Menjahitnya. Merobeknya kembali. Jahit lagi. Lalu robek. Lalu jahit. Begitu terus sampai yang lain bosan.

"Antena, kau orang yang membosankan ya," ucap Hana. Membuat kegiatan Sogo terhenti.

Aura gelapnya tergantikan oleh aura suram. Sogo pundung dipojokkan sambil menulis-nulis sesuatu menggunakan jarinya.

"Aku membosankan aku membosankan aku membosankan membosankan membosankan membosankan membosankan membosankan orang yang membosankan," gumamnya membuat Hana berkata kepada Riku.

"Haru...sepertinya beberapa skrup dari otaknya lepas," Hana membuat Sogo semakin pundung.

"Cepat kau urus dia Haru!" Titah Hana membuat Riku menghela napas kemudian, berjalan mendekati Sogo.

Tepat di belakang Sogo, Riku menjulurkan tangannya ke depan. Dengan sebuah pistol di genggamannya.

Dor

Riku menarik pelatuk pistol itu. Menembakkan peluru ke arah Sogo yang memang mengenai tubuh pemuda berantena itu.

"Eh?.........Riku-kun...kalau begitu aku mati dulu ya," ucap Sogo ambruk.

"Hum..selamat mati Sogo-san,"

'Ada yang aneh!' Batin semua orang di tempat itu.

Dan benar saja.
Mereka berdua..
Sogo dan Riku..
Melupakan dialog mereka.










"CUT!"

THE END
Hai lagi teman-teman!
Cerita ini sudah tamat! Yeay!!
Tapi, chap ini pendek ya^^
Maaf kalau kalian kecewa dengan endingnya yang mengecewakan!
Soalnya ini pertama kalinya author bikin ending!
Kalau kecewa hujat aja Gaku!

Gaku: Woi thor! Apa-apaan?!

Loh, Gakunya ada di sini!
Author pamit dulu teman-teman!
Maaf juga kalo typo
Dadah!

Don't Know //Nanase RikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang